Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Terkesan Tak Ada Perhatian dari Pemerintah Setempat, Jembatan Ambruk Warga Diminta Swadaya

2 min read
Jembatan Ambruk Warga Diminta Swadaya

Jembatan Ambruk Warga Diminta Swadaya

Bone | Intipos.com – Warga desa Tassipi, kecamatan Amali, kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengeluhkan jembatan rusak sejak dua tahun terakhir. Namun sampai saat ini terkesan belum ada perhatian dari pemerintah setempat.

 

Hal ini disampaikan oleh Aldi yang juga selaku tokoh pemuda di desa tersebut, Jumat (03/01/24).

 

“ Menjelang panen raya, pemerintah setempat terkesan lamban mengambil inisiatif untuk memperbaiki jembatan usaha tani yang sudah rusak parah. Dan ini dapat membahayakan ketika warga melintas membawa hasil panen dengan menggunakan kendaraan,” jelasnya.

 

Lanjut Aldi menjelaskan, soal ambruknya jembatan yang menghubungkan ke lahan pertanian warga yang kurang lebih 20 hektar itu, dapat menghambat mobilitas masyarakat.

 

Olehnya itu, warga setempat berinisiatif patungan membangun jembatan darurat secara swadaya dengan menggunakan batang pohon lontar.

 

“ Dua tahun yang lalu jembatan itu sudah rusak, bahkan sudah beberapa kali disampaikan ke pemerintah desa, namun belum ada respon. Seolah-olah pendukungnya ji saja dia dengar, kalau lawan politiknya tidak di respon,” ungkapnya.

Baca Juga  Kapolres Bone Kerahkan Tim Gabungan Selidiki Kasus Penembakan di Lappariaja

 

Masyarakat di sini mayoritas petani jagung, dan jalan ini merupakan satu-satunya akses jalan menuju ke kebun, pungkas Aldi

 

Sementara sekdes desa Tassipi Supriadi di konfirmasi menyebutkan bahwa, penyebab rusaknya jembatan tersebut diakibatkan oleh derasnya banjir yang terjadi pada minggu kemarin.

 

“Memang disitu langganan banjir. Mulai ada kerusakan di tahun 2024, tidak bisa di lewati pas musim hujan tanggal 20-24/12/2024 kemarin,”

 

Lanjut, Sebelumya masih bisa dilewati. Terakhir bisa dilewati mobil tahun 2024. Motor saja bisa lewat, karena sudah runtuh sebagian. Pas banjir bulan 12 kemarin runtuh semua mi, tidak adami bisa na lewati masyarakat, tuturnya.

 

Disinggung soal upaya langkah skala darurat, “Langkah upaya pemerintah desa seperti apa” tanya awak media

 

Jawab Supriadi “Upaya pemerintah desa meminta saja swadaya dari masyarakat, tetapi tidak semua masyarakat dilibatkan hanya yang ada lahan pertaniannya di sana,” katanya.

 

Baca Juga  Pembina LBH PERANTARA Apresiasi Kapolrestabes Medan Atas Kasus Penganiayaan Budianto Sitepu

Ditanyai soal komunikasi antara pemerintah desa dengan masyarakat terkait jembatan rusak, jawab Supriadi,“ kami sering komunikasi, pas jembatan sudah runtuh semua,”

 

“ Posisi komunikasi itu pas akhir tahun, mereka mengusulkan dibangunkan tahun ini, cuma kami dari pemerintah desa belum bisa menganggarkan di tahun 2025, karena jalan penghubung ke lokasi masih buruk,” jelasnya.

 

Lebih lanjut menjelaskan, kita perbaiki perbaiki akses jalannya duluh, nanti tahun depan kita anggarkan jembatannya. Karena percuma juga jembatannya bagus kalau jalannya tidak bisa dilalui mobil.

 

Awak media kembali menyinggung soal adanya perbedaan pandangan politik atau beda pilihan di pilkades sehingga terkesan masyarakat yang bukan pendukungnya tidak direspon.

 

Jawab Supriadi,“ ketika kita mau sangkut pautkan dengan politik kayaknya pembangunan desa tidak ada yang jalan. Kita nggak bisa juga larang masyarakat mau beranggapan seperti apa. Kita membangun di desa itu berdasarkan kebutuhan masyarakat, cuma kita garis bawahi, bisa nggak kita laksanakan,” pungkasnya.

 

(Rustan)