WJIS 2020 BI : Jangan Berhenti di Komitmen
3 min readINTIPOS | BANDUNG – Meski dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19, West Java Investment Summit (WJIS) 2020 mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat Herawanto, WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp380 triliun. Dari total nilai tersebut, sekitar Rp256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan, tapi sudah ada Rp4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi.
“Ini di luar dugaan. Meskipun ada COVID-19 tapi melalui WJIS ada komitmen – komitmen baru. Yang sudah masuk Rp4,1 triliun, kita hitung dua hari ini bisa sampai Rp5-5,5 triliun. Sisanya ready to offer,” ujarnya saat sesi jumpa pers di Hotel Savoy Homann, Bandung, Selasa (17/11/2020).
WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemda Provinsi Jawa Barat. WJIS 2020 dilakukan dua hari 16-17 November 2020 yang bertujuan mendongkrak investasi di Jabar.
baca juga : Sumut Masuk Nominasi Penerima TPAKD Award 2020
Herawanto menjelaskan saat pendemi COVID-19 ada empat yang perlu dilakukan agar ekonomi tetap hidup, yakni mindset positif atau optimisme, keseimbangan pendekatan kesehatan dan ekonomi, menjaga suplai, dan menjaga demand (permintaan).
WJIS, kata dia, ada pada dimensi suplai di mana dimungkinan untuk mempertemukan barang dan jasa dengan orang. “Kalau tiga hal ini tidak ada maka tidak akan ada transaksi. Kalau tidak ada transaksi ekonomi tidak jalan. Tapi tentunya ekonomi harus dijalankan dengan protokol kesehata agar tidak setback,” jelas Herawanto.
Dia menambahkan, BI Jabar selain berfungsi sebagai bank sentral yang ditempatkan di Jabar, juga memiliki peran memberikan rekomendasi bagi pertumbuhan ekonomi provinsi. “Forum WJIS ini menjadi critical untuk mengangkat turisme dan infrastruktur,” katanya.
KPwBI Jabar mendorong di Pemda Provinsi Jabar karena provinsi ini paling kompetitif di Indonesia. Menurut Herawanto, indeks daya saing ekonomi Jabar lima tahun terakhir angkanya 4,6 dengan saingan terdekat Yogyakarta di angka 4,8 dan Jawa Tengah di angka 5. Dengan fakta ini berarti Jabar sejajar dengan Thailand dan Filipina.
“Jabar comparable dengan kedua negara ini, inilah yang dilihat oleh investor,” imbuh Herawanto.
Dia berpesan agar Pemda Prov Jabar dapat memaksimalkan event WJIS dengan menjaga investor tetap menanamkan modalnya di Jabar. Menurutnya, hal penting yang harus dijaga adalah investasi dan komitmen. Realisasi akan sangat bergantung dari kesiapan tempat investasi.
“Kalau hanya berhenti di komitmen akan sangat sayang. Caranya melalui regulasi yang mendukung, media juga berperan,” ujarnya.
baca juga : https://siberindo.co/18/11/2020/gus-ami-ajak-warga-demak-solidkan-barisan-lawan-covid-19/
Satu hal lagi, kata Herawanto, yang perlu ditingkatkan Pemda Prov Jabar adalah koordinasi dengan kab/kota. Dia tidak menilai koordinasi yang dilakukan saat ini keluar jalur, tapi masih ada pemandangan di satu sisi provinsi sangat baik pada saat bersamaan kab/kota belum sesiap provinsi. “Agar lebih in-line,” katanya.
WJIS 2020 hari kedua menunjukkan perkembangan positif. Dari one on one meeting dengan investor, BUMD milik Pemda Prov Jabar yakni PT Jaswita (Perseroda) mencatatkan MoU dengan PTPN dan beberapa investor dalam negeri dan luar negeri seperti Singapura. Pada WJIS 2020, Jaswita sendiri menawarkan proyek Kapsul Hotel, Hejo Forest, dan Creatif Market.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Noneng Komara, proyek yang siap ditawarkan (ready to offer) dalam WJIS peminatnya mencapai 1.443 investor di mana masing- masing proyek ada sekitar 100 partisipan yang meminta.
Selain mendongkrak turisme dan infrastruktur, WJIS 2020 juga menjadi pintu perdagangan dan UMKM. “Highlight WIJS 2020 adalah pariwisata dan perdagangan. Pada masa pandemi ini(intipos/red)