Santer Kabar Klaster Perbankan, Gugus Tugas Covid Pacitan Masih Bungkam, Ada Apa?
2 min readINTIPOS | PACITAN – Santer tersiar kabar jika ada 2 karyawan salah satu bank di Pacitan, terpapar Covid-19. Dengan adanya kabar tersebut membuat resah masyarakat, Pasalnya Bank merupakan pelayanan publik yang selalu ramai di datangi masyarakat.
Namun berembusnya santer kabar tersebut ternyata hingga saat ini belum ada pernyataan secara resmi dari Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan.
Sementara itu, pasca digruduk sejumlah jurnalis pada 28 september 2020 lalu, Dinas Kesehatan Pacitan dan Juru Bicara Covid-19 semakin bungkam, dan tidak pernah memberikan informasi terkait perkembangan kasus Covid-19.
“Dinkes dan jubir Covid pasca didemo malah semakin tidak jelas. Kemarin, mereka kita demo terkait keterbukaan informasi dan data covid. Harapannya, ketika data muncul kami bisa mengedukasi masyarakat melalui pemberitaan. Tapi malah sekarang sama sekali tidak ada keterangannya,”ujar Agus wibowo, salah satu jurnalis yang juga koordinator aksi, Senin (05/10/2020).
baca juga : Kado Istimewa HUT Ke 75 TNI Dari Polres Untuk Jajaran TNI di Kabupaten Pacitan
Dalam aksi yang dilakukan puluhan awak media lalu, salah satu tuntutan Pewarta selain turunkan Plt Kepala Dinas Kesehatan, juga meminta untuk mengganti juru bicara Satgusgas Covid Pacitan.
“Kami awak media dari awal telah memiliki data informasi lapangan. Namun ketika kami coba konfirmasi dari kemarin banyak yang bungkam. Nah, sekarang terbukti kan muncul klaster perbankan. Sementara apa tindakan satgas, Lambat. Jubir Satgas gagap lapangan,” imbuh Agus, yang juga koordinator Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia cabang Pacitan.
Ditemui terpisah, respon keras juga muncul dari Ketua Organisasi Karang Taruna Kabupaten pacitan, Mulyadi. Menyusul lambatnya informasi dan penangan Covid-19 di Pacitan.
baca juga : https://siberindo.co/05/10/2020/warisan-utang-pemerintahan-jokowi-gangguan-bagi-generasi-mendatang/
“Saat ini sudah muncul klaster BRI, bahkan ada yang meninggal dunia. Padahal, penderita telah terkena Covid semenjak akhir bulan September lalu baru muncul kasak kusuk awal Oktober. Sementara tidak ada penanganan jelas dari pemerintah. Semua seolah disembunyikan,” kata Mulyadi, kepada pewarta Senin pagi.
Menurutnya, saat ini masyarakat mulai resah karena kurangnya informasi dan lambatnya proses penanganan Covid secara utuh.
“Secara mandiri masyarakat sebenarnya sudah memulai menjaga diri dan lingkungan. Namun jika tidak diimbangi informasi dan kebijakan dari pemerintah akan sama juga bohong. Sementara terkesan membiarkan Covid berkembang pesat,”tukasnya. (Tyo)