Upaya Pemprov Sumut Maksimalkan Realisasi APBD di Masa Pandemi Covid-19
2 min readINTIPOS | MEDAN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) terus melakukan berbagai upaya untuk percepatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020. Hal ini penting dalam upaya Pemprov sumut maksimalkan APBD dalam percepatan pembangunan daerah dan penanganan pandemi Covid-19 di daerah ini.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sumut Ismael Sinaga, usai mengikuti Pengarahan Pencapaian Target Realisasi APBD Tahun 2020 oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual, Senin (8/10). Rapat koordinasi juga diikuti oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dari Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan.
Upaya Pemprov Sumut Maksimalkan realisi APBD, menurut Ismael, antara lain mengoptimalkan pelayanan berbasis daring. “Jadi kita memang harapkan pada masa pandemi ini, pemerintah baik itu provinsi maupun kabupaten/kota, mencari cara bagaimana supaya pendapatan daerah bisa kita dimaksimalkan, antara lain dengan mengoptimalkan pelayanan atau pendapatan daerah berbasis daring,” kata Ismael.
Sementara dari sisi belanja daerah, kata Ismael, Gubernur memberi arahan agar kegiatan Pemprov Sumut di tahun 2020 dilakukan percepatan. Sehingga bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal III.
Baca juga : Wagub Jabar Berharap Program Santani Bisa Wujudkan Pesantren Juara
“Kita sedang mendorong supaya belanja terkait stimulus ekonomi dan kesehatan bisa dilakukan secara efektif, apakah itu melalui belanja yang dilakukan oleh OPD kita, maupun belanja tidak terduga dalam penanganan covid. Maka itu kita dorong terealisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Ismael.
Realisasi APBD Sumut hingga Juli 2020 berada pada angka yang positif. Total pendapatan mencapai Rp5.706.306.661.542 atau 43,81% dan total belanja mencapai Rp4.477.277.638.345 atau 34,02%. Namun Ismael mengatakan ada kendala yang mempengaruhi realisasi APBD yakni pandemi Covid-19.
“Covid-19 itu berpengaruh dari sisi pendapatan, misalnya saja penerimaan kita itu kan dari SAMSAT. Pada awal pandemi ada SAMSAT di beberapa titik yang kurangi intensitasnya guna menghindari terjadi berkumpulnya masyarakat atau kerumunan” kata Ismael.