Tolak UU Omnibus Law, Massa Aksi Ricuh Nyaris Baku Hantam
2 min readINTIPOS | SIANTAR – Ratusan demonstran mengatas namakan GERILYAWAN (Gerakan Rakyat Melawan) geruduk gedung DPRD Siantar tolak dan protes pengesahan Undang-Undang ( UU ) Omnibus Law Ciptaker yang dinilai sengsarakan masyarakat khususnya kaum buruh, Kamis (8/10) Jam 11.30 WIB.
Pantauan dilapangan, situasi memanas tak lama setelah massa aksi berkumpul memblokade jalan H Adam Malik. Massa yang notabanenya mahasiswa dihadang brikade kepolisian saat mencoba memasuki gedung wakil rakyat tersebut.
Aksi saling dorongpun memuncak diiringi turunnya hujan. Pagar pengaman gedung nyaris jebol di dobrak massa aksi yang sempat naik pitam melihat aparat kepolisian yang tak mau mengalah membiarkan mahasiswa masuk bertemu anggota dewan.
“Kasih kami masuk woi, gendung ini milik rakyat. Dasar DPR binatang!,” Teriak demonstran sembari berusaha mendobrak benteng pertahanan aparat yang menjadi tameng.
baca juga : Pjs Bupati Labuhanbatu Padukan Ajakan 3M dan Sukses Pilkada
Kapolres Siantar, AKBP Boy Sutan Binanga Siregar, yang juga hadir dilokasi mencoba bernegosiasi guna meredam tindakan anarkis menghindari kontak fisik antara pihaknya dengan demonstran.
“Kasih kami waktu koordinasi sama pihak DPR, kita cari titik temu solusinya,” Kata Kapolres.
Ketika menunggu, terlihat tiga unit mobil brimob dan satu unit mobil water canon memasuki area gedung DPRD. Pemandangan itu diduga menjadi pemicu aksi saling serang antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Sehingga memakan korban, masing-masing dua orang dari aparat kepolisian dan demonstran mengalami luka-luka.
baca juga : https://siberindo.co/08/10/2020/bonus-5-kali-gaji-di-uu-ciptaker-hoaks-pemerintah-jangan-php-in-rakyat/
Selanjutnya, Wakapolres Siantar Kompol Panjaitan, menyarankan agar para mahasiswa pulang terlebih dahulu. “Ayolah kita pulang dulu ganti pakaian, kalau besok mau demo lagi silahkan, kita jumpa disini,” Katanya di hadapan demonstran.
Koordinator aksi, Dofasef, bersama dengan massa aksi lainnya berjanji akan meninggalkan lokasi dengan catatan pihak kepolisian membebaskan rekannya yang ditahan. “Jika tidak dilepaskan, kita akan kembali lagi nanti Jam 16.00 WIB,” Jelasnya.
Menurutnya, massa tidak berniat bentrok dengan aparat Kepolisan. Massa turun ke jalan hanya ingin memperjuangkan hak-hak buruh yang didegradasi akibat pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
“Sebenarnya itu bukan dari massa aksi yang tergabung dalam GERILYAWAN. Tetapi tadi karena loss control dan eforianya kawan-kawan sehingga ada pihak lain yang dorong-dorong dan lempar-lempar dari belakang sehingga mengakibatkan bentrok,” Jelas Dofa sembari meninggalkan lokasi.