Prof. Dr. Zubairi : N501Y Varian Baru Lebih Cepat Menular Terutama pada Anak
2 min readINTIPOS | JAKARTA – Otoritas Singapura akhir pekan ini mengkonfirmasi kasus pertama Covid-19 varian baru N501Y, seperti yang tengah mengganas di Inggris. Virus ini dibawa seorang mahasiswa asal Singapura yang kuliah di Inggris dan sedang mudik untuk merayakan Natal.
Di Indonesia, Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menyatakan varian baru Corona itu sebenarnya sudah muncul 20 September 2020.
“Tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian anyar ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak,” tutur Zubairi, Jumat (25/12/2020).
Ada yang bilang, varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. “Itu tidak benar. Tidak usah khawatir,” tutur Zubairi dalam utas yang diunggahnya di media sosial.
Tes PCR, ujar Zubairi, bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi.
Kemudian, apakah akan memengaruhi hasil dari vaksinasi? Tidak. “Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja,” kata Zubairi.
Menurut dia, yang seharusnya terpengaruh itu adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. “Sekali lagi, mari perketat tali masker,” tegas Zubairi.
Pekan lalu, Inggris mengumumkan munculnya varian baru virus Corona. Seorang pasien Corona asal Italia ditemukan tertular Corona dari varian ini.
“Italia telah mendeteksi seorang pasien yang terinfeksi jenis baru virus corona yang juga ditemukan di Inggris,” kata kementerian kesehatan Inggris, Minggu (20/12/2020) sebagaimana disiarkan BBC.
Pasien tersebut baru saja kembali dari Inggris beberapa hari terakhir. Ia mendarat di bandara Fiumicino Roma dan kini tengah menjalani isolasi.
Beberapa negara tetangga Inggris mulai melarang masuk pendatang dari Inggris, dan melarang perjalanan ke Inggris. Di antara yang melarang itu adalah Turki, Iran dan Belanda.
Kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty menyebut mutasi Corona yang baru-baru ini ditemukan dipastikan lebih menular.
Pihak WHO mengatakan telah berkomunikasi dengan pejabat Inggris terkait munculnya varian virus Corona baru.
Varian baru ini menyebar lebih cepat dari versi virus aslinya, sebagian besar Inggris tenggara, termasuk London, sekarang berada di bawah aturan pembatasan baru yang lebih ketat.
(Siberindo.co/Intipos/risa)