15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

3M dan Ubah Laku Bagian dari Upaya “Iman, Aman dan Imun”

2 min read
Aman dan Imun

INTIPOS | MEDAN – Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (Sumut) Alwi Mujahit Hasibuan mengemukakan prinsip 3M dan Ubah Laku bagian dari upaya yang disebut “iman, aman dan imun”.

Kepada wartawan intipos.com, Minggu (15/11/20) di Medan Kepala Dinas menyatakan semua pihak hendaklah bersatu menyelesaikan pandemi Covid-19. Sebab jika bersatu saja belum tentu mampu menghadapi virus ini secara maksimal, apalagi jika tidak.

“Kita berharap semuanya bisa menyamakan langkah untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19. Ajakan kita untuk terus bersama. Paling tidak kita berharap bisa memaksimalkan upaya yang disebut iman, aman dan imun,” sebutnya.

baca juga : Edy Rahmayadi Hadiri Pembukaan MTQN XXVIII di Sumbar

Adapun iman lanjut Alwi, semuanya berdoa dan menyerahkannya kepada Allah SWT sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian aman, yakni disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni 3M memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Serta imun, dengan menjaga kesehatan seperti olahraga, makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, menghindari stres dan mengonsumsi vitamin.

Baca Juga  Pj Bupati Langkat Hadiri Rakornas Pengelolaan Sampah 2024: Wujudkan Desa Daur Ulang di Bahorok

“Dengan itu kita berharap semua kita bersama menyelesaikan pandemi Covid-19 ini dengan baik,” pungkasnya.

Alwi mengemukakan kebersamaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah satu hal penting agar bangsa ini bisa keluar dari musibah yang melanda dunia saat ini. Karena itu, senjata utama menghadapi bencana ini adalah disiplin protokol kesehatan.

Menurutnya perjuangan para tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun petugas di Rumah Sakit (RS) punya andil besar dalam menangani pasien yang terpapar Covid-19, sejak awal pandemi pada Maret lalu.

Apalagi para pejuang kesehatan itu, dipanggil untuk bertugas selama waktu tertentu dengan berbagai keterbatasan seperti karantina serta penggunaan pakaian khusus (APD/Hazmat), hingga rentan menimbulkan rasa stres karena berada dalam kondisi isolasi.

baca juga : https://siberindo.co/16/11/2020/raja-ampat-akan-gelar-festival-bahari-secara-virtual/

“Bayangkan saja, para dokter dan tenaga kesehatan ini mengerjakan pekerjaan yang tidak fokus kepada finansial (memenuhi kebutuhan ekonomi). Karena mereka ini sekolahnya tidak murah, tetapi harus menangani yang seperti ini (pasien Covid-19),” ujarnya.

Baca Juga  Sekda Langkat Buka Bimtek KONI 2024: Komitmen Wujudkan Prestasi Olahraga yang Lebih Baik

Dia memaklumi bagaimana kondisi yang dihadapi para tenaga kesehatan (nakes) selama masa pandemi ini. Bahkan diakui bahwa dinamika membahas upaya penanganan pasien di RS khusus seperti Martha Friska (Medan) dan GL Tobing (Tanjungmorawa) serta lainnya sama dinamisnya dengan memikirkan nasib rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi.

“Kita termasuk yang (cepat) membuka rumah sakit provinsi untuk Covid-19. Tetapi begitu dibuka, bagaimana dokternya, mencari perawat saja (dengan tugas khusus) tidak mudah. Tetapi ini bukan perkara bayar atau tidak. Yang ingin saya sampaikan adalah, selama kita tidak bersama, maka ini sulit untuk kita hadapi,” katanya.

Dia pun mengingatkan bahwa kebersamaan penting di masa pandemi ini. Sebab diibaratkannya seperti perang, virus ini tidak bisa dihadapi dengan senjata, melainkan bagaimana menuntaskannya dengan senjata utama yakni disiplin protokol kesehatan. (intipos/red)

Teks :

Kadis Kesehatan Sumut (2 kiri) menerima kopi dan gula semut (aren) untuk dibagikan kepada tenaga kesehatan yang sedang bertugas menangani pasien Covid-19 di Sumut.