15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Mobil Tangki Industri Diduga Modus Baru Penyelundupan Solar Subsidi, APH di Bone Diduga Tutup Mata

2 min read

Bone | Intipos.com – Tak kehabisan cara, diduga mobil tangki industri menjadi modus baru bagi para penyalah guna BBM jenis solar subsidi dalam melancarkan aksinya. Hasil dari penyelundupan solar subsidi tersebut diduga di bawa langsung ke daerah Morowali.

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang sumber yang meminta identitasnya di rahasiakan, sebut saja “AC” yang di temui di salah satu warkop di Kabupaten Bone pada Sabtu malam (08/10/2023).

“AC” menambahkan, hampir semua mobil tangki industri itu hanya modus, karena isinya diduga solar subsidi yang diambil dari beberapa pengepul yang ada di Bone.

“Seperti di daerah kecamatan Kahu dan Libureng, di sana ada beberapa pengepul solar subsidi yang diduga bekerjasam dan selalu mesuplai mobil tangki, seperti misalnya Pak.Coni di palattae, Pak.Budi di camming sama Pak.sudi, serta H.Hamid yang juga domisili di Camming, kata “AC”

Baca Juga  Dukung Program Pemerintah, Kapolsek Hinai Berikan Bubur Kacang Hijau Gratis kepada Pelajar SD Negeri 057213 Cempa

Ditanya soal keterlibatan oknum Aparat Penegak Hukum ( APH ) yang menbackUp aktifitas penyalahgunaan solar subsidi tersebut, “AC” mengatakan kemungkinan mereka ada kordinasi juga, buktinya mereka bebas bertransaksi dan lalu lalang lewat kota, masa tidak ada aparat yang melihat, itu kan tidak masuk akal, beber “AC”

Di sisi lain, seorang petani dari Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, mengeluh saat akan mengambil solar untuk pabrik gabah, pasalnya pihak SPBU seakan akan memprioritaskan para pelangsir solar yang hampir setiap hari mereka layani.

“PD”, saat di konfirmasi via chat WhatsApp beberapa waktu lalu mengatakan ” 2 kali mka pergi antri solar nd pernahkan dapat, habis terus ( sudah 2x saya Mengantri tapi tidak pernah dapat, selalunya habis ).

Baca Juga  Proyek Pembangunan SMA Negeri Empat Kecamatan Sungai Kakap Dikebut

Di tanya soal surat ( barcode ) “PD” menyebutkan , “ba deng adaji, cuma susah tta antrian e panjang sekali, makurang Gare tau Deng, tapi caregeng Mega” ( ada cuma susah karena antrian terlalu panjang, katanya kurang orang tapi banyak jergen),” keluhnya.

Pihak pihak yang di sebutkan oleh narasumber belum berhasil di konfirmasi sampai berita ini di muat. (rs)