Santri NU Anggap Gagarin Telah Mengkhianati Ulama
2 min readINTIPOS | PACITAN – Menanggapi beberapa klarifikasi Calon Wakil Bupati Pacitan dari Partai Golkar Gagarin di beberapa media, terkait keputusan Alim ulama melalui Halaqoh dan Baiat serta pembekalan calon Kepala daerah melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
NU merupakan organisasi yang menjunjung keterbukaan,saat Gagarin memiliki niat untuk maju dalam Pilkada Pacitan 2020 serta meminta restu untuk maju sebagai Calon Bupati Pacitan melalui PKB, para ulama dengan tangan terbuka menerima niat baik pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Pacitan tersebut.
Diketahui dalam klarifikasinya Gagarin sempat menyatakan bahwa hanya melaksanakan amanah partainya.
“Saya mau menghormati hasil halaqah siapa saja hasil halaqah bisa menerima asalkan partai saya dalam satu sikap terkait koalisinya (dengan PKB_red). Tetapi apa boleh buat partai saya berbeda sikap. Dengan terpaksa dan mohon maaf, tujuan kita ingin memajukan, memakmurkan dan mensejahterakan Pacitan, hanya saja beda cara dan beda jalan. Saya harap masyarakat bisa berlapang dada dan memahami dengan baik. Karena ini memang garis Tuhan tentang keberadaan kita saat ini,“kata Gagarin, Kamis (10/9/2020) seperti di lansir dari laman poilitik.com
baca juga : Gagarin Berikan Klarifikasi Terkait Isu Mengkhianati Para Ulama
Menanggapi klarifikasi Gagarin tersebut, salah seorang santri NU Yusuf Arifa’i angkat bicara, Kalau dalam halaqoh saat itu diputuskan bahwa Gagarin akan maju sebagai Calon Bupati yang didukung oleh PKB dan NU ini hanya terjadi di Pacitan.
Calon pemimpin daerah diputuskan lewat halaqoh alim ulama, ini sudah tersebar di kancah nasional dan Halaqoh tersebut dipimpin oleh Gus Luqman Haris Dimyati sebagai khatib suriyah PBNU, yang dikuatkan
dengan pembaitan Calon Bupati Pacitan mewakili NU dan PKB.
baca juga : https://siberindo.co/11/09/2020/menag-imbau-warga-di-zona-merah-ibadah-di-rumah/
“Jelas kalau Gagarin akan maju sebagai Calon Bupati meminta didukung oleh PKB dan NU. Namun dengan mudahnya, Gagarin meninggalkan amanat tersebut dan hanya memilih menjadi seorang wakil Bupati saja,”jelas pria yang juga sebagai Dosen di salah satu perguruan tinggi di pacitan tersebut, Kamis,(10/09/2020)malam.
“Apapun alasan yang dilontarkan, Gagarin juga sudah melanggar Baiat yang dilakukan oleh PWNU Jawa Timur dihadapan para Alim Ulama dan Kyai Sepuh,untuk menjadi Bupati yang didukung NU dan PKB,”tambahnya.
Lebih lanjut Yusuf menyampaikan bahwa sebelumnya, atas keridhoan Kyai, PWNU Jatim memanggil Gagarin agar dia konsisten dalam mengemban amanah dan tidak menyeleweng lagi. Dan saat itu banyak saksi yang hadir, ketika Gagarin mengucapkan sumpah atau baiat untuk menjadi Calon Bupati Pacitan dari PKB. Dengan kejadian ini, Ulama dan Kyai dan santrinya di Pacitan menilai langkah Gagarin tidak Konsisten.
“Akan tetapi tidak ada tolak wangsule dari Gagarin dan meninggalkan begitu saja setelah memperoleh kesempatan yang lain, jadi Gagarin adalah politikus yang tidak memiliki pendirian, dan itu bukan karakter pemimpin yang baik,” imbuhnya.
“Dan hal itu diperkuat dengan pernyataan Ketua PKB Pacitan Fibi Irawan bahwa Gagarin yang diusung PDIP dan PKB dan telah diterima dikalangan PKB- NU dengan istimewa,”tandas Yusuf Arifai.(tyo)