Gubsu dan BWSS II Berkoordinasi Tata Sungai di Sumut
2 min readINTIPOS | MEDAN – Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi langsung mengajak BWSS II segera berkoordinasi menata kembali kondisi sungai-sungai besar di Sumut begitu musibah banjir melanda sejumlah kawasan di Medan, Binjai dan Deliserdang, Jumat (4/12).
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II yang merupakan instansi pemerintah pusat untuk wilayah Pulau Sumatera II termasuk Sumut dan berkantor di Medan, Maman Noprayamin, siap menerima arahan Gubsu untuk berkoordinasi dengan Pemprov Sumut maupun Pemko Medan, Binjai dan Pemkab Deliserdang guna menangani sungai-sungai besar ke depan pasca banjir ini.
Gubsu langsung “bangkit” begitu mendengar banjir melanda sejumlah kawasan di Medan, Binjai dan Deliserdang. Beliau menyampaikan prihatin atas musibah yang menimpa ribuan warga tersebut.
Secara spontan Gubernur melihat langsung kondisi sungai yang meluap meski Jumat siang sudah berangsur surut. Peninjauan langsung ini sekaligus menjafi referensi dan bahan masukan faktual baginya untuj berkoordinasi dengan BWSS II dalam pembahasan penataan sungai-sungai dimaksud.
baca juga : Diduga Ada Orang Ketiga, Sekitar 40Hektar Lahan Kebun Warga Dirusak Oleh Diduga Oknum TNI
Dari lokasi, Gubsu bersama Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan dan Kepala BWSS II Maman Noprayamin melihat bagaimana adanya perubahan alur sungai yang direkayasa untuk kepentingan pembangunan rumah.
“Pertama, Sungai Belawan, ada rekayasa sungai yang tidak profesional. Saya bersama BWSS menyaksikan secara pasti. Sungai Belawan ini sifatnya seperti huruf C. Tetapi saya lihat ada sungai yang dimatikan. Kita akan fungsikan kembali,” kata Edy.
Kemudian sungai yang ada saat ini, lanjut Edy, adalah sungai buatan yang akan dilakukan normalisasi. Sejumlah titik pun dinilai bisa menjadi tempat rekayasa sungai agar aliran air lancar guna mencegah banjir.
Namun hal itu katanya, akan dikoordinasikan lebih lanjut kepada pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan sehingga penataan ke depan lebih proporsional dan konprehensif secara terpadu.
baca juga : https://siberindo.co/04/12/2020/hashim-djojohadikusumo-siap-diperiksa-kpk/
Sementara itu, Kabid Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut Mega Hadi Kristianto menyampaikan bahwa hingga kini, jumlah korban ditemukan sudah mencapai 4 orang meninggal dunia di kawasan Tanjung Selamat. Sedangkan di tempat lain, dua orang ditemukan meninggal dunia akibat terseret air.
Data sementara yang berhasil dihimpun BPBD Sumut untuk korban banjir di tiga daerah, yakni Kota Medan dengan jumlah yang dinyatakan hilang sebanyak 6 orang, satu diantaranya masih usia balita, dimana dua orang dewasa ditemukan meninggal dunia. Sedangkan rumah yang terendam sebanyak 2.773 unit, 1.983 KK dan 5.965 jiwa yang tersebar di 7 kecamatan dan 13 kelurahan.
Untuk Kabupaten Deliserdang, banjir menimpa Desa Tanjungselamat dengan jumlah 500 rumah yang terendam banjir. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Selain itu, air juga merendam 400 rumah di Desa Sejarahbaru, Kecamatan Delitua, dengan ketinggian air mencapai 4-6 meter.
Sedangkan di Kota Binjai, sebanyak 3.374 KK di 5 Kecamatan 16 Kelurahan yang terdampak banjir tersebut. Hujan dengan intesitas lebat yang terjadi pada kamis sore hingga malam mengakibatkan meluapnya DAS Bingaiu dan DAS Mencirim dan merendam ribuan rumah yang berada di sekitaran bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Binjai. (intipos/red)