29 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Wagub Sumut Suka Balapan dan Berburu

2 min read

INTIPOS | MEDAN –  Wagub (Wakil Gubernur) Sumatera Utara ternyata memiliki hobi balapan dan berburu. Beliau sangat mencintai alam dan dunia otomotif.

 

“Memang sejak awal tidak suka kerja di kantoran, senangnya dengan alam dan berburu,” aku Ijeck pada webinar buku berjudul “Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat”, Sabtu (18/7).

 

Buku itu mengisahkan tentang perjalanan seorang tokoh dan pengusaha sukses H Anif, ayah kadung Ijeck, menghadirkan nara sumber sejumlah tokoh.

 

Wagub Sumut ini mengaku karena tak suka kerja kantoran dia menerima kepercayaan Dadak (panggilan beliau kepada ayahnya) untuk mengurus usaha sarang burung walet karena dekat dengan alam.

 

“Saya senang ngurusin walet karena harus datang ke hutan, melihat alam, jumpa dengan masyarakat desa. Seperti yang selalu Dadak bilang, usahakan kau senang dalam usahamu itu,” tuturnya.

Baca Juga  Masyarakat Antusias Sambut Gerakan Mudik Gratis Serentak se-Sumut, Gebrakan Pj Gubernur Fatoni

 

Ijeck mengaku senang terbitnya buku ayahnya karena banyak pengalaman berharga. Dengan buku itu orang akan mengetahui seorang Haji Anif apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi.

 

“Pertama sekali saya baca buku itu syok, karena terlalu vulgar menyebutkan nama orang. Karena di zaman seperti saat ini bisa jadi masalah, sehingga ada beberapa yang saya sortir,” ujarnya.

 

Di dalam buku itu, juga diceritakan tentang Musa Rajekshah sering diajak untuk ikut mengurusi perkebunan kelapa sawit milik sang ayah, namun selalu ditolaknya. Musa Rajekshah justru lebih memilih balap ketimbang mengurus perkebunan.

Baca Juga  Pj Gubernur Fatoni Luncurkan Program Gerakan Mudik Gratis Serentak se-Sumut

 

“Dari dulu Dadak selalu mengajak saya untuk mengurusi perkebunan sawit, tapi saya tidak pernah mau, karena prinsip saya harus punya usaha sendiri. Pernah ketika diajak rapat, saya tinggalkan dan lebih memilih ikut balapan,” ujarnya.

 

Ijeck pun kukuh ingin membuka usaha sendiri. Bengkel adalah salah satu yang dipilihnya. Namun, usaha bengkelnya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan dua tahun saja.

 

“Saya memutuskan buka bengkel. Dadak pun melarang karena nanti susah ngurusnya, ditambah lagi kawan-kawan yang nge-bon payah ditagihnya, dan betul usaha bengkel saya hanya bertahan dua tahun. Namun belakangan baru saya sadari, banyak sekali hal bermanfaat yang sudah diajarkan Dadak,” tambahnya. (Mr/ intipos)