Terkait Dugaan Tunggangi Birokrasi, Gen “Z” Angkat Suara
2 min readBone | Intipos.com – Setelah sebelumnya di beritakan soal dugaan Oknum Seklur di Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone yang diduga menyertakan stiker Bacaleg yang merupakan Putri PJ Bupati Bone saat pembagian bansos, sampai saat ini PJ Bupati seakan masih enggan memberikan komentar.
Di konfirmasi Via WhatsApp Selasa 17 Oktober 2023, PJ Bupati Bone Andi Islamuddin belum memberikan respon apapun.
Pesan WhatsApp yang di kirimkan wartawan Intipos.com sekitar pukul 14:28 Wita, terlihat chat tersebut centang dua, dan sampai berita ini di muat, PJ Bupati Bone belum memberikan tanggapan.
Sementara itu, Basir selaku Panwascam Tanete Riattang Barat dikonfirmasi terkait soal dugaan oknum seklur membagikan Bansos beras disertai stiker salah satu bacaleg, dia mengaku sudah mulai melakukan penelusuran.
“ Seklu Macanang sudah kami temui dan meminta keterangannya” kata Basir saat dikonfirmasi Selasa malam (17/10/23).
Ketika ditanya apa tanggapan Seklur,” mohon maaf pak untuk materi penelusuran adalah salah satu informasi yg dikecualikan,” ucapnya
Lanjut menjelaskan, Mohon bersabar dan kasi kami kesempatan bekerja, nanti pada saat proses penelusuran selesai dan menghasilkan kesimpulan atas kajian Pengawas Pemilu, baru kami bisa sampaikan statusnya, pungkasnya.
Disisi lain, Ardy baso Anas perwakilan Generasi “Z” pun mencoba angkat bicara menanggapi persoalan tersebut.
Anak muda jangan hanya dijadikan objek eksploitasi politik, tapi harus dioptimalkan sebagai kekuatan penggerak sosial politik maupun sosial ekonomi bangsa ini secara autentik, Ardy baso anas mengatakan dalam pengalamannya di dunia politik terdapat perbedaan perbedaan pendekatan terjun ke dunia politik hingga sekarang.
“Kalau dulu ada ideologi komunitas, kalau kita sentuh pimpinan komunitasnya maka semua ikut. Tetapi sekarang beda, makanya politisi harus punya strategi jitu lagi,” kata Ardy
Masih kata Ardy, seharusnya sekarang kita hanya melihat konteks warisan terbaik yang penting bagi masyarakat dalam membangun peradaban demokrasi bukan konteks warisan keluarga yang mudah untuk membangun dinasti politik tanpa melalui cara tantangan dan peluang yang dibuatkan nya sendiri (milenial dan Z).
” Dengan adanya bonus demografis ini, saya mengharap tidak ada lagi para pendahulu yang membuat jalur instan bagi milenial atau Z meskipun itu keluarganya,” tutur Ardy
Baiknya kita persiapkan generasi pelanjut untuk dapat bersaing sehat, bersaing dengan ide dan gagasan, jangan terkesan memaksakan kehendak yang ujung ujungnya merugikan masyarakat secara luas, tegas Ardy. (rs)