Sang Penjaga Perairan : Pahlawan Gelombang Menuju Istana Negara
11 min readOleh Ir Zulfikar Tanjung
Semula, saya mengira perjalanan ini hanya akan menjadi pelayaran biasa. Apalagi, kapal perintis ‘Sabuk Nusantara 68’ dari PT PELNI memang terlihat kecil, jika dibandingkan dengan kapal antar pulau lainnya yang mengarungi samudera di Indonesia.
Namun, begitu saya naik ke atas kapal dan memulai perjalanan, pandangan saya berubah sepenuhnya. Hati saya bergetar dengan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Di tengah riak dan gelombang samudera yang tak pernah diam, saya bertemu dengan para awak kapal. Mereka bergerak tegak dengan dedikasi dan semangat yang tak tergoyahkan.
Sebagai pekerja kapal perintis, mereka ternyata bukan hanya pelaut biasa. Mereka adalah simbol keteguhan hati, pengabdian, dan etos kerja yang tinggi, yang dengan bangga mengarungi perairan terluar Indonesia.
Kapal ‘Sabuk Nusantara 68’ yang saya naiki ini pun mendadak sangat besar dan megah bagi saya. Kapal tol laut ini rupanya tak hanya berlayar, tetapi juga menjaga kedaulatan laut Indonesia, membawa penumpang menuju pulau-pulau kecil, terasing, dan terluar di perairan terdepan nusantara, yang dikenal sebagai wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
Kapal ini rupanya memiliki misi yang jauh lebih besar dari sekadar transportasi umum. Mata hati saya pun sontak terbuka lebar, saya merasakan ‘Sabuk Nusantara 68’ mengemban peran penting dalam menjaga teritorial kedaulatan wilayah perairan terluar Indonesia.
Selama pelayaran dari Telukbayur menuju Mentawai, saya merasakan betapa kapal ini berdiri gagah perkasa mengarungi gelombang besar, sebuah simbol kekuatan dan semangat persatuan Indonesia.
Suara deru mesin dan bau khas laut segera menyapa indra saya. Ada getaran kebanggaan yang memenuhi hati, menyadari bahwa saya berlayar bersama penjaga teritorial Indonesia di wilayah 3TP.
Kapal ini, meskipun terlihat kecil di permukaan samudera yang luas, namun berdiri sebagai simbol kekuatan dan keberanian bangsa. Setiap jengkal perjalanannya adalah bukti bahwa “Merah Putih” tetap berkibar dengan gagah di perairan terluar.
Melalui lintasannya yang hilir mudik di kawasan pulau-pulau terpencil dan terluar, ‘Sabuk Nusantara 68’ memainkan peran strategis sekaligus membuktikan komitmen negara dalam menjaga kedaulatan dan kehormatan wilayahnya.
‘Sabuk Nusantara 68’ tidak sendiri. Bersama kapal perintis lainnya milik PT PELNI yang melintasi perairan terluar Indonesia, mulai dari wilayah barat hingga timur Indonesia, membuktikan bahwa PT PELNI berperan strategis membangun konektivitas di wilayah 3TP dan Kapal PELNI berkontribusi besar dalam menggerakan roda perekonomian melalui Tol Laut.
[Kedaulatan di Tengah Gelombang]
Perjalanan dengan ‘Sabuk Nusantara 68’ bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang mendalam. Ia mengajarkan saya tentang arti sebenarnya dari kebanggaan dan keberanian.
Selama perjalanan, saya berdiri di geladak kapal, memandang luasnya Samudera Indonesia. Setiap gelombang yang menghantam lambung kapal seakan menceritakan kisah perjuangan para pelaut yang bekerja tanpa kenal lelah.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memastikan bahwa saudara-saudara kita yang tinggal di pulau-pulau terpencil atau wilayah 3TP tetap terhubung dengan dunia luar. Misi Mulia di Ujung Nusantara “Sabuk Nusantara 68” tidak hanya membawa penumpang dan barang, tetapi juga harapan dan kehidupan bagi masyarakat di pulau-pulau terluar.
Kehadirannya memberikan akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar, pendidikan, dan kesehatan, yang seringkali sulit dijangkau tanpa transportasi laut. Bagi pertumbuhan ekonomi nasional maupun pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah 3TP, kapal perintis berperan besar.
