Disangka Mati Ternyata Kelaparan, Orgil Terkapar di Trotoar Jalan
2 min readSIANTAR || Intipos.com – Warga dan pengendara yang sedang melintas di Jalan Merdeka, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Siantar Barat sempat dihebohkan sesosok pria berpakaian lusuh tergeletak. Tepatnya di lantai Trotoar depan Apotek Matahari, Senin (11/10/2021) malam sekira jam 21.30 WIB.
Sosok tersebut awalnya dikira mati atau sudah jadi mayat, lantaran tak ada pergerakan dari tubuhnya. Namun, setelah didekati oleh pengendara sambil memegang tangannya, sosok itu ternyata hanya pingsan akibat menahan rasa lapar.
“Laparnya dia itu bang, makannya pingsan. Dia ini orang gila, sering mangkal disini dia kalau malam, setiap hari. Itu mau dibelikkan makan (nasi) sama abang itu,” kata juru parkir sambil menunjuk pengendara yang hendak membelikan nasi.
Meski sudah dibelikkan nasi, sosok diduga gila tersebut tetap tak terbangun. Dia masih terus terlihat merintih kesakitan. Karenanya, pengendara yang membelikkan nasi tetap berusaha membangunkan agar nasi yang dibelinya dimakan.
“Hey. Bangun, makan ini nah. Makan ini, uda kubeli nasi. Biar nggak sakit perutmu, makan dulu ini,” bujuk pengendara tersebut, mengaku bernama Hendra warga Jalan Medan, Kecamatan Siantar Martoba yang juga sedang beli obat di Apotek Matahari.
Ada setengah jam, sosok diduga gila itu pun pelan pelan bangun. Kemudian duduk dan melirik nasi yang berada disampingnya. Dengan rasa malu malu, sosok diduga gila pun akhirnya membuka bungkusan nasi dan melahap nya dengan sangat cepat.
“Berarti betul dibilang tukang parkir itu bang, karena laparnya dia makannya pingsan. Itupun nggak ada yang mau ngasih nasi, padahal rame orang di Apotek Matahari ini. Aku tadi memang nggak tega bang, makannya kubeli nasi,” paparnya Hendra.
Adanya kejadian itu, Hendra berharap Dinas terkait mau memperhatikan nasib orang gila yang sedang sakit maupun kelaparan. Dia meminta hal tersebut karena dia merasa bahwa orang gila baginya masih punya nyawa untuk bisa hidup lebih lama.
“Mau gila atau apalah yang namanya manusia, pasti ingin hidup lebih lama. Ya dia mungkin kek gini karena tak ada lagi tenanganya. Maunya manusia ini peka lah kalau ada masalah kek gini. Pemerintah pun harus peduli juga, ya perhatiin lah,” tutupnya.