Merdeka Belajar versi “Sumut Hebat” Penekanan pada Kualitas Guru
3 min readMedan | Intipos.com – Kepala Dinas Pendidikan Sumut Ir Abdul Harris Lubis MSi mengakui Gerakan Merdeka Belajar strategis mempersiapkan kader bangsa berkompetensi dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
Semangat Gerakan ini mengharuskan guru semakin kreatif dan murid siap berkarya.
“Jadi penekanan utamanya terletak pada pemberdayaan kompetensi dan kualitas guru. Inilah merdeka belajar versi ‘Sumut Hebat’ yang kita galakkan,” jelas Kadis menjawab wartawan usai Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Lapangan Astaka Deliserdang, Kamis (2/5) dengan Irup Pj Gubsu Dr Hassanudin.
Harris Lubis menyatakan tema Hardiknas tahun ini, “Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar” merupakan sebuah momentum untuk merefleksikan dan membenahi segala bentuk praktik pembelajaran yang ada.
“Dalam pembanahan ini kita (Sumut – red) memulai penekanannya dengan peningkatan kualitas guru karena kita mengharapkan keadaan kita nanti semua guru kita sudah memiliki kompetensi yang cukup berkualitas sesuai standarisasi,” ujarnya.
Kalau para guru semuanya sudah baik, berkualitas dan memenuhi standarisasi kompetensi kata Kadis maka seperti apa pun muridnya akan lebih mudah digiring untuk lebih baik.
“Dapat dibayangkan apabila secara umum guru belum berkualitas atau belum memenuhi tuntutan kompetensi era saat ini apalagi ke depan maka sebaik apa pun murid hasilnya belum tentu baik. Sangat sedikit lah murid yang betul-betul bisa mandiri tanpa tergantung kualitas gurunya,” ujar mantan Kadis PU Bina Marga, Kadis Perhubungan dan Kadisnaker Sumut ini.
Oleh sebab itu tegasnya kualitas guru secara umum harus ditingkatkan. Ini bersifat strategis. Jadi Merdeka Belajar di Sumut saat ini antara lain dilakukan dengan penekanan pemberdayaan kompetensi guru secara umum ke seluruh pelosok propinsi ini.
“Untuk memperbaiki kualitas guru ini kita (Diknas Sumut – red) memulainya dengan meningkatkan pelayanan kepada para guru itu. Kita masih banyak mendengar bahwa guru-guru itu masih sering mendapat kesulitan untuk mendapatkan hak-haknya. Padahal ini mendasar dalam memacu kualitas mereka,” akunya.
Kadis menegaskan sedang disiapkan SOP (standar, operasional, prosedur) dan sistem seperti aplikasi sehingga untuk memenuhi kebutuhannya para guru cukup membhuka aplikasi dengan meng-upload sistem.
Jika sudah terpenuhi maka lanjut proses, sehingga mereka tidak lagi menghadapi hambatan.
“Jadi para guru tidak harus datang ke dinas propinsi untuk urusan hak-haknya, apalagi harus berulang-ulang sehingga memang memberatkan mereka dan berpotensi adanya ‘pengutipan’. Dengan aplikasi ini para guru akan terhindar dari dalih-dalih memperlancar urusan dengan cara-cara yang tidak benar,” tuturnya.
Sembari menata aplikasi ini berfungsi optimal dan semua keluhan guru bisa diatasi lanjutnya secara simultan dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk lembaga-lembaga pelatihan dan universitas dalam rangka kolaborasi meningkatkan kompetensi para guru tersebut.
“Kolaborasi lebih kita mantapkan termasuk dengan perguruan tinggi dan universitas yang juga membutuhkan berhasilnya pemberdayaan Pendidikan ini sehingga mereka (perguruan tinggi dan universitas – red) memperoleh siswa yang lulus dengan kualitas baik untuk ditempa di Pendidikan tinggi,” katanya.
Pemberdayaan kualitas dan kompetensi guru lanjutnya akan lebih berhasil mendukung peningkatan kualitas lulusan Pendidikan Sumut sembari pemerintah terus membenahi sarana dan prasarana serta fasilitas dan utilitas Pendidikan secara umum.
Bahkan lanjut Kadis pihaknya juga sudah menjajaki Kerjasama dengan google untuk transformasi digital di sekolah-sekolah. Jika ini nanti terlaksana maka diharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan saat ini dan masa depan bagi generasi “z” yang serba digital menuju kader bangsa berkompeten pada era Indonesia Emas 2024.
“Digitalisasi merupakan suatu keharusan sesuai tema Hardiknas tahun ini. Artinya Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar ke depan harus dibarengi digitalisasi.
Mudah-mudahan di Sumut nanti dengan pendampingan Google akan lebih signifikan. Tahap awal akan kita pilih beberapa sekolah untuk pilot project sehingga nanti jika memberi dampak positip akan diluaskan ke semua sekolah,” ujarnya.
Dengan kata lain melalui pendampingan google dan keberhasilan digitalisasi maka guru dan murid msing-masing akan lebih Merdeka mendapatkan informasi sehingga guru lebih mampu kreatif dan siswa lebih mampu berkarya sesuai dengan semangat Gerakan Merdeka Belajar.
Jadi guru dan murid Merdeka berkomunikasi dengan guru secara global bahkan secara internasional.
Artinya setelah kualitas guru berhasil ditingkatkan maka secara bertahap akan naik pula kualitas sarana dan prasarana serta utilitas yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah yang ada di Sumut. Memang tidak bisa secara instan semuanya namun bertahap akan terjadi peningkatan kualitas di berbagai sektor yang muaranya akan meningkatkan kualitas Pendidikan Sumut secara umum.
Harris Lubis mengakui konsep Merdeka Belajar memang luar biasa hebat. Memang penekanan titik beratnya adalah terhadap siswa yang Merdeka belajar namun para guru dalam kebebasan itu harus mampu kreatif melihat siswanya sehingga tau pengetahuan apa yang harus diberikan. Jadi keduanya harus saling aktif, sehingga kualitas guru harus tinggi agar mampu melihat dan memberikan kebutuhan muridnya. (RR)