15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Pandemi Covid-19 Lemahkan Ekonomi Kecil Dan Mikro

5 min read

Intipos.com | Medan – Sudah hampir setahun, bencana kesehatan virus corona melanda seluruh dunia berdampak pada melemahnya ekonomi kecil dan mikro. Indonesia juga terkena dampaknya, sudah banyak yang menjadi korban keganasan virus corona, dari yang hanya terjangkit dan kemudian dapat kembali sehat, dan banyak juga yang tak dapat bertahan dan kemudian meninggal dunia. Senin, (26/10/2020).

Dahsyatnya hantaman keganasan virus corona, tidak hanya melumpuhkan kesehatan manusia secara fisik saja, tetapi perekonomian juga nyaris lumpuh total, banyak usaha milik swasta yang gulung tikar, karena tidak mampu melanjutkan usahanya, dari usaha raksasa sekelas industri automotive dan electronik, hingga usaha mikro milik masyarakat menengah ke bawah pun ikut porak-poranda. Tidak hanya puluhan atau ratusan tenaga kerja harus kehilangan pekerjaannya, akan tetapi jutaan orang tenaga kerja terpaksa kehilangan pekerjaan, akibat banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan terpaksa tutup.

Baca juga MMKSI Terapkan Prokes Bagi Pengunjung Pameran

Baca juga https://siberindo.co/27/10/2020/eropa-butuh-percepatan-perang-lawan-covid-19-simak-penjelasan-who/

Hal semacam ini, jelas sangat berdampak pada perekonomian masyarakat, turunnya daya beli masyarakat akibat dari korban PHK semakin mempersulit perekonomian. Bukan hanya buruh atau pekerja yang kehilangan penghasilan, tetapi semua pelaku usaha mikro juga harus berjuang ekstra keras untuk dapat terus bertahan dalam situasi yang sangat sulit akibat badai pandemi covid-19.

Pemerintah Indonesia selaku pemegang amanat seluruh rakyat Indonesia, terus berusaha mencari solusi untuk mengatasi dahsyatnya hantaman badai pandemi, berbagai cara terus dilakukan guna menyelamatkan kehidupan seluruh Rakyat Indonesia. Di bidang kesehatan, upaya pemerintah ini di mulai dari mencarikan vaksin anti virus corona, menyediakan berbagai fasilitas kesehatan untuk para pasien yang terdampak virus corona, menyediakan tenaga medis yang harus berjuang siang dan malam tanpa mengenal lelah untuk menyelamatkan setiap orang yang terjangkit virus mematikan bernama corona itu, dan berbagai upaya yang dianggap perlu serta dapat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Achmad Yurianto, Dirjen Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dalam temu media yang dilaksanakan secara daring dan luring pada senin(19/10) di kementrian kesehatan, Jakarta, mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia sedang menjalankan komunikasi secara intens dengan sejumlah produsen vaksin COVID-19 di tiga negara, yakni Tiongkok, Inggris, dan Swiss.
“Kemenkes bersama KemenBUMN, KemenkoMarinvest, Kemenag, BPOM, MI dan Biofarma, bertemu dengan beberapa produsen yang sudah selesai melakukan uji klinis fase 3 dan telah digunakan di negaranya. Tujuannya untuk mencari keamanan dan kehalalan bagi penduduk Indonesia”.

Pemerintah saat Ini sedang menjajaki kerjasama dengan 4 kandidat produsen vaksin, yakni sinovac, sinofarm dan casino yg berasal dari Tiongkok, kemudian astrazeneca dari Inggris. Dimana masing-masing telah memberikan komitmen untuk mengirimkan vaksin COVID-19 pada Indonesia.

Muti Arintawati, Wakil Direktur LPPOM MUI yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, “Sejak awal MUI telah dilibatkan dalam persiapan penggunaan vaksin COVID-19 di Indonesia, termasuk Vaksin Merah Putih”.

Selanjutnya Muti mengatakan, “Langkah tersebut merupakan komitmen kuat pemerintah untuk memastikan sejak awal bahwa vaksin COVID-19 terjamin kehalalannya”.

