Prabowo: Kita Harus Berpihak pada Anak yang Ekonominya Lemah, Tidak Bisa Terlalu Banyak Teori
2 min readJakarta | Intipos.com – Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk berpihak kepada masyarakat dan anak-anak Indonesia, khususnya mereka yang kondisi perekonomiannya lemah.
“Kita tidak bisa bicara banyak teori. Anak-anak kita, terutama mereka yang ekonominya lemah. Kita harus berpihak sekarang. _We can not wait_,” tegas Prabowo saat memenuhi undangan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam acara bertajuk ‘Dialog Pers dan Capres’ di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (4/1).
Komitmen itu selaras dengan salah satu program unggulan paslon Prabowo-Gibran yaitu pemberian makan siang dan susu gratis. Prabowo mengatakan, sudah bukan waktunya untuk berbicara teori, namun harus segera diimplementasikan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Kita sudah hitung semua. Ini soal _necessity_, ini soal masa depan bangsa,” sambung dia.
Prabowo kemudian menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan program tersebut.
“Memang kelihatannya Rp440 triliun besar ya kan? Tapi, Indonesia punya kemampuan. Sekarang saja APBN kita untuk bantuan sosial mendekati Rp500 triliun. Kemudian, anggaran untuk pendidikan Rp600 triliun. Jadi, yang saya tanya adalah kalau kita kasih makan ke anak-anak kita ini, boleh tergolong bantuan sosial atau tidak? Yang kedua, ini boleh tergolong pendidikan atau tidak, kasih makan di sekolah,” kata Prabowo.
“Belum peningkatan penghasilan kita. Kalau kita perbaiki sistem penerimaan pajak; dan penerimaan non-pajak. Sekarang kita punya _tax ratio_ sekitar 12 persen, penerimaan _revenue_ dari pajak cukai dan lain-lain kalau tidak salah itu 12 persen,” ujar dia.
Saat disinggung perihal anggaran pembangunan IKN yang menghabiskan dana hingga Rp400 triliun, Prabowo yakin Indonesia mampu membangun ibu kota baru sekaligus mengingatkan masyarakat agar tidak termakan _brainwashing_, yang menarasikan bahwa Indonesia negara miskin. Sikap itu, kata Prabowo, merupakan sikap inferioritas yang tidak boleh dimiliki oleh bangsa ini.
“ _We can manage it_. Kita jangan termakan _brainwashing_ bahwa Indonesia negara miskin, Indonesia negara tidak mampu, orang Indonesia tidak bisa _manage_, pemimpin Indonesia korup semua, kita nggak mampu bikin apa-apa. Itu adalah _inferiority_,” pungkas Prabowo. (rs)