Pemprov Sumut Yakin Siaran TV Digital Menjadi Gaya Hidup Baru
4 min readMedan || Intipos.com __ Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yakin siaran televisi (TV) digital segera menjadi trend atau gaya hidup baru di tengah masyarakat, namun sosialisasi dan pembimbingan perlu dilakukan agar migrasi ini berjalan normatif.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Pemprovsu Harvina Zuhra STP mengemukakan itu pada wartawan intipos.com di Medan, Senin (13/5) sehubungan migrasi penyiaran televisi terestrial dari teknologi analog ke teknologi digital atau Analog Switch Off (ASO).
Dia optimis secara otomatis masyarakat akan terbiasa dan menjadi trend dengan siaran TV digital ini meski pada awal migrasinya ada banyak opini bermunculan, namun semua itu tidak lebih dari rasa keingintahuan yang hakekatnya setuju atas berlakunya teknologi digital ini.
“Mau tidak mau, suka atau tidak, teknologi digital sudah merambah kemana-mana. Seluruh dunia sudah terjamah teknologi digital. Hampir semua aktifitas kehidupan saat ini berbasis digital. Ini adalah perkembangan global yang tak terhindarkan. Indonesia pun alami hal serupa. Maka melek teknologi menjadi sebuah keniscayaan dan sudah menjadi trend dan gaya hidup,” ujar Harvina yang mantan Kabag Humas di Biro Humas dan Keprotokolan Pemprov Sumut ini.
Diakuinya teknologi televisi sudah mengalami beberapa kali perubahan. Pada era awalnya dahulu televisi boxnya besar tapi layarnya kecil dan tidak ada TV warna. Sudah seperi itu, langka pula. TV itu jaman dahulu barang mewah, hanya orang-orang tertentu yang memilliki. Chanel siaran pun hanya satu yaitu TVRI dan jam tayangnya juga terbatas.
Dalam kondisi itu televisi disambut dengan gempita dan masyarakat kemudian sangat mengidolakannya sebab salah satu perubahan cara hidup masyarakat atau trend sebagai dampak teknologi digitalisasi adalah platform hiburan yang beredar luas di publik khususnya televisi.
Begitulah trend dan gaya hidup itu berjalan dan sekitar tahun 1980-an mulai muncul televisi berwarna dengan box kemasan yang semakin simple. Beberapa tahun setelah itu muncul teknologi parabola yang juga sempat menjadi idola masyarakat dan saat ini di beberapa wilayah terutama kawasan blank spot parabola masih menjadi andalan.
“Kemudian sekarang muncul teknologi yang lebih baru lagi sehingga trend akan berubah lagi menjadi gaya hidup bersiaran TV digital. TV Digital unggul dalam kualitas gambar. Jauh lebih bagus tanpa gerimis, dan chanel siarannya sudah semakin banyak. Ini manfaat positif dari perubahan teknologi,” ujarnya.
Dari perjalanan historis ini katanya membuat keyakinan bahwa migrasi penyiaran televisi terestrial dari teknologi analog ke teknologi digital atau Analog Switch Off (ASO) ini akan berjalan mulus dan masyarakat segera terbiasa.
“Lagipula, dari trend yang menyeluruh saat ini tidak satu pun negara di dunia ini yang tidak melek teknologi. Jadi Indonesia pun begitu. Kalau kita melihat dalam pandangan regional yang lebih kecil yaitu di Propinsi Sumatera Utara digitalisasi teknologi ini juga akan berembus seperti angin, yang akan menyentuh tanpa ada yang terlewatkan. Maka mau tidak mau ya kita harus mengikuti arah teknologi ini,’ ujarnya.
Artinya lanjut Vina kehadiran siaran TV digital optimis diterima seluruh masyarakat dengan gembira namun yang perlu adalah upaya agar masyarakat paham secara teknis dan bisa menggunakan TV digital dengan benar sehingga masyarakat mengetahu secara teknis apa itu TV digital dan mampu memberdayakan apa-apa saja manfaatnya.
Jadi patut diberi acungan jempol dan apresiasi atas upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo RI), yang sudah memasyarakatkan teknis teknologi TV digital ke masyarakat. Namun dikatakannya, hingga saat ini, masih ada masyarakat yang belum paham sepenuhnya bagaimana teknis penggunaannya meski secara umum sudah mengetahui kehadiran siaran TV digital.
“Saya juga apresiasi kepada media yang sering menayangkan apa itu TV digital kepada masyarakat, sehingga masyarakat paham dan bisa menggunakan TV digital dengan benar,” ujarnya.
Dalam beberapa kesempatan, Kementerian Kominfo RI melalui situs-situs resmi Kemenkomifo, rutin mengedukasi masyarakat tentang migrasi TV analog ke TV digital.
Staf Khusus Menteri Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, misalnya, belum lama ini menjelaskan, saat ini salah satu tugas Kemenkominfo adalah mengedukasi masyarakat tentang TV digital, tepatnya migrasi dari TV analog ke TV digital.
Bahkan jauh hari sebelumnya paling tidak tahu lalu Direktur Pengembangan Pita Lebar Kementerian Kominfo Marvels P Situmorang pada suatu acara menjelaskan bahwa TV Digital itu gratis, bukan streaming, bukan TV berbayar lewat berlangganan. “TVnya bisa pakai TV yang ada, antenanya bisa pakai yang ada, yang UHF. Namun, kualitasnya lebih bagus dari TV yang biasa kita lihat selama ini. Tidak berbintik. Program siaran akan banyak,” kata Marvels.
Marvels menambahkan bahwa TV digital ada banyak fitur-fitur tambahan yang tidak ada di TV analog, misalnya Electronic Program Guide (EPG) untuk melihat rencana acara, Early Warning System (EWS) untuk kebencanaan, dan parental lock. “Fitur parental lock ini manakala ada konten yang tidak layak ditonton anak sesuai usianya, konten tersebut bisa dikunci dan tidak dapat ditonton anak-anak,” katanya. (zul)
#ASO #analogswitchoff #TVdigital #siarandigitalindonesia #ASO2022