Sementara di bidang ekonomi, pemerintah RI juga terus berupaya memberikan solusi pada seluruh lapisan masyarakat yang terdampak efek dari hantaman virus corona ini. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna meringankan masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Mulai dengan gerakan solidaritas penggalangan bantuan kepada sesama warga masyarakat yang dimotori oleh pemerintah baik pusat hingga daerah, juga berbagai bentuk stimulan bantuan ekonomi. Sebutkan saja bantuan PKH yang diberikan kepada keluarga miskin dan kurang mampu, Bantuan Langsung Tunai (BLT) tenaga kerja peserta BPJS KETENAGAKERJAAN , yang diberikan kepada para pekerja formal yang terdampak akibat pemutusan hubungan kerja, atau bekerja dari rumah (WFH), bantuan UMKM, yang diberikan kepada para pelaku dan pengusaha menengah kecil dan mikro. Dan masih banyak lagi jenis bantuan di bidang ekonomi yang di gelontorkan oleh pemerintah kepada masyarakat, untuk dapat menyelamatkan rakyat dari dahsyatnya badai tsunami pandemi covid-19.

Saat melakukan investigasi liputan di salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Medan, awak media Intipos.com melakukan beberapa wawancara kepada para pelaku usaha mikro, diantaranya adalah pedagang toko sembako, pedagang toko kelontong, pedagang sayur-mayur, pedagang pakaian, dan juru parkir.

Berikut hasil petikan wawancara awak media intipos.com dengan para pelaku usaha mikro di pasar seiskambing yang terletak di sudut persimpangan Jl. Kapten Muslim dan Jl. Gatot Subroto Medan.

Ko Ayung, pemilik toko sembako laris jaya, bertutur. “Sekarang sulit lah bang, jualan Sepi, biasanya jam segini (sembari menunjuk jam tangan, pukul 10 lewat 05 menit) udah rame pembeli, pada antri. Sekarang yang ada saya ngantuk aja,”
ditanya mengenai pendapatan omzet, ayung menjawab,
“Sebelum corona, sehari omzetnya bisa 30-40 juta bang, sekarang paling banyak 15-20 juta lah, hilang 50%” tutur Ko Ayung.

Tidak begitu berbeda dengan Ko Ayung, Reza pemilik toko kelontong menuturkan,
“Ngeri kalilah dampak corona ini bang, sepi kali sekarang orang belanja, kalo dulu lumayan x omzet kami, sehari bisa diatas 20 juta, sekarang paling banyak 10-12 juta aja, pening lah bang.” tuturnya pada awak media, dalam dialek medan yang kental.

Ada yang menarik di toko kelontong milik Reza ini, awak media intipos.com melihat ada sebuah tangki air dan sabun cair anti kuman dan bakteri, serta tisu kering yang di taruh di depan toko milik nya. Saat awak media bertanya untuk apa semua itu, Reza menjawab, “Ini fasilitas cuci tangan bang, sengaja kami sediakan untuk pelanggan kami yang datang belanja. Biar sesuai sama anjuran pemerintah bang. Kalo nga salah, gerakan 3M gitulah kata orang-orang. Tuturnya pada awak media, dalam dialek medan yang kental.

Br. Hutabarat, pedagang sayur-mayur sedang menunggu pembeli

Br. Hutabarat, salah satu pedagang sayur-mayur.

“Hajab kalilah corona ini, lama lama bisa bangkrut Aku bang, habis layu sayuran ku.. Dari subuh sampe siang gini, Sepi kali pembeli.” tuturnya sambil membenahi sayur-mayur nya yang mulai layu terkena panas matahari.

Wati, (45) pedagang pakaian, saat di wawancarai oleh awak media menuturkan, “Dulu sehari bisa habis sampe 100 potong pakaian bang, campur lah itu, baju anak, baju dewasa, celana, rok. Tapi kalo sekarang susah bang, turun kali pembeli, kalo pun ada, paling nga sampe 50 potong sehari,” ucap Wati.

Sinulingga, juru parkir yg biasa mangkal di depan toko Bersama pasar seiskambing. Kepada awak media menjelaskan, “Kalo parkir sekarang nga seramai dulu bang, dulu sebelum corona, dari subuh udah rame yang belanja, ada yg jualan dikantin sekolah, kantin kampus, kantin kantor, yang belanja dari rumah makan, warung bakso, pokoknya ramelah bang. Kalo sekarang kantin pada tutup, paling yang datang belanja, mamak mamak buat keperluan rumah aja, ya abang liat sendiri lah, sepi kali yang parkir.” ucapnya menjelaskan. (sofian)