‘Sabuk Nusantara 68’ pun terus membelah ombak dengan kekuatan yang luar biasa. Angin laut yang sejuk dan pemandangan laut biru yang tak berujung menciptakan suasana yang tak terlupakan. Di kejauhan, gugusan pulau-pulau Mentawai mulai tampak, seolah-olah melambai menyambut kedatangan kami. Misi kapal ini begitu jelas: menghubungkan dan menjaga setiap sudut nusantara, memastikan bahwa setiap pulau, sekecil apapun, tetap terhubung dengan tanah air tercinta.
Setiap penumpang di kapal ini, dari awak kapal hingga penumpang biasa seperti saya, merasakan kebanggaan yang sama. Kami adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kami sendiri. Dalam setiap gelombang yang kami hadapi, ada cerita keberanian dan semangat yang tak terhitung jumlahnya. Melalui ‘Sabuk Nusantara 68’, saya melihat langsung bagaimana negara ini merawat dan menjaga wilayahnya, memastikan bahwa setiap pulau merasakan sentuhan kasih sayang dari pemerintah pusat.
Ketika kami akhirnya tiba di Kepulauan Mentawai, perasaan haru dan bangga menyelimuti hati saya. Sabuk Nusantara 68 telah berhasil membawa kami melintasi lautan yang luas dan penuh tantangan, membuktikan bahwa ukuran bukanlah segalanya. Kapal ini, meskipun kecil, memiliki misi yang sangat besar. Ia adalah penjaga perbatasan, simbol kekuatan dan keberanian bangsa Indonesia.
[Transformasi Pelayanan]
Kapal perintis mengingatkan kita semua bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, beragam dan pelayaran bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga menjalankan misi mulia untuk bangsa. Artinya, meski tuntutan transformasi pelayanan dan bisnis cukup kuat dewasa ini, dalam menyikapinya hendaklah tidak berorientasi keuntungan finansial semata, melainkan ada aspek sosial dan strategis lainnya.
PT Pelayaran Nasional Indonesia atau biasa disingkat menjadi PELNI (Persero) sebagai operator pelayaran milik Pemerintah Republik Indonesia dituntut arif dan bijaksana. Transformasi pelayanan harus dilakukan hingga ke operasional kapal perintis agar masyarakat menikmati pelayaran yang lebih nyaman, prima dan menyenangkan, namun layanan itu harus tetap dapat dijangkau masyarakat ‘bawah’ dengan harga murah.
Secara umum, sebagaimana dikemukakan Direktur Utama PT PELNI (Persero), Tri Andayani, hingga 2024 ini 72 tahun sudah PELNI terus bertransformasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kontribusinya membangun negeri. Dengan kehadiran kapal-kapalnya, PELNI menghubungkan dan menyatukan seluruh kepulauan nusantara sampai ke daerah 3TP. Sekaligus wujud kehadiran negara menyediakan kebutuhan moda transportasi laut bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Peran PELNI sangat strategis dan penting, bahwa negara kita dua pertiga adalah laut. Peran kapal laut sangat penting mengonektivitaskan, menyatukan pulau-pulau di nusantara supaya pergerakan penumpang dan logistik antar pulau menjadi lancar. Tumbuhlah pusat-pusat perekonomian baru,” ungkapnya saat Perayaan dan Tasyakuran HUT Ke-72 PT PELNI di Jakarta, Senin (29/4/2024).
Dijelaskan, sebagai bentuk komitmen manajemen, pada tahun 2023 PELNI telah menetapkan 27 program transformasi untuk diselesaikan. Di antaranya transformasi bisnis dan layanan, digital dan teknologi, budaya dan SDM. “Alhamdulillah hasil transformasi tersebut sudah terlihat pada kinerja perusahaan tahun 2023 dengan mencatat hasil laba konsolidasi audited 2023 sebesar Rp 201,2 miliar atau 116 persen dari laba 2022 senilai Rp 176 miliar,” lanjut Tri.
Yang lebih membanggakan, tingkat kesehatan perusahaan tahun 2023 berada di kategori sangat sehat dengan kualifikasi Triple E. Mengalami kenaikan 2 level dari tahun sebelumnya dengan kategori sehat dan kualifikasi A. Score penerapan GCG mengalami kenaikan dan berada pada score 86,821 dengan kategori sangat baik. “Kami berharap tahun ini lebih ditingkatkan lagi sehingga target laba konsolidasi 2024 sebesar Rp 185,2 miliar jauh terlampaui bahkan mencapai Rp 300 miliar,” tuturnya.
