25 Februari 2025

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Rektor IKH Tegaskan Teknologi Tidak Bisa Gantikan Sentuhan Manusia dalam Dunia Medis

3 min read
Rektor IKH Tegaskan Teknologi Tidak Bisa Gantikan Sentuhan Manusia dalam Dunia Medis

Rektor IKH Tegaskan Teknologi Tidak Bisa Gantikan Sentuhan Manusia dalam Dunia Medis

 

Medan | Intipos.com – Rektor Institut Kesehatan Helvetia (IKH), Assoc. Prof. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., menegaskan bahwa di tengah pesatnya perkembangan teknologi dalam dunia medis, peran tenaga kesehatan yang memiliki sentuhan humanis tetap tidak tergantikan. Hal ini disampaikan dalam pidatonya saat mewisuda 297 lulusan periode II tahun akademik 2023-2024 di Selecta Convention Hall, Medan, Selasa (25/2/25).

 

“Teknologi memang mendukung kemajuan di dunia kesehatan, mulai dari diagnosis berbasis kecerdasan buatan hingga digitalisasi rekam medis. Namun, teknologi tidak bisa menggantikan sentuhan manusia. Pasien bukan hanya angka atau data, mereka adalah individu yang butuh empati, perhatian, dan komunikasi yang baik,” ujar Ismail Efendy di hadapan para wisudawan.

 

Dihadapan Pembina Yayasan Helvetia Dr dr Razia Begum Suroyo MKes, Rektor IKH menekankan bahwa tantangan kesehatan global ke depan semakin kompleks. World Health Organization (WHO) memproyeksikan bahwa pada 2025, penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, dan kanker akan terus meningkat. Di sisi lain, kesehatan mental juga menjadi perhatian utama, dengan depresi diperkirakan menjadi salah satu penyebab kecacatan tertinggi di dunia.

 

Menghadapi tantangan tersebut, lulusan IKH diyakini memiliki bekal yang cukup. Selain dibekali dengan kemampuan dalam teknologi medis dan digitalisasi, mahasiswa juga diberikan pelatihan soft skill dan pendidikan kemanusiaan agar tetap menjaga nilai-nilai humanisasi dalam pelayanan kesehatan.

Baca Juga  Lantik 12 Pejabat Tinggi Pratama, Wagub Sumut Surya Minta Tidak Kinerja yang Lebih Maksimal

 

“Sebagus apa pun teknologi, pasien tetap membutuhkan dokter dan tenaga medis yang bisa memahami perasaan mereka, memberikan perhatian, dan membangun komunikasi yang baik. Inilah yang terus kami tanamkan kepada mahasiswa agar mereka menjadi tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi,” lanjutnya.

 

Ketua BPH IKH Prof Dr H Bahdin Nur Tanjung juga menyinggung hal ini. Dia mereka memberi apresiasi kepada Yayasan Helvetia yang dinilai komit terhadap hal ini. “Tantangan terbesar kita adalah bagaimana tetap relevan dan kompetitif dengan perkembangan ini” ujarnya pada wisuda yang juga Kepala LLDIKTI Wilayah I Sumut Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA PhD mmemberi sambutan via video.

 

*Program Unggulan*

 

Lebih lanjut Rektor menyatakan IKH berkomitmen untuk menjadi institusi pendidikan kesehatan berbasis riset dan teknologi yang unggul pada tahun 2035. Dalam mendukung visi tersebut, Yayasan Helvetia telah memfasilitasi lima rumah sakit besar di Kota Medan sebagai tempat praktik bagi mahasiswa. Selain itu, saat ini tengah dipersiapkan pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut guna memperluas pengalaman klinis bagi mahasiswa kesehatan. IKH juga sudah memiliki Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedoktreran Gigi.

 

Dalam wisuda kali ini, sebanyak 297 lulusan resmi dilepas untuk mengabdikan diri di dunia kesehatan. Wisudawan terdiri dari 40 lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan 257 lulusan Fakultas Farmasi dan Kesehatan (FFK).

Baca Juga  Terkait Mekanisme Perekrutan Kepala Lingkungan, Komisi 1 DPRD Kota Medan gelar RDP

 

Dengan pendidikan yang menyeimbangkan teknologi dan sentuhan kemanusiaan, lulusan IKH diharapkan mampu memberikan pelayanan medis yang tidak hanya profesional, tetapi juga penuh empati, menjadikan mereka garda terdepan dalam menjawab tantangan kesehatan di masa depan.

 

Hari yang sama digelar acara Capping Day di Institut Kesehatan Helvetia merupakan momen istimewa yang menandai peralihan mahasiswa keperawatan dan kebidanan dari tahap akademik ke dunia praktik profesional. Simbol pemasangan cap dan lilin bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi tanda kesiapan mereka mengemban tugas sebagai tenaga kesehatan yang berkompeten dan penuh tanggung jawab.

 

Dalam pidatonya, Rektor menegaskan bahwa Capping Day bukan hanya selebrasi, tetapi juga pengingat akan pentingnya profesionalisme dan nilai-nilai kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan. Mahasiswa yang telah mencapai tahap ini diharapkan tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga mampu memberikan pelayanan yang humanis, berempati, dan berorientasi pada kesejahteraan pasien.

 

Rektor juga mengajak para mahasiswa untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia medis yang dinamis. Dengan semangat integritas, dedikasi, dan kepedulian, mereka diharapkan menjadi tenaga kesehatan yang tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. (01)