Prosesi Ruwat Jagat Yang Digelar Pemkab Pacitan Ambyar Di Terpa Hujan
2 min readINTIPOS | Pacitan – Ruwat dalam keratabasa Jawa dapat diartikan “Kudu bisa luru lan bisa ngrawat” yang bermakna harus bisa mencari dan merawat, Ruwatan adalah salah satu bentuk upacara atau ritual penyucian yang hingga saat ini tetap dilestarikan dan kata Jagat di KBBI adalah Bumi,Dunia atau Alam semesta beserta isinya.
Seperti acara yang digelar Pemkab Pacitan dengan tajuk “RUWAT JAGAT” jika di artikan adalah Menyucikan Alam semesta beserta isinya. Namun ternyata gelaran yang di perkirakan menelan anggaran cukup besar tersebut tidak berjalan lancar seperti yang di inginkan, pasalnya saat prosesi dimulai dan pada pertengahan acara hujan turun sehingga apa yang di persiapkan untuk ritual tersebut ambyar.
Sementara perwakilan dari Desa dan Kelurahan yang ada di 12 Kecamatan sudah bersiap-siap dengan segala ubo rampenya yang pastinya menelan biaya cukup banyak akhirnya gagal total, belum lagi persiapan dari sekolah-sekolah yang ikut andil dalam prosesi tersebut batal tampil karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Padahal bagi sekolah-sekolah untuk mempersiapkan pertunjukan pada acara tersebut tidak sedikit mengeluarkan biaya, namun alhasil tidak jadi untuk pentas,
Salah satu warga yang hadir pada prosesi Ruwat Jagat tersebut menyayangkan kegiatan yang ia anggap mubajir, Di saat kondisi ekonomi masyarakat yang baru saja pulih dari Covid dan saat ini di terpa kenaikan harga BBM membuat berbagai harga pokok meroket kenapa Pemerintah malah menghambur-hamburkan angaran hanya untuk kegiatan seperti itu
“Menurut saya jika ingin terhindar dari mara bahaya bisa dengan mengelar Istigosah, doa bersama untuk keselamatan dan menyantuni pakir miskin serta anak yatim piatu itu lebih bermanfaat,”ujar muji kepada awak media, Minggu (06/11/2022).
Ia menambahkan, kita memang tidak boleh meninggalkan tradisi budaya yang ada, namun harusnya memerintah daerah juga harus mendahulukan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau sudah seperti ini kan jadinya mubajir, sudah banyak anggaran yang di keluarkan sementara acaranya tidak berjalan seperti yang di inginkan,terus kelanjutan prosesi Ruwat Jagat nya gimana kalau sudah seperti ini,”tambahnya.
“Semoga kedepannya pemerintah daerah bisa lebih mementingkan untuk masyarakatnya tanpa harus meninggalkan budaya leluhur,dan semoga Pacitan terhindar dari segala mara bahaya,”pungkasnya.
Diketahui bahwa tradisi Ruwatan adalah salah satu bentuk upacara atau ritual penyucian yang hingga saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Jawa.Tradisi ini diberlakukan untuk melestarikan ajaran dari Kanjeng Sunan kalijaga dan digunakan bagi orang yang Nandang Sukerta atau berada dalam dosa.
Meruwat bisa berarti mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan batin dengan cara mengadakan pertunjukan atau ritual. Umumnya ritual tersebut menggunakan media Wayang Kulit yang mengambil tema atau cerita Murwakala. Istilah Ruwat berasal dari istilah Ngaruati yang memiliki makna menjaga kesialan Dewa Batara.
Di dalam kehidupan Masyarakat Jawa, dikenal tradisi ruwatan. Sedangkan ruwatan adalah salah satu ritual penyucian yang masih banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Tradisi ini dilakukan dengan menggunakan media Wayang Kulit. Tradisi ini dapat dilakukan oleh orang Jawa ketika mengalami kesialan dalam hidup.(tyo)