Jadi patut diberi acungan jempol bahwa transformasi pelayanan dan bisnis PT PELNI telah berjalan siginifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan berbagai inisiatif untuk meningkatkan efisiensi operasional, kenyamanan penumpang, dan daya saing Perusahaan.
PT PELNI telah mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Salah satu langkah signifikan adalah penerapan sistem pemesanan tiket online yang memudahkan penumpang dalam membeli tiket. Selain itu, PT PELNI juga menyediakan aplikasi mobile yang memungkinkan penumpang untuk memeriksa jadwal kapal, memesan tiket, dan memperoleh informasi lainnya secara mudah.
PT PELNI juga memberikan perhatian besar pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Program pelatihan dan pengembangan keterampilan terus dilakukan untuk memastikan para karyawan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang tinggi.
[Pengembangan Bisnis]
Di bidang pengembangan bisnis, PT PELNI mengajukan Penyertaan Modal Negara atau PMN untuk pembelian kapal. “Pengadaan 2 unit kapal Roro, 5 tongkang tugboat, refocusing Hotel Bahtera, revitalisasi PELNI Maintenance Facility, dan lainnya,” papar Dirut PT PELNI.
Dari situs resmi PT PELNI diketahui tahun anggaran 2024 PT PELNI mendapatkan PMN dari Cadangan Investasi Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 1,5 triliun untuk pembelian tiga unit kapal penumpang baru.
Tiga unit kapal baru penumpang tersebut untuk menggantikan kapal-kapal penumpang PELNI yang usianya sudah melebihi usia teknis yaitu 30 tahun. Tercatat ada beberapa kapal PELNI yang sudah tua, diantaranya Kapal Umsini dan Kapal Kelimutu yang telah berusia 39 tahun serta Kapal Lawit yang telah berusia 38 tahun pada tahun 2024. Saat ini, 12 kapal atau 46 persen dari total armada Pelni telah melebihi batas usia teknisnya, yaitu 30 tahun.
Upaya perusahaan untuk mengganti seluruh kapal-kapal PELNI yang telah melebihi usia teknis akan dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun ke depan dengan mengusulkan skema PMN kepada pemerintah.
Tahun anggaran 2025 PT Pelni mengusulkan PMN dari APBN sebesar Rp 2,5 triliun untuk pembelian dua unit kapal penumpang baru. Selain dari PMN, sumber pendanaan (pengadaan kapal) juga berasal dari dana internal sebesar Rp 0,5 triliun.
PT PELNI tidak hanya fokus pada bisnis angkutan penumpang, tetapi juga mengembangkan bisnis angkutan barang (logistik). Dengan memanfaatkan armada yang ada, PT PELNI menyediakan layanan pengiriman barang ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau.
[Layanan Prima Kapal Perintis]
Transformasi pelayanan dan bisnis PT PELNI ini hendaklah juga sejalan dengan komitmen operasional kapal perintis yang mencakup beberapa aspek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan jangkauan layanan ke wilayah 3TP untuk memperluas akses yang diuraikan pada bagian awal tulisan ini, yakni tidak sebatas bisnis belaka melainkan ada peran strategis kebangsaan dan territorial negara.
Artinya transformasi layanan dan bisnis itu harus terintegrasi antara operasional umum dengan pengelolaan kapal perintis. Konektivitas ini harus memiliki semangat yang sama secara proporsional sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pelayanan pelayaran umum dengan pelayaran kapal perintis. Untuk itu standar minimal prima harus sama, dan kalau ada kelebihan di kapal umum adalah merupakan nilai plus saja.
Pada tahun 2024 ini PT Pelni ditugaskan Kementerian Perhubungan melayani 30 trayek kapal perintis dengan 30 unit kapal perintis di 18 wilayah di Indonesia. Menurut Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Evan Eryanto trayek penugasan kapal perintis tersebut mengalami penyesuaian dari tahun 2023 lalu di mana Pelni menjalankan penugasan sebanyak 42 trayek kapal perintis.
Tentu diharapkan ke depan penugasan ini dapat ditambah, baik trayek mapun jumlah armada dan juga diharapkan agar PT PELNI dapat terus menjaga kepercayaan pemerintah dalam pengelolaan kapal perintis yang profesional dengan pelayanan yang prima.
