15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Petani Mengeluh, Kadistan Banyuasin Ikut Prihatin

2 min read

Banyuasin | Intipos.com –  Jeritan petani di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan pasca panen, percuma hasil panennya melimpah, namun faktanya masih merugi, karena harga gabah kering sawah saat ini pada level tertinggi pada angka 3,3 ribu rupiah perkilonya.

Dampak anjloknya harga jual gabah kering sawah tersebut sekalipun tahun ini hasil panen melimpah, tapi hitungannya tetap merugi, karena tidak dapat menutup utang pembelian pupuk, obat-obatan serta benih termasuk biaya pemeliharaan dan perawatan, ucap Anwar saat berbincang dengan awak media ini (7/4/2021).

Yang membuat para petani resah ditambah berkembang info bahwa Pemerintah Pusat akan mengimport beras, artinya kami sebagai petani ini akan menjadi tumbalnya, cletuknya pasrah.

Terisah Kepala Dinas Pertanian Pemkab Banyuasin Zainuddin via WhatsApp diminta komentarnya mengatakan “Kita sama-sama prihatin dengan kondisi harga yang anjlok saat ini. Disatu sisi kita berusaha untuk meningkatkan produksi gabah petani dengan berbagai upaya, di sisi lain, setelah petani panen, produksi meningkat, harga jual gabah petani malah anjlok”,jawabnya.

baca juga : Kadisdik Batubara : Peserta FGD Berharap PTM segera dilaksanakan

Masih jawaban Kadis “Dengan demikian wajar bila ada yang berpendapat, bahwa percuma bercapek-capek banting tulang berusaha meningkatkan produksi gabah, toh penghasilan keluarga petani padi masih tetap rendah”, imbuhnya.

Namun demikian lanjut Kadis, “Tapi kita yakin petani kita tidak putus dan tetap berkobar semangatnya dalam berusaha tani lebih baik lagi di masa yang akan datang”, harapnya.

Untuk itu Kadis mengajak, “mari bersama-sama kita mendoakan semoga petani kita mendapatkan solusi dari berbagai pihak dalam mengatasi rendahnya harga gabah dimasa kini maupun dimasa yang akan datang”, harapnya lagi.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk usaha taninya, kepada petani kita Pemerintah telah menyediakan bantuan dana pinjaman dengan bunga rendah 0,5% perbulan melalui skema KUR.

baca juga : https://siberindo.co/08/04/2021/kurang-persiapan-ikut-ajang-internasional-intan-wisni-tuai-kritik/

Sebagai contoh kata Kadis, Petani bisa mengajukan pinjaman KUR minimal pada kisaran biaya untuk 1 ha sawah sebesar Rp 5 juta, dengan dana tersebut diperkirakan cukup untuk membiayai belanja membeli racun rumput, bajak singkal, beli pupuk, beli benih, beli racun hama dan biaya panen.

Setelah panen, pada akhir bulan ke 3 petani bayar lunas KUR sebesar Rp 5 juta ditambah bunga selama 3 bulan sebesar Rp 75.000 = Rp 5.075.000.

Bila hasil panen mencapai 5 ton perhektar, maka bila dijual dengan harga Rp 4.000/ kg, maka pendapatan petani Rp. 20.000.000/ha. Keuntungan yang diterima petani sebesar l.k.

Rp. 15.000.000/hektar selama 3 bulan. Jadi, tidak perlu terlalu tergantung dengan pupuk bersubsidi, tutupnya.(waluyo)