Wisata Mangkaban, Pesona Budaya Dayak Bulusu
3 min readKalimantan Utara | Intipos.com — Wisata Mangkaban di Desa Sebawang, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya Dayak Bulusu yang terus dilestarikan.
Hal ini menjadi pengakuan atas kerja keras masyarakat desa dalam mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata dan budaya lokal.
Selama kunjungan penilaian oleh tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Menteri Pariwisata Sandiaga Uno diwakili Staf khusus bidang akuntabilitas, pengawasan dan reformasi birokrasi, Irjen Pol Krisnandi, Direktur Tata Kelola Destinasi, Florida Pardosi, serta dewan juri Joko Winarno, Selasa (10/9) memberikan apresiasi tinggi terhadap komitmen masyarakat desa dalam memadukan potensi alam dan budaya.
Desa Sebawang terkenal dengan atraksi budaya Dayak Bulusu yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Desa ini berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Salah satu program yang diangkat selama penilaian adalah Gelar Budaya Dayak Bulusu, sebuah festival budaya yang menampilkan berbagai tarian adat, musik tradisional, hingga ritual-ritual suku Dayak yang sakral.
Dalam Gelar Budaya Dayak Bulusu, pengunjung disuguhkan pertunjukan tarian Hudoq, sebuah tarian yang melambangkan harapan akan hasil panen yang melimpah.
Tarian ini dilakukan oleh para pria yang mengenakan topeng kayu yang diukir dengan indah dan kostum daun yang melambangkan kekuatan alam. Selain tarian Hudoq, pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan musik tradisional yang menggunakan alat musik khas, seperti sampeq, alat musik petik tradisional Dayak, dan gendang, alat musik perkusi yang sering digunakan dalam upacara adat.
Tak hanya itu, acara ini juga dimeriahkan dengan lokakarya kerajinan tangan khas Dayak Bulusu, seperti pembuatan anyaman rotan dan ukiran kayu. Kerajinan ini, yang menjadi bagian penting dari kehidupan suku Dayak, dipromosikan sebagai produk unggulan UMKM lokal yang dijual kepada wisatawan. Produk-produk seperti tas, tikar, dan hiasan dinding menjadi cenderamata yang sangat diminati, menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
Selain penampilan budaya, Wisata Mangkaban juga menawarkan jelajah alam yang memanjakan mata dengan pemandangan perbukitan hijau dan aliran sungai jernih. Para wisatawan dapat mengikuti paket tur ekowisata yang mengajak mereka menyusuri sungai dan hutan, sambil mempelajari flora dan fauna endemik yang masih terjaga kelestariannya. Wisata rafting di Sungai Mangkaban menjadi salah satu kegiatan favorit, yang menggabungkan petualangan dan eksplorasi alam.
Sandiaga Uno mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan Desa Wisata Mangkaban dalam mempertahankan warisan budaya sekaligus mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
“Desa ini bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memperkenalkan budaya Dayak yang autentik dan unik. Saya sangat mengapresiasi bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan potensi budaya mereka untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Kegiatan budaya ini tak hanya memberikan pengalaman yang kaya bagi wisatawan, tetapi juga membuka peluang bagi para pengrajin lokal untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Dengan semakin dikenalnya Desa Sebawang melalui ADWI 2024, harapannya desa ini bisa terus berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Dengan dukungan penuh dari Kemenparekraf dan pemerintah daerah Tana Tidung, Desa Wisata Mangkaban diharapkan dapat menjadi contoh keberhasilan desa lain dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya dan ekologi. Prestasi ini juga menjadi momentum penting bagi masyarakat desa untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya mereka sembari berkontribusi pada perekonomian daerah. (01)