Memang selama menjalankan penugasan kapal perintis, Pelni dirasakan telah melakukan sejumlah peningkatan pelayanan. Saat ini, tiket kapal perintis sudah dilayani menggunakan aplikasi sehingga pencatatan manifes penumpang bersifat real time dan digital. Hal ini juga dirasakan pada pengalaman pelayaran dari Telukbayur ke Mentawai seperti yang diuraikan di atas.
Selain itu, penumpang kapal perintis ada yang juga sudah dapat merasakan pelayanan kamar kelas dengan fasilitas yang lebih nyaman selama pelayaran. Diharapkan PELNI terus berinovasi agar pengalaman berlayar penumpang semakin baik dan berkesan.
Selain angkutan penumpang, kapal perintis PT PELNI juga digunakan untuk mengangkut barang dan logistik ke daerah-daerah terpencil. Oleh sebab itu transformasi ini harus juga termasuk penambahan ruang kargo di kapal perintis serta optimalisasi rute pengiriman untuk memastikan barang dapat sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Pengembangan Infrastruktur Pendukung juga harus diprioritaskan. Kerja sama PT PELNI dengan pemerintah daerah dan pihak lainnya untuk meningkatkan infrastruktur pelabuhan di daerah-daerah yang dilayani oleh kapal perintis hendaklah ditingkatkan. Peningkatan infrastruktur ini mencakup pembangunan dan perbaikan dermaga, fasilitas bongkar muat, serta akses transportasi darat dari dan ke pelabuhan.
[Menuju Istana Negara]
Sekembali dari Mentawai dengan Kapal Perintis ‘’Sabuk Nusantara 68′, saya mendapatkan “oleh-oleh” yang sangat berharga, yakni pemahaman lebih luas tentang strategisnya peran PT PELNI membangunan konektivitas di wilayah 3TP. Konektivitas itu tidak hanya berarti tersedianya transportasi dari satu titik ke titik lainnya, tetapi juga mencakup kelancaran distribusi barang dan jasa, mobilitas manusia, serta akses terhadap berbagai sumber daya dan informasi.
Di wilayah 3TP, yang kerap kali kurang terjangkau oleh infrastruktur modern, kehadiran PT PELNI menjadi penghubung vital yang memungkinkan pergerakan ekonomi dan sosial. Melalui armada kapal penumpang dan kargo, PELNI memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, produk-produk lokal dapat dipasarkan ke wilayah lain, serta membuka akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
PT PELNI tidak hanya menjalankan tugas sebagai operator pelayaran komersial, tetapi juga menjalankan misi nasional untuk memastikan konektivitas di seluruh pelosok negeri. Di banyak wilayah 3TP, kapal-kapal PELNI adalah satu-satunya sarana transportasi yang tersedia dan dapat diandalkan. Dengan rute-rute yang menjangkau daerah-daerah terpencil, PELNI memainkan peran kunci dalam mengurangi disparitas ekonomi dan sosial antar wilayah di Indonesia.
Selain itu, dengan adanya pelayaran perintis yang disubsidi oleh pemerintah, PELNI turut memastikan bahwa tarif transportasi tetap terjangkau bagi masyarakat di wilayah 3TP. Ini penting untuk mencegah kesenjangan ekonomi dan memungkinkan masyarakat setempat untuk tetap terhubung dengan pusat-pusat ekonomi di Indonesia.
Namun hal paling mendasar yang saya rasakan dari pelayaran dengan kapal perintis ‘’Sabuk Nusantara 68′ adalah saya menemukan banyak “intelijen tanpa nama” di atas kapal maupun sepanjang trayek kapal perintis itu di wilayah terluar Indonesia. Mereka adalah para pelaut, mulai dari nakhoda dan awak kapal perintis lainnya.
Dalam pandangan intelijen teritorial Indonesia, para pelaut yang hilir mudik di perairan terluar dapat diibaratkan sebagai “sumber informasi” yang penting. Mereka dapat memberikan data dan informasi tentang aktivitas di wilayah perairan terluar yang mungkin tidak terpantau secara langsung oleh aparat keamanan.
Ya, pelaut yang hilir mudik di perairan terluar Indonesia dapat diibaratkan sebagai lensa CCTV negara. Mereka berfungsi sebagai pengawas tambahan yang memantau aktivitas di perairan dan melaporkan hal-hal yang mencurigakan atau berpotensi mengancam keamanan.
