Azmi : Alat Lie Detector Tidak Optimal Mengungkap Kasus Tersangka Irjen FS
2 min readJakarta | intipos.com – Terkait Penyidik Polri melakukan pemeriksaan terhadap mantan Kadiv Propam Polri Irjen FS menggunakan Lie Detector atau pendeteksi kebohongan pada Kamis (8/9) mendapat tanggapan dari dosen hukum pidana Universitas Trisakti Jakarta, Azmi Syahputra.
Kepada wartawan, Kamis (8/9) sore dia menyatakan alat lie detector tersebut diyakininya tidak akan efektif kepada orang yang sejak awal terindikasi sudah berbelit- belit dan ceritanya berubah-ubah, yang
memberi kesan perilakunya sudah terbiasa membuat keterangan fiktif dan diduga bohong.
“Alat ini hanya sarana bantu bila orang tersebut tidak terlatih untuk bohong, namun karena mengingat kasus ini sejak awal terindikasi sudah penuh dugaan manipulatif dan diduga direncanakan dengan pemikiran secara sistematis yang direngarai melibatkan banyak orang, rasanya sudah tidak ada lagi rasa takut dan cemas bagi pelaku, terkesan sudah disiapkan dialektika jawaban yang dapat mengemas dan memberikan keterangan dan dalil hingga seolah dapat menyakinkan orang lain, sehingga alat ini tidak akan dapat optimal dalam mengungkap kejahatan,” ujarnya.
Lebih baik katanya tim penyidik fokus pembuktiannya pada pencarian optimal pengumpulan rekaman data cctv, data informasi elektronik dan keterangan Ibu PC karena ini lebih relevan untuk dijadikan alat bukti yang sah, yang harus dan mesti ada keterkaitan antara bukti dengan keterangan saksi dan alat bukti lain, jika ini ditemukan maka cendrung kekuatan pembuktiannya lebih kuat dalam mencari kebenaran terkait peristiwa pembunuhan Brigadir J, termasuk dari tahap ini akan membuat terang dalam menentukan pelaku utama dan siapakah pengendali pada kasus pembunuhan Brigadir J. (Rel)