Gubsu Sebut Banyak Inginkan Dirinya Masuk Penjara
2 min readMedan | Intipos.com – Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menyebut banyak orang yang menginginkan dirinya masuk penjara. Meski pernyataannya itu bukan menjadi tema saat beliau sambutan pada pembukaan seminar nasional, Selasa (18/1) dan kesannya juga bernada canda, namun sejumlah hadirin tampak tertegun dan menyimak dengan serius.
“Heran saya, banyak orang ingin saya masuk penjara,” ujarnya pada Seminar Nasional “Mengelola” Bencana untuk Ketangguhan Bangsa di Aula Konvensi Hotel Santika Medan tersebut. Padahal, lanjutnya, dia hanya selalu bicara tentang kehidupan rakyat yang tidak boleh susah.
Pernyataan ini disampaikan Gubsu ketika memaparkan pentingnya posisi sentral aparatur sipil negara, terutama Sekda kabupaten kota, dalam sistem perencanaan mitigasi bencana, khususnya dalam sistem penganggaran pra bencana.
Dipaparkannya manajemen pra bencana yang melibatkan sejumlah pihak memang memerlukan biaya yang penganggarannya disiapkan oleh pemerintah. Di daerah, tentu penganggaran ini motornya berada di Sekda kabupaten kota.
“Jadi Sekda kabupaten kota jangan ragu-ragu menyiapkan anggaran untuk mitigasi pra bencana,” ujar Gubsu namun diisyaratkannya harus betul-betul tepat sasaran dan sesuai ketentuan peraturan yang ada.
Dia memaparkan penganggaran terkait kebencanaan adalah sah dan legal. Namun hal ini bisa menjadi ilegal apabila dalam sistem penganggaran itu ada “fee” atau sesuatu berbau korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
“Sepanjang murni tanpa ‘fee’ dan lain-lain nggak perlu takut,” tegasnya seraya berulang mengingatkan harus betul-betul murni dan jangan main-main. Dia mengisyaratkan dirinya saja pun yang selalu bicara hanya tentang rakyat tidak boleh susah, dan selalu bekerja betul-betul sesuai ketentuan, namun banyak orang yang menginginkannya masuk penjara. Apalagi kalau main-main.
Pada seminar yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, ujar Kepala Badan Dr Asren Nasution memiliki Tema Bencana dan Sumber Daya Manusia Masa Depan Anak Bangsa.
Salah satu narasumber Ir Faizal Adriansyah MSi, Kepala Puslatbang KHAN LAN RI, antara lain memaparkan tentang membangun Masyarakat Siaga Bencana dan Tangguh Bersama.
Dikemukakan paradigma lama bebas dari bencana yang berdasarkan pada ketiadaan ancaman alam, kenyataannya manusia tidak bisa bebas dari bencana. “Bencana alam ada di sekitar kita dan bisa terjadi kapan saja,” ujarnya.
Dikatakan Faizal, bencana alam tidak bisa dihindari tetapi resikonya bisa dikurangi dengan cara membangun masyarakat tangguh bencana (masyarakat siaga bencana). Karakteristik gempa misalnya hingga hari ini para ahli belum bisa mengetahui secara pasti dan akurat kapan datangnya. Mereka baru hanya mengetahui posisi daerah rawan dan itu sudah terpetakan.
“Masyarakat hanya harus menyadari, bahwa kita berada di daerah rawan bencana. Kita hidup bersama dengan bencana. Tak hanya gempa dan tsunami, tetapi juga bencana alam lainnya seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, kekeringan, dan angin topan,” ucapnya.
Hingga siang narasumber lain yang tampil praktisi kebencanaan Tri Budiarto yang membahas tentang memposisikan kabupaten dan kota sebagai penggerak utama penyelenggaraan penanggulangan bencana. (01)