Ruas Jalan Sei Angit-Limbang Mulya Butuh Perhatian Pemkab Banyuasin
3 min readBanyuasin, Intipos.com – Ruas jalan Sei Angit-Limbang Mulya sepanjang 20 KM dari Perbatasan Desa Sungai Rengit Kecamatan Talang Kelapa-Desa Ekstran Limbang Mulya Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan kini benar-benar rusak parah, masyarakat dibuat sengsara, karena musim panas berdebu, jika datang hujan berlumpur.
Sejak 30 tahun lalu jadi warga transmigrasi yang kini menjadi Desa Limbang Mulya dan Desa Sako Makmur saat ini sudah mulai membaik, karena produksi tanaman baik berupa kebun sawit dan penggarapan sawah sudah dapat dinikmati hasilnya, semua ini berkat perhatian dari serius berbagai pihak khususnya Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Anggun dan Azis saat berbincang dengan awak media ini, Rabu (14/04/2021).
Kedua tokoh masyarakat dari 2 Desa ekstran itu mengaku bukan dari warga transmigrasi, tapi warga datangan dari luar Kecamatan ini, Azis mengaku datang daerah Jalur sedangkan Anggun datang Pekan Baru dan jadi warga di Kecamatan Sembawa mulanya merantau saja, tapi lama-lama jadi kerasan dan warga disini.
Berjalanya waktu kata Azis, menjadi warga di Desa Sako Makmur lebih nyaman, karena saat itu didesa ini lebih mudah dan cepat jika mau berurusan dengan berbagai pihak dan terakhir mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk dituakan berkat ilmu dan pengalaman dirantau selama ini.
Demikian pula nasib yang dialami Anggun dan keluarganya menetap menjadi warga Ekstran didesa Limbang Mulya ini karena kecocokan untuk hidup dimasa depanya. Bersama warga didesanya berusaha menggali potensi didesa tersebut karena lokasinya sangat menjanjikan, Alhamdulillah semenjak tiba didesa ini bisa dipercaya masyarakat untuk menduduk kursi Kepala Desa.
Kepercayaan masyarakat yang diberikannya itu berusaha memberikan pelayanan yang baik diberbagai urusan untuk masyarakat, namun sepertinya masih menuai masalah yang berat, lantaran sarana transportasi jalan darat utama belum bisa memberikan kenikmatan dan soal itu sepertinya belum menemukan titik terang solusinya.
Anggun dan Azis mengaku sudah bersama perangkat desanya serta semua pengurus BPD dari dua Desa atas musyawarah bersama dan telah sepakat menghentikan aktivitas dari pihak perusahaan menggunakan sarana jalan kabupaten itu, karena hingga saat ini hanya pihak perusahaan saja yang menikmati sarana jalan itu, tetapi masyarakat kami yang dibuat sengsaranya.
Kami sepakat dari masyarakat dua Desa untuk memasang portal jalan dengan tujuan agar kendaraan perusahaan membatasi volume muatanya, tujuan lain biar awet ruas jalan itu, sebab dengan lalu-lalang kendaraan milik PT yang bermuatan yang dinilai melebihi volume itu tidak sesuai dengan kondisi ruas jalan yang berbahan baku baru timbunan tanah merah saja.
Jika dari pihak mau merawat dan melakukan perbaikan dan pengecoran dijalan itu mungkin akan meringankan beban pembiayaan dari dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyuasin, mungkin dengan CSR ketiga PT itu mampu melakukan pengecoran diruas jalan itu.
Kalau untuk saat sekarang lanjut kedua tokoh masyarakat pihak perusahaan mau melakukan bangunan si ruas jalan Sei Angit-Limbang Mulya yang panjangnya lebih 20 kilometer itu, mungkin masyarakat dari dua Desa sebagai penyangga dari ke-3 perusahan akan bisa hidup setara dengan kehidupan masyarakat non ekstran, katanya.
Masih menurut mereka, ketiga perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sekarang sudah ada hasil produksi kebunnya, tentu dari ketiga perusahaan itu mampu mencairkan dana CSR nya untuk membantu Pemerintah Kabupaten Banyuasin membangun jalan cor beton.
Tentu kepada Pemkab dan DPRD Kabupaten Banyuasin cepat merespon keluhan warga dari dua Desa yang dipimpinya, sebab kebijakan dari kedua lembaga itu yang bisa menentukan nasib masyarakat ekstran dari Desa Sako Makmur dan Desa Limbang Mulya merasakan dari semboyan bapak Bupati dan Wakil Bupati tentang Banyuasin- Bangkit, Adil dan Sejahtera dapat diwujudkan.
Apabila harapan masyarakat tidak akan direalisasikan oleh pihak perusahaan, tentu masyarakat akan dibuatnya sengsara, karena jalan poros menjadi rusak dan masyarakat akan bergejolak tentunya nanti, tegas Anggun dan Azis menutup perbincanganya. (toni/wal)