15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Pemkab Langkat Menerima Hibah Peninggalan Budaya Langkat dari Balai Arkeologi Sumut 

2 min read

INTIPOS | LANGKAT – Pemerintah Kabupaten Langkat menerima hibah koleksi museum dari Balai Arkeologi Sumatera Utara, di Kantor Balai Arkeologi Sumatera Utara, Medan, belum lama ini di April 2021.

Koleksi museum itu dari peninggalan budaya Langkat, berupa alat batu dan manik-manik kuno sebanyak 195 unit.

Diserahkan Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara, Dr.Ketut Wiradnyana kepada Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, Hj.Nur Elly Heriani Rambe.

Dr.Ketut berharap, hibah tersebut menambah kuantitas dan kualitas koleksi Museum Daerah Langkat, juga memperkaya potensi pengembangan wisata di Langkat.

“Khususnya yang berorientasi sejarah dan budaya,” ujarnya.

Baca Juga  Perayaan Natal Oikumene 2024: Pj Bupati Langkat Ingatkan Pentingnya Kebersamaan dalam Keberagaman

baca juga : Kapolres Kendal Tanda Tangani Pakta Integritas Penerimaan Anggota Polri Terpadu

Sementara Hj.Nur Elly mengucapkan terimakasih. Serta menjelaskan peninggalan budaya itu ditemukan di wilayah Langkat.

Untuk alat-alat bantu ditemukan dari situs Bukit Kerang yang berada di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai, Langkat.

 

Sedangkan manik-manik kuno, berasal dari Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat.

Dari penemuan itu, terang Nur Elly, Bukit Kerang Sukajadi, menjadi bukti adanya sejarah kehidupan manusia purba ras australomelanesid di Langkat.

baca juga : https://siberindo.co/16/04/2021/serangan-balik-jebol-pss-sleman-persib-menang/

“Yakni dengan hasil pertanggalan radio karbon 12.885 +- 131 tahun BP (tahun sebelum sekarang) dan 7.340 +- 360,” paparnya.

Baca Juga  Polres Langkat Gelar Ibadah Perayaan Natal

Sedangkan manik-manik kuno itu, sambung Nur Elly, menunjukkan adanya aktivitas perdagangan dan industri di Pulau Kampai pada akhir abad 10 M dan awal abad 11 M.

Balai Arkeologi Sumut 

“Manik-manik dari Pulau Kampai itu, bukan hanya terbuat dari mutiara, namun juga terbuat dari kaca yang memerlukan teknologi untuk memproduksinya,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan, kata Nur Elly, pada masa itu masyarakat Pulau Kampai sudah mengalami kemajuan yang luar biasa, di bidang teknologi. (Ay29)