Pemda Langkat Terkesan Lambat Soal Penanganan Kesehatan Warganya
2 min readLANGKAT | Intipos.com – Wilda Allea Ginting, bayi mungil berusia 8 Bulan pengidap gangguan saluran empedu (Astresia Biller) asal Namo Terasi Kabupaten Langkat, luput belas kasihan pemerintah setempat.
Pasalnya, putri pasangan Yohanes Fernando Ginting (25) dan Ayu Ningtias Sembiring, tidak lagi peserta layanan BPJS tanggungan pemerintah meski sebelumnya terdaftar saat menjalani perawatan di RSUP Adam Malik Medan.
Ayu Ningtias Sembiring, orangtua Wilda Allea Ginting menuturkan selama 4 hari rawat inap di RSUP Adam Malik tepatnya tanggal 30 Maret 2022 masih peserta BPJS namun setelah 1 April 2022 sudah nonaktif.
Anehnya, sambung Ayu, alasan pihak BPJS dan Dinas Sosial Kabupaten Langkat kurang masuk akal sehat.
“Alasan mereka, saya terlambat datang ke BPJS untuk masukkan data. Selanjutnya data anak saya tercatat di kartu keluarga (KK) tetapi tidak bisa online” kata Ayu Ningtias.
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Langkat Taufik Rieza melalui Kabid Penanganan Fakir Miskin Eko Winarno, saat dikonfirmasi awak media, mengaku baru mendapatkan data keluarga pasien setalah berita sempat viral.
“Secara data kemiskinannya (si bayi) belum masuk, itu kan data orangtuanya KIS dari pemerintah pusat belum diperbaharui, makanya KIS nya kemarin sempat di hentikan,” Ucap Eko lewat sambungan telepon, Rabu (18/5) Jam 15.30 Wib.
Namun, lanjut Eko, pihaknya tidak bisa berbuat lebih lantaran harus mengikuti prosedur yang ada. “Langkah selanjutnya akan kita alihkan dari KIS pusat ke Langkat Sehat program Pemda. Berdasarkan ketentuan pengaktifan kartu itu setiap awal bulan. Kami juga berusaha berkoordinasi dengan pihak keluarga,” Jelasnya.
Diketahui sebelumnya, diagnosa dokter, Wilda Allea Ginting diduga mengidap penyakit (Astresia Biller) dimana kondisi tubuh menguning, perut membesar dan susah buang air kecil dan bolak – balik masuk rumah sakit namun tak kunjung sembuh hingga kini berumur 8 bulan dan segala upaya telah dilakukan orangtuanya.
Selain kondisi kesehatan cukup memprihatinkan, kondisi ekonomi keluarga juga tergolong kurang mampu, hanya pekerja buruh serabutan di Desa Bandar Kasih Namo Terasi Kabupaten Langkat – Sumatera Utara. (ARV)