Masyarakat Lima Desa di Kecamatan Gumay Talang Keluhkan Kerusakan Jalan
2 min readLAHAT | Intipos.com – Sepertinya, semakin menipis masa jabatan Kabinet Lahat Bercahaya yang merupakan Jargon dari pasangan Bupati dan Wakil Bupati Cik Ujang dan Haryanto yang akan berakhir pada bulan Desember 2023 mendatang, semakin pelik pula persoalan yang dihadapi masyarakat dipelbagai pelosok desa, utamanya terkait kerusakan akses jalan menuju permukiman.
Terkonfirmasi oleh awak media, selain penderitaan masyarakat akibat akses jalan menuju 4 desa di Kecamatan Pajar Bulan, penderitaan serupa juga dialami oleh masyarakat di wilayah pelosok Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat, tepatnya di Satuan Pemukiman (SP) 1, 2, 3, 4 dan SP 5.
Hal ini menyebabkan makin tingginya tingkat kesulitan masyarakat pedalaman untuk mengeksplorasi hasil pertaniannya, hingga berujung pada lambannya perkembangan tarap ekonomi masyarakat yang pada umumnya adalah bertani yang susah mengangkut dan menjual hasil taninya karena jalan yang ada tak bisa dilalui.
Terlebih lagi, aspirasi masyarakat setempat telah beberapakali memposting kondisi jalan yang ada di sejumlah Sosial Media (Sosmed). Namun kerusakan jalan yang sudah hampir lima tahun tersebut tak juga diperbaiki.
“Nahhh alangkah derass Ujann nii…makmanee pagi men ke pasar ,,pasti bekubang Agi…..”, tulis WP dalam caption sebuah photo jalan berkubang di akun Mesosnya dua hari lalu.
Saat dibincangi via aplikasi massanger, Minggu (1/10/2023), WP menyebut bahwa pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Suka Makmur (Eks SP3) Palm Baja beserta tokoh masyarakat 5 desa tersebut telah beberapakali mengajukan proposal untuk perbaikan jalan itu. Namun hingga hampir lima tahun belakangan, perbaikan tak juga terjadi.
“Sampe sekarang masih nunggu kami. Semoga acc”, ungkapnya.
Karena masyarakat di wilayah tersebut sudah jemu dengan segala upaya perbaikan yang tak berhasil serta jenuh menunggu respon Pemerintah menanggapi proposal dari Pemdes, diceritakan WP, masyarakat lebih memilih mengambil langkah mandiri dengan memperbaiki jalan tersebut agar bisa dilalui walaupun harus seringkali terjebak lumpur.
“Sering sekali mobil dan motor kepater di jalan. La tebiaso kito om, nikmati wae sekarang… Sudah capek ngeluh, sudah 5 tahun hancurnyo jalan ni. Kito sudah kontak terus om, baik Pemkab maupun provinsi… sudah males kita. Lemak pupuan masyarakat, pengusaha sawit dan petani, cak biasonyo beli batu sewa alat”, keluh WP bernada lesu.
Ditanya tentang berapa banyak titik kerusakan jalan yang terjadi pada akses menuju lima desa tersebut, WP terkesan tak mampu merincinya. Karena diduga terlalu banyak titik kerusakannya.
“Nanti nunggu musim hujan lagi ngitungnya. Maaf dak biso kasih informasinya yang akurat jumlah titiknya.. Kami la capek, tinggal nikmati saja. Iya…, kalo hujan hampir 70 persen rusaknya. WA Kades saja, biar pas, caknyo Pak Kades lebih tepat dan lebih dekat dengan pejabat”, tutup WP menyudahi perbincangan dengan dialek daerah Lahat.
Untuk diketahui, bahwa awak media menyampaikan aspirasi masyarakat ini hanyalah untuk sekedar penyambung pesan moral pada penentu kebijakan. Tidak mengandung unsur negatif, apalagi hal-hal yang beraroma politik. Ini demi pemerataan pembangunan, agar masyarakat dapat menikmati pembangunan yang selalu digencarkan oleh Pemkab Lahat secara menyeluruh. (IS)