Pelaut dapat mendeteksi tanda-tanda awal dari aktivitas ilegal atau ancaman keamanan, mirip dengan bagaimana CCTV dapat merekam kejadian mencurigakan. Informasi ini dapat disampaikan ke pihak berwenang untuk tindakan lebih lanjut.
Tulisan ini hadir untuk menyadarkan kita semua, terutama pihak-pihak yang berkompeten, bahwa orang-orang yang mengabdi di kapal perintis layak mendapatkan apresiasi. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan segala kerendahan hati, memberikan yang terbaik bagi negara.
Sudah sepantasnya pemerintah memberikan penghargaan kepada mereka. Tidak berlebihan jika kita mengundang yang terbaik di antara mereka ke Istana Negara untuk mengikuti upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI. Semoga kisah ini membuka mata kita akan pentingnya menghargai dan mengapresiasi para pelaut yang berjuang di garis terdepan perairan Indonesia.
[Kesimpulan dan Saran]
Untuk mendukung keberhasilan program Tol Laut melalui kapal perintis, PT PELNI dapat mempertimbangkan beberapa masukan berikut:
- Peningkatan Armada dan Fasilitas Kapal
- Modernisasi Kapal: Melakukan modernisasi armada kapal perintis dengan teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan pelayaran.
- Peningkatan Kapasitas: Menambah jumlah kapal perintis dan meningkatkan kapasitas muatan untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi barang yang terus meningkat.
- Peningkatan Kualitas Layanan
- Pelayanan Prima: Meningkatkan kualitas layanan penumpang dan kargo, termasuk kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di atas kapal serta memantapkan digitalisasi.
- Pelatihan Kru: Memberikan pelatihan berkala kepada kru kapal untuk memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan terbaru dalam operasional dan pelayanan.
- Efisiensi Operasional
- Optimalisasi Rute: Melakukan analisis dan optimalisasi rute pelayaran untuk memastikan efisiensi dalam distribusi barang dan penumpang.
- Penggunaan Teknologi: Mengadopsi teknologi informasi untuk memonitor dan mengelola operasional kapal secara real-time, termasuk sistem manajemen kargo dan penumpang.
- Kolaborasi dengan Pemerintah dan Stakeholder
- Kerjasama dengan Pemerintah Daerah: Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk memastikan dukungan infrastruktur pelabuhan dan fasilitas lainnya.
- Kemitraan dengan Swasta: Menjalin kemitraan dengan perusahaan logistik dan industri untuk memastikan keberlanjutan pasokan barang dan layanan yang terintegrasi.
- Peningkatan Infrastruktur Pelabuhan
- Fasilitas Bongkar Muat: Meningkatkan fasilitas bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan kecil untuk mempercepat proses distribusi barang.
- Pengembangan Pelabuhan: Bersama dengan pemerintah, mengembangkan pelabuhan-pelabuhan baru di daerah-daerah yang membutuhkan akses transportasi laut yang lebih baik.
- Transparansi dan Akuntabilitas
- Sistem Pelaporan: Membangun sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja kapal perintis dalam program Tol Laut.
- Umpan Balik Pelanggan: Menerima dan menindaklanjuti umpan balik dari pengguna layanan untuk terus memperbaiki kualitas dan efektivitas pelayanan.
- Sosialisasi dan Edukasi
- Pendidikan Masyarakat: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat program Tol Laut dan bagaimana mereka dapat memanfaatkan layanan kapal perintis dengan maksimal.
- Komunikasi Publik: Meningkatkan komunikasi publik melalui media sosial, website, dan saluran informasi lainnya untuk memberikan informasi terkini mengenai jadwal, rute, dan layanan kapal perintis.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, PT PELNI dapat memperkuat peran kapal perintis dalam program Tol Laut dan memastikan bahwa tujuan utama program ini, yaitu meningkatkan konektivitas maritim dan mengurangi disparitas harga barang di seluruh Indonesia, dapat tercapai dengan baik. Dirgahayu 72 Tahun PT PELNI. (Penulis adalah Wartawan intipos.com dan tulisan ini diikutkan pada Kompetisi Karya Jurnalistik PELNI 2024/ Foto Repro Situs PT PELNI)