Yayasan SMK Trisakti dan Tridarma Diduga Belanja Fiktif Inventaris Sekolah
2 min readPematangsiantar | Intipos.com – Yayasan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta 2 Trisakti dan SMK Kesehatan Tridarma diduga melakukan pembelanjaan fiktif menggunakan dana BOS TA 2023 di E-Katalog SIPLah Toko Ladang.
Dari informasi yang diperoleh media, pihak yayasan sekolah dan pihak rekanan CV Yudra Grup disinyalir melakukan permufakatan jahat terkait pembelian peralatan kantor dan kebutuhan inventaris sekolah dengan total belanja hingga ratusan juta rupiah.
“Pihak yayasan melakukan pembelian barang fiktif melalui SIPLah. Memang tertera faktur belanjaannya keluar tapi wujud barangnya tidak ada. Mereka sudah kong-kalikong sama pihak penyedia Cv Yudra Group,” ucap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, Selasa (4/6/2024).
Dijelaskannya, pihak yayasan melakukan pembelanjaan tersebut untuk laporan pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan anggaran. CV Yudra Group digunakan sebagai wadah penyedia barang setelah terjalin kesepakatan antar keduabelah pihak.
“Itukan belanjanya online via SIPLah. Faktur belanjaan itulah nantinya yang akan jadi acuan dinota pertanggungjawaban mereka. Pembeliannya cuma formalitas biar anggarannya dicairkan. Dari situ pihak penyedia mendapatkan fee 7 persen dari total pembelian,” jelasnya sembari melihatkan bukti nota faktur belanjaan.
“Pihak dinas kan mencairkan dana itu setelah pengajuan barangnya di acc. Karena pembeliannya cuma formalitas tanpa pemenuhan barang, maka dana yang sudah dicairkan itu akan diserahkan kembali oleh pihak rekanan ke pihak yayasan dengan ketentuan yang sudah disepakati diawal,” sambungnya.
Sementara, pihak Yayasan ketika ditemui di kantornya membantah tudingan soal pembelanjaan fiktif inventaris sekolah. Yayasan mengatakan bahwa barang yang mereka pesan dari CV Yudra Group itu sudah sesuai dengan ketentuan.
“Tuduhan soal pembelanjaan fiktif itu tidak benar. Kami bisa membuktikannya jika nantinya kami diminta mempertanggungjawabkan itu oleh pihak-pihak dan dinas terkait,” ucap S Napitupulu selaku jubir Yayasan bersama Kepsek SMK Kesehatan Tridarma, Indra Saragih.
Kemudian, ketika disindir adanya double pembelian dengan barang dan harga yang sama, pihak yayasan sekolah mengakuinya. Dikatakannya bahwa pembelian itu untuk keperluan sekolah. Namun, ketika diminta untuk memperlihatkan barangnya pihak yayasan enggan membuktikannya.
“Benar, itu dua kali pembelian (barang) karena kita butuhkan untuk sekolah. Dan barang itu sudah terealisasi. Kalau mau ngecek kita tidak berhak, nanti jika diaudit pihak dinas kami siap membuktikannya,” terangnya.
Diceritakannya, dalam kasus lain, awal muncul tuduhan belanja fiktif ini dari marga Damanik. Karena kami sudah memberikan dana Rp. 17 juta untuk pembelanjaan barang, tapi uang itu tidak dikembalikannya, sementara barangnya tidak diberikan. Dari situlah ditebarnya isu bahwa kami melakukan belanja fiktif.
“Kurasa sengaja disebarnya isu kalau kami melakukan pembelanjaan fiktif biar kami takut supaya kami diam. Si Damanik itu sekarang lagi kami kejar, kalau kemarin kami selesaikan secara kekeluargaan tapi kali ini akan kami laporkan ke polisi, kami pegang buktinya kok bahkan ada nota perjanjian kami,” katanya.
Sementara, Dede Suhendra Saragih selaku Direktur CV Yudra Group ketika dikonfirmasi soal dugaan pengadaan barang fiktif meminta agar langsung ke sekolah untuk memastikan kebenarannya.
“Cek aja ke sekolah sanina, barang sudah saya kirim. Biar tidak ada salah faham,” jawabnya singkat lewat pesan WhatsApp. (Srgh)