15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Terkait Penyebaran Varian Delta, Ini Kata Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

3 min read

Jakarta | Intipos.com – Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, positivity rate dan testing rate adalah indikator penting dalam menilai status transmisi atau penularan COVID-19. WHO juga merekomendasikan untuk suatu wilayah mampu melakukan testing minimal 1 orang per 1.000 penduduk per minggu untuk mengukur upaya surveilans yang dilakukan. (19 Agustus 2021)

“Pekan lalu, seluruh provinsi mampu mencapai testing rate yang ditetapkan. Walaupun begitu
dengan kapasitas yang ada, sesuai dengan instruksi, kita mampu dan akan terus menargetkan
testing mencapai 400.000 tes per hari,” ujar dr. Nadia.

Dia menambahkan, upaya penemuan kasus dilakukan dengan memprioritaskan populasi yang
berisiko tinggi untuk menularkan virus, yaitu pasien dengan kriteria suspek dan juga kontak erat.
Pembelajaran yang terjadi di Jawa dan Bali hendaknya menjadi kewaspadaan bagi provinsi-provinsi
di luar Jawa dan Bali, terutama karena adanya varian baru.

“Kita berharap dan terus berupaya untuk melokalisasi setiap wilayah yang berpotensi munculnya
kluster-kluster dan penularan aktif,” ujarnya.

Dia menegaskan, varian delta merupakan varian baru yang saat ini mulai mendominasi pelaporan
varian di hampir seluruh negara di dunia. Varian ini harus selalu diwaspadai karena memiliki
kemampuan penularan dan potensi gejala dan keparahan yang lebih tinggi.

Baca Juga  Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Pimpin Langsung Penertiban Baliho Tidak Berizin

dr. Nadia memastikan, Indonesia terus berupaya melakukan kegiatan sekuensing untuk memantau
penyebaran varian baru, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Per tanggal 18 Agustus
2021, sudah lebih dari 5.000 sekuensing dilakukan dengan 80% hasil adalah varian delta.

Dia mengimbau pemerintah daerah di beberapa wilayah untuk lebih waspada dan meningkatkan
testing dan tracing mengingat dominasi varian delta yang terdeteksi. Beberapa wilayah yang
dimaksud adalah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Kalimantan Barat,
Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

dr. Nadia mengingatkan, bagi provinsi atau daerah lain yang belum melaporkan atau belum
menemukan varian ini juga untuk tetap waspada. Pemerintah daerah diharapkan aktif
meningkatkan upaya testing dan tracing, dan melaporkan kasus-kasus yang masuk kriteria untuk
dilakukan pemeriksaan sekuensing ke laboratorium rujukan.

“Sekali lagi, upaya pengendalian dan vaksinasi yang kita lakukan saat ini masih terbukti efektif
untuk mencegah penularan, dan mencegah keparahan dan kematian akibat infeksi varian delta ini,”
ujar dr. Nadia.

Dia juga mengungkapkan, lebih dari 60 ribu kasus yang tercatat sebagai kasus aktif adalah
kasus-kasus yang terkonfirmasi positif lebih dari 21 hari yang lalu. Besar kemungkinan kasus-kasus
ini telah sembuh atau meninggal dunia. Menurutnya, beberapa provinsi dengan yang kemungkinan
harus memperbarui status kasus aktif lebih dari seribu kasus adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Papua, Sumatera Utara, Jawa Timur, Maluku, dan Kalimantan Tengah.

Baca Juga  Perayaan Natal Oikumene 2024: Pj Bupati Langkat Ingatkan Pentingnya Kebersamaan dalam Keberagaman

dr. Nadia memastikan, Kementerian Kesehatan sedang bekerja bersama provinsi-provinsi dan
kabupaten/kota terkait untuk menyelesaikan updating status kasus-kasus ini.

“Karena kasus-kasus ini akan dirilis pada tanggal mereka dilaporkan, masih akan terjadi
lonjakan-lonjakan jumlah kasus meninggal dan sembuh, dan mungkin juga kasus konfirmasi, akibat
updating status dan rilis kasus lama ini,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate juga mengingatkan
daerah-daerah yang terdeteksi ditemukan varian Delta untuk menyiapkan berbagai langkah
mencegah penyebaran lebih luas. Pemerintah daerah diminta aktif untuk berkoordinasi dengan
pemerintah pusat baik agar bisa sinergis dalam melakukan penanganan COVID-19.

Johnny juga mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan cakupan vaksinasi kepada
masyarakat. Vaksin yang telah tiba di daerah segera disuntikkan kepada masyarakat. “Agar herd
immunity segera terbentuk dan semoga pandemi bisa dikendalikan, ” ujar Menkominfo. (Risa Intipos)