10 Januari 2025

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Sepanjang 2024 Sumut Alami 677 Kejadian Bencana

3 min read
Sepanjang 2024 Sumut Alami 677 Kejadian Bencana

 

MEDAN | Intipos.com – Sepanjang tahun 2024, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami kejadian bencana sebanyak 677 kejadian, yang berdampak terhadap 33 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, kejadian bencana alam yang mendominasi adalah kebakaran hutan dan lahan sebanyak 237 kejadian, dengan luas areal kebakaran hutan dan lahan 2.638, 265 hektar.

 

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Tuahta Ramajaya Saragih pada acara Kaleidoskop Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sumatera Utara Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan, di Jalan Ngumban Surbakti Medan, Rabu ( 8/1).

 

Selain kebakaran hutan dan lahan, lanjut Tuahta, bencana alam lainnya yang terjadi sepanjang tahun 2024 berupa tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem, gelombang pasang, kekeringan, epidemi dan wabah penyakit. Bencana alam yang terjadi memberikan dampak kerusakan di sejumlah sektor, seperti pemukiman, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perkantoran, fasilitas umum, jembatan dan kios.

 

“Deliserdang, Tapanuli Selatan, Karo, Mandailing Natal, adalah wilayah yang paling banyak dilanda bencana. Sepanjang tahun 2024, berdasar data PUSDALOPS PB BPBD Provinsi Sumut tercatat jiwa yang ikut terdampak yakni 63 jiwa meninggal dunia, 176 jiwa terluka, 4.878 jiwa mengungsi, 297.241 jiwa menderita,” kata Tuahta.

Baca Juga  Pj Bupati Langkat Hadiri Serah Terima Lampu Penerangan Jalan Desa Sei Siur dan Tanjung Pasir

 

BPBD Sumut, kata Tuahta, pada tahun 2025 terus melakukan koordinasi dan sinergitas dengan BMKG dalam hal memonitoring dan menyebarkan apa saja yang akan dilakukan ke depannya. Dikatakannya, dari kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, BPBD Sumut melaksanakan komunikasi, informasi edukasi kepada masyarakat, mulai dari keluarga, siswa, dan unsur aparatur pemerintah daerah, serta memperkuat ketahanan daerah.

 

“Pada tahap kesiapsiagaan seperti itu, sebagai tanggap darurat kita menyiapkan bantuan logistik ke kabupaten/kota yang telah dianggarkan di APBD. Kemudian melakukan pendampingan melalui tim reaksi cepat yang terdiri dari unsur Pemda dengan melihat status daerah, siaga, transisi (melakukan kaji kebutuhan bencana),” katanya.

 

Kepala BBMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho menyampaikan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang terjadi sepanjang tahun 2024 sebanyak 108 kejadian. Bulan Oktober adalah waktu terbanyak terjadinya bencana.

 

“Secara umum bencana pada tahun 2024 disebabkan karena adanya konvergensi dan ancaman angin, di Wilayah Sumatera Utara, serta adanya faktor global IOD negative dan faktor regional MJO yang berada di Samudera Hindia,” terangnya.

Baca Juga  Harmoni Kepemimpinan Agus Fatoni: Menekan Inflasi, Mendorong Sumut Lebih Mantap (Bagian 2)*

 

Diketahui, bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan yang terjadi di wilayah ekuator Samudera Hindia. Sementara Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan suatu gelombang atau osilasi non musiman yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode kurang lebih 30-60 hari.

 

Curah hujan tahun 2025, lanjut Hendro, diprediksi mendekati kondisi normal meski terdapat potensi La Nina lemah pada awal tahun. Meski demikian, bencana hidrometeoroli tetap harus menjadi perhatian dan kewaspadaan semua pihak.

 

“Potensi banjir dan longsor perlu diwaspadai pada awal tahun 2025 dan akhir tahun 2025 yang merupakan periode musim hujan. Sedangkan potensi kekeringan yang akan berdampak pada pertanian dan kebakaran hutan perlu diwaspadai pada musim kemarau tahun 2025,” tutupnya.

 

Turut hadir pada acara tersebut Kepala Basarnas Medan Mustari, BWS Wilayah II, akademisi, seluruh UPT BMKG Wilayah I, PMI, media, dan seluruh peserta yang juga hadir melalui bolding. (RR)