Permaisuri yang Tak Terima Kematian Putra Raja, Kisah Di Balik Toping Toping Huda Huda
2 min readParapat | Intipos.com – Mengenal lebih jauh tentang terciptanya tortor huda huda dan toping toping yang begitu melegenda dari Simalungun. Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun bekerja sama dengan Bindu Matoguh akan melaksanakan pagelaran budaya drama tari musical Toping toping Huda huda pada (12/11) nanti di RTP Pantai Bebas, Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Kesempatan besar bagi kawula muda untuk ikut mengenal kebudayaan yang merupakan aset kekayaan bangsa ini.
Teguh Sinaga, sutradara drama tari musical itu pun menjelaskan secara gamblang, bagaimana kegiatan tersebut bisa digelar berikut tujuannya.
Teguh menyampaikan, Toping toping Huda huda adalah warisan budaya yang harus di lestarikan.
Ia pun menerangkan, beranjak dari kecintaan terhadap bangsa ini, dengan mencintai juga daerah serta suku -suku di nusantara.
“Sebagai orang Simalungun,tentunya kita memiliki kewajiban mencintai kebudayaan dari suku dan tanah kelahiran kita. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, sense of belonging itu semakin tergerus. Budaya bangsa yang awalnya sangat heterogen, lambat-laun sudah semakin mengarah ke homogen. Artinya ini berdampak pada hilangnya jati diri kita,”sampainya.
Ia melihat salah satu penyebab hal tersebut yakni minimnya media kreatif untuk melestarikan budaya.
“Kebanyakan penampilan budaya Simalungun terkesan sangat konvensional dan kurang berinovasi. Pagelaran-pagelaran yang seharusnya menjadi upaya mempertunjukkan dan melestarikan budaya Simalungun kurang menarik minat masyarakat,”sebutnya.
Sebagai upaya agar pelestarian kebudayaan Simalungun lebih gampang diterima dan mengikuti kemajuan teknologi, Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun bersama Bindu Matoguh pun mencoba membuat terobosan menampilkan budaya Simalungun.
Tentunya dengan cara yang lebih inovatif. Pertunjukan Budaya Simalungun itu pun dikemas dalam sebuah alur cerita dengan menampilkan musik dan tari. Pun dapat dinikmati dari live streaming di media sosial.
Pada acara itu, panitia pun akan menghadirkan sejumlah artis tari sejumlah penyanyi yang memiliki tempat di hati para penggemarnya.
Kepada awak media ini, Teguh menyampaikan tujuan utama kegiatan itu digelar untuk mengangkat kembali asal usul tortor toping toping dan huda huda. Pertunjukan seni dan budaya itu dikemas dalam cerita agar tak monoton.
Dalam pertunjukan nanti, akan diangkat cerita rakyat di balik awal mula terciptanya tortor huda huda dan toping toping.Dibawakan dengan perpaduan antara koreografi gerak, tari, musik, lagu serta dialog dan monolog. Ada juga special performance dari Tim Seni Budaya Disbudpar Simalungun, Erik Zent Tondang, Zufentus Purba dan Tongam and Friends serta Komet Band.
Secara singkat, Teguh menerangkan cerita asal mula tarian itu. Di mana suatu waktu seorang putra raja meninggal dan permaisuri menjadi kehilangan akal sehat hingga tak mau jenazah putranya dikebumikan.
Lalu beberapa orang pun mencoba mengalihkan perhatian permaisuri dengan membuat kegaduhan dengan tarian. Mereka bertopeng dan menggunakan kerangka huda huda. Penasaran dengna ceritanya, pembaca dapat menyaksikan langsung bagaimana kisah selengkapnya pada acara budaya drama tari musical Toping toping Huda huda yang akan dilangsungkan 12 November 2022 nanti. (***)