Sri Ayu Mihari Ingatkan Pembangunan Moral Anak Dimulai dari Keluarga
2 min readMEDAN | Intipos.com – Wakil Ketua I Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara (Sumut) Sri Ayu Mihari Musa Rajekshah mengingatkan pentingnya pembangunan moral bagi anak-anak. Keluarga sebagai lembaga pendidikan utama anak memiliki peran besar untuk kualitas moral.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua I TP-PKK Sumut Sri Ayu Mihari pada kegiatan dialog interaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut di Santika Premiere Dyandra Hotel and Convention, Jalan Kapten Mulana Lubis Nomor 7 Medan, Kamis (4/11).
Pada kegiatan dialog interaktif dengan tema Pemberdayaan Keluarga dalam menanggulangi Kemerosotan Kualitas Pendidikan Formal dan Akhlak di Masa Pandemi Covid-19 tersebut menurutnya kecerdasan harus diimbangi moral.
“Ibu dan ayah merupakan guru pertama bagi anak-anaknya, sehingga fungsi keluarga begitu penting dan sentral dalam pembangunan jiwa dan raga generasi bangsa,” kata Sri Ayu Mihari saat menjadi keynote speaker di acara dialog interakhif MUI.
Ayu juga menambahkan, pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun juga mempengaruhi pendidikan formal anak-anak karena dilakukan secara daring. Serta berdampak pada pembinaan moral dan akhlak anak-anak, karena menurutnya moral dan akhlak bagian penting dalam pendidikan.
“Cerdas saja tidak cukup, namun harus disempurnakan dengan akhlak dan ketaatan kepada Allah SWT. Banyak orang yang pintar dan cerdas, namun kurang baik moral dan sikapnya , maka tidak akan membawa kebaikan,” katanya.
Sementara itu, Ketua MUI Sumut Maratua Simanjuntak mengingatkan kepada keluarga, moral sangat penting selain keamanan akan Covid-19. Dia juga merasa miris dengan kondisi generasi muda saat ini yang bertindak sudah sangat jauh dari moral Islam dan Indonesia.
“Jangan sampai anak Anda, cucu Anda makan, minum dari yang haram, itu yang pertama. Saya agak miris melihat moral anak-anak kita sekarang, ada anak di bawah 17 tahun ketangkap razia di hotel, mengumbar aurat di media sosial, lama tidak sekolah tatap muka juga berpengaruh pada hal ini karena itu kegiatan kita sekarang sangat penting,” kata Maratua.
Menurut Wakil Ketua MUI Sumut Ardiansyah yang merupakan Ketua Panitia dialog interaktif ini anak-anak perlu kesiapan mental setelah hampir dua tahun belajar daring. Di hadapan para peserta yang sebagian besar ibu-ibu dari ormas-ormas Islam dan beberapa lembaga perempuan Sumut, dia berharap kegiatan ini membantu orang tua mempersiapkan hal tersebut.
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) di Sumut sendiri sudah dimulai sejak 1 November untuk daerah-daerah yang masuk kategori PPKM level 2. Karena itu, menurut Ardiansyah, kegiatan ini penting dilakukan agar orang tua punya strategi dan ilmu menyiapkan mental dan moral anak-anak.
“Karena itu kita hadirkan narasumber yang merupakan pakar pendidikan dan juga psikolog anak, ada Prof Fachrudin Azmi dan ibu Sri Winarni. Insya Allah, para peserta mendapat masukan, strategi menyiapkan mental anak-anak kita sebelum PTM,” kata Ardiansyah.(RR)