Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Dr Johan TP: Wisma Atlet Pacitan Penuh, Pemkab Harus Segera Cari Solusinya

2 min read

INTIPOS | PACITAN – Dengan semakin bertambahnya kasus positif covid 19 di Kabupaten Pacitan yang melonjak secara segnifikan membuat rumah singgah atau Rumah Katantina di Wisma Atlet mengalami over load, Karena belum ada satu bulan di awal tahun 2021 ini, pasien covid sudah lebih dari 600 orang walau di imbangi dengan kasus yang sembuh.

Menurut Pengelola Rumah Kanrantina Covid di Wisma Atlet dr.Johan TP mengatakan, dari 45 kamar dan 2 hall yang ada di wisma atlet di isi 103 pasien itu sudah dengan pendamping, jika terus bertambah maka harus ada solusi untuk tempat karantina baru.

“Gugus Tugas sudah mencarikan solusi untuk tempat karantina baru, namun semua butuh proses, sehingga harus ada kerjasana dari masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19 di Pacitan dengan tetap patuhi prokes,”ujar dr.Johan saat di temui pewarta, Senin (25/01/2021).

baca juga : Gubernur NA : Banyak Bantuan Diberikan Pemprov Sulsel, Tapi Pembangunannya Tidak Tuntas

Lebih lanjut Johan mengatakan, Jika belum ada solusi untuk tempat katantina baru, salah satu jalan adalah karantina mandiri di rumah, namun harus sesuai dengan protap yang ada.

Baca Juga  Polres Pakpak Bharat Laksanakan Bhakti Kesehatan di SD Negeri 030413 Salak

“Kami harapkan jika memang belum ada solusi untuk rumah karantina, kita harapkan masyarakat bisa menjalani isolasi mandiri sesuai SE Bupati yang di tebitkan, namun pasien harus patuh, terutama mengikuti protap saat isolasi mandiri dengan menggunakan kamar sendiri, seluruh kebutuhan makan-minum harus tersedia dan dipisahkan dengan keluarga lainnya,”tambahnya.

Di lain pihak, Johan juga menambahkan, untuk mendorong karantina mandiri di rumah bagi orang tanpa gejala (OTG) diakuinya memang masih menjadi problem bagi penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan, Sebab tidak ada jaminan yang bersangkutan tidak akan melakukan aktivitas di luar rumah.

“Pastinya jika karantina mandiri semua pihak harus bisa bekerjasama baik pasien,lingkungan, RT/RW Babinsa,Bhabinkamtibmas, Desa juga petugas kesehatan saling bersinergi. Kita tidak memungkiri, bisa jadi pasien karena merasa bosan, harus menjalani karantina mandiri di rumah, akhirnya penderita pun menjadi leluasa beraktivitas di luar rumah. Sehingga akhirnya justru meresahkan para tengga yang ada di lingkungan, ini yang perlu di antisipasi,”tegasnya.

Baca Juga  Polres Pakpak Bharat Laksanakan Bhakti Kesehatan di SD Negeri 030413 Salak

baca juga : https://siberindo.co/25/01/2021/soal-aliran-dana-dari-luar-negeri-ke-fpi-pkb-kedepankan-asas-praduga-tak-bersalah/

Terkait di dirikan tenda di lingkungan wisma atlet, Ia menegaskan jika tenda itu hanya sebagai tempat transit saja, dan bukan untuk pasien, karena jika ada pasien yang pulang ruangan harus steril baru bisa di tempati

“Jadi tenda tersebut hanya untuk transit saja, karena tidak layak jika untuk pasien di tempat seperti itu, karena prosudurnya jika pasien keluar dari wisma atlet, ruangan harus di seterilkan selana 4 jam, makanya digunakan tenda untuk ruang tunggu sementara,”jelasnya.

“Saya mengimbau kepada semua masyarakat,untuk menekan angka positif yang semakin bertambah, mari kita patuhi protokol kesehatan, disiplin 3 M dan hindari kerumunan, semoga covid segera cepat selesai,”tandasnya.(tyo)