56.327 Pekerja UMKM Terdampak Covid-19 di Sumut
2 min readINTIPOS | MEDAN – Hingga saat ini sebanyak 56.327 pekerja dari 48.891 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19 di Sumut. Mereka butuh perhatian pemerintah.
Atas dasar itu, ujar Staf Ahli Gubernur Sumut Agus Tripriyono pada Webinar dari Kantor Gubsu di Medan, Kamis (16/7) Pemprov Sumatera Utara (Sumut) akan memberikan bantuan antara lain berupa pelatihan dan permodalan.
Bantuan yang diberikan merupakan alokasi dari hasil refocusing APBD Pemprov Sumut tahap II. Diketahui bahwa pada refocusing tahap II dialokasikan anggaran sekitar Rp500 miliar. Antara lain Rp253 miliar untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS), bidang kesehatan sebanyak Rp130 miliar dan penanganan dampak ekonomi Rp117 miliar.
Kepada tenaga kerja terdampak, Pemprov Sumut akan memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan. Kemudian para tenaga kerja akan diminta memilih satu di antara sektor pertanian, peternakan atau perikanan. Juga akan diberikan modal atau bibit dari sektor yang dipilih.
Menurut Agus, sektor pangan tersebut dipilih lantaran tahan banting di masa pandemi ini. “Jadi nanti kami akan berikan pelatihan,m. Kepada para tenaga kerja terdampak ini diminta memilih apakah dia tertarik dengan perikanan, pertanian atau peternakan. Kita akan berikan pelatihan dan kita akan berikan bibit kepada mereka sehingga mereka dapat melaksanakan usahanya,” ujar Agus.
Untuk UMKM, Pemprov Sumut akan memberikan bantuan permodalan. Menurut Agus, permodalan adalah hal yang penting bagi pelaku UMKM. “Bagaimanapun permodalan menjadi hal yang sangat penting bagi para pelaku UMKM untuk dapat melanjutkan usahanya,” kata Agus.
Mengenai JPS, Pemprov Sumut mengharapkan agar pemerintah kabupaten/kota dapat memberikan data penerima bantuan sosial berdasarkan sumber atau jenis bantuan yang selama ini diberikan. Agus mengatakan masyarakat Sumut telah menerima bantuan sosial mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga dari dana desa. Jika bantuan tepat sasaran, maka tidak ada lagi masyarakat Sumut yang tidak menerima bantuan.
“Kami sedang melakukan tabulasi, sehingga nanti dengan jumlah bantuan yang begitu banyak ini, jangan nanti ada penduduk yang memperoleh 2, 3, atau 4 kali tetapi lain pihak ada yang tidak mendapat. Jadi ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami di pemerintah provinsi,” kata Agus.
Agus memaparkan, pertumbuhan ekonomi Sumut pada kuartal pertama masih cukup tinggi yakni 4,6. Namun dia memperkirakan pada kuartal ke dua menurun sekitar 2,6 atau 2,9. Oleh sebab itu, untuk menggerakkan roda perkonomian, masyarakat harus mempunyai daya beli yang kuat. (01/intipos)