Satgas Covid-19 Sumut Tempatkan Media Episentrum 3M dan Ubah Laku
3 min readIntipos.com | Sumut – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Propinsi Sumatera Utara (Sumut) sejak mengemban tugas dan amanah ini komit terhadap publikasi dan menempatkan media sebagai episentrum 3M dan Ubah Laku.
Satgas yang langsung ditanggungjawabi Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi ini menjunjung tinggi keterbukaan dan transparansi publik yang bertanggungjawab agar 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan perilaku baru sesuai protokol kesehatan berjalan baik.
Baca juga : Presiden Joko Widodo Nyatakan Kesiapannya Menjadi Penerima Vaksin Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Propinsi Sumut Whiko Irwan di Medan, Selasa (24/11/20) mengemukakan Gubernur Sumut selaku penanggung jawab Sartgas senantiasa mengingatkan pihaknya agar informasi dan komunikasi lancar ke masyarakat.
Sejumlah pemerhati komunikasi dan informasi menyatakan optimis gerakan 3M dan Ubah Laku di Sumut lebih berhasil dengan komitmen Gubsu tersebut seraya berharap pihak pers dan media juga harus konsisten mendukung gerakan 3M dan Ubah Laku tersebut.
Baca juga : https://siberindo.co/18/11/2020/jokowi-siap-jadi-orang-pertama-yang-menerima-vaksin-covid-19/
Pada poros konsistensi jurnalisme itu media di Sumut akan terus mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat agar publik memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi, dapat mengatur diri sendiri, karena terus disuguhi berita atau tayangan yang inspiratif, termasuk tentang disiplin 3M dan Ubah Laku.
Sejumlah pengamat dan pemerhati komunikasi publik menjelaskan komitmen Satgas Sumut terhadap pemberdayaan media ini bernilai prinsipil kerena peran media dalam pembangunan di Sumut sangat strategis.
Artinya, ada hubungan antara komunikasi bermedia dengan masyarakat. Hubungan tersebut terletak dari peran media yang merepresentasikan keadaan masyarakat sesungguhnya, dalam hal ini tentang tingkat kesadaran dan berdisiplin 3M dan Ubah Laku.
Ada beberapa peran sentral media yang menggambarkan keadaan komunikasi dan interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Diantaranya, media merupakan jendela pengalaman yang meluaskan pandangan dan memungkinkan kita untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.
Media juga merupakan juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisahkan dan kurang jelas, pembawa atau pengatur informasi atau pendapat, jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik.
Selanjutnya media juga merupakan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukan arah, memberikan bimbingan atau instruksi, serta penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisakan aspek pengalaman lainnya.
Media juga merupakan cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyrakat itu sendiri, biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan atau distorsi karena ada penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat para anggota masyarakat, dalam hal ini tentang tingkat kesadaran dan berdisiplin 3M dan Ubah Laku.
Jadi jelas dalam gerakan 3M dan Ubah Laku di Sumut media memiliki peran strategis dan pucuk pimpinannya yakni Gubsu bersama Wagubsu dan Sekdaprovsu yang komit terhadap peran media itu akan membuat Sumut lebih maju dan bermartabat.
Secara umum Gubsu Edy Rahmayadi menyadari betul peran media tersebut sehingga beliau setiap saat dan relatif di mana saja selalu siap dan bersedia diwawancarai wartawan. Bahkan bisa dibilang, sejak dilantik memimpin Sumut pada 5 September 2018, bagi Gubsu tidak ada hari tanpa berita.
Hubungan Gubsu dan Wagubsu dengan media merupakan interaksi apa adanya, tidak sekedar diplomasi apalagi basa basi. Itulah sebabnya Gubsu selalu berpesan agar media juga menjaga hubungan itu secara proporsional, profesional, jujur dan dari hati nurani.
Ini diharapkan Gubsu dipegang teguh oleh media. Sebab, berdasarkan peran media yang sangat strategis, maka sudah selayaknya media berhati-hati dan bersikap bijak dalam membuat suatu berita.
Para pakar membenarkan hal ini sebab sebuah berita yang disebarluaskan kepada khalayak seyogyanya haruslah diramu dengan matang, melalui tahapan dan kegiatan jurnalistik yang sesuai dengan etika profesi seorang jurnalis.
Secara umum, seorang jurnalis atau wartawan akan meliput berita yang mempunyai nilai berita. Nilai berita atau news value adalah suatu batasan dan pertimbangan agar suatu berita memiliki bobot yang menarik untuk disimak.
Pers nasional menggarisbawahi sedikitnya empat fungsi media yaitu fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, pengawasan sosial dan lembaga ekonomi.
Menurut Gubsu, wartawan sebagai pelaku pengawasan sosial diharapkan menyajikan berita-berita yang bersifat membangun, proaktif mengawasi agenda pembangunan dan kemasyarakatan khususnya dalam mengajak disiplin 3M dan Ubah Laku.
Perkembangan media mainstream maupun media online pada era reformasi ini, juga mengalami perkembangan cukup pesat. Jadi jelas peran media betapa pentingnya dalam memberhasilkan Gerakan 3M dan Ubah Laku. (Zulfikar)