Pasangan MBOIS Dipastikan Menang Jika Coblosan Pilkada Pacitan Digelar Hari Ini
2 min readINTIPOS | PACITAN – Hiruk pikuk pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 mulai terasa, mesin-mesin partai dan pendukung mulai di panasi, Namun di sisi lain ada hal menarik yang terjadi di pilbub Kabupaten Pacitan saat ini, Setelah turunnya Rekomendasi dari DPP Partai Demokrat kepada Indrata Nur Bayu Aji yang notabene nya sebagai Keponakan Pendiri Partai Demokrat Tersebut.
Namun dengan turunnya rekomendasi tersebut banyak yang beranggapan jika ini merupakan satu bentuk Politik Dinasti, Yang menyedihkan, politik dinasti sengaja dibingkai dalam konteks demokrasi. Misalnya, dikatakan bahwa pencalonan keluarga dan kerabat dalam pemilu tidak dilarang undang-undang. Dalam alam demokrasi prosedural sekarang, masyarakat seakan diberi peran. Padahal, jika diamati secara saksama, jelas sekali masyarakat tidak memiliki kebebasan menentukan pilihan. Masyarakat dipaksa untuk memilih calon-calon yang direkomendasikan partai berdasar asas politik dinasti.
Ditambah dengan merapat nya Partai Golkar yang mendapuk Gagarin sebagai Calon Wakil Bupati mendampingi Indrata Nur Bayu Aji semakin membuat banyak publik berbicara jika semua sudah di kondisikan agar marwah Partai Demokrat tetap terjaga di Kota berjuluk 1001 Goa tersebut.
baca juga : Pedoman Media Siber
Padahal diketahui bahwa ada 8 tokoh yang mendaftar melalui demokrat pada pilkada yang memiliki loyalitas atau massa yang lumayan solid, dan dari loyalitas mereka saat ini banyak yang putar haluan dengan berbagai alasan.
Secara persentase loyalitas yang putar haluan saat ini sekitar 78,7 persen sehingga jika dikurangi 30 persen loyalitas Aji – Gagarin, maka lebih dari 55 persen loyalitas yang dimiliki pasangan Yudi Sumbogo – Isyah Anshori (Mbois).
“Jika jumlah tersebut dikurangi 30 persen suara tetep setia, atau beralih ke paslon Aji Gagarin, maka dipastikan pasangan Mbois akan meraup suara kurang lebih 55% suara dengan catatan jika hari ini dilakukan coblosan,”Ungkap Joko Subagyo Pemerhati Politik Asal Jakarta tersebut.
baca juga : https://siberindo.co/10/09/2020/14-september-jakarta-semi-lockdown-tapi-ganjil-genap-ditiadakan/
Lebih lanjut Bigjen Purn Azis Ahmadi menambahkan, Sebaran suara yang eforianya karena kecewa terhadap calon biasanya hanya sesaat, lewat 3 minggu atau maximal satu bulan pelan tapi pasti suara itu akan kembali ke aslinya.
“Itu tidak beda jauh, ketika saya pertama kali mencalonkan diri di pilkada Pacitan sepuluh tahun yang lalu, ketika itu semua seolah kesengsem dengan pangkat Jendral saya, tapi ketika uang bicara maka pemilih akan kembali ke aslinya,”tambahnya.
Maka dalam kontek pilkada tahun ini, Aziz Ahmadi hanya bilang, “sopo sing pinter ngramut pemilih sing lagi gonjang-ganjing iki, yo kuwi sing menang,”tandasnya.(tyo)