Jabar Dorong Permintaan Barang dan Jasa untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi
2 min readINTIPOS | BANDUNG – Demand atau permintaan barang dan jasa harus terus didorong untuk menggerakkan perekonomian, menyelamatkan industri, dan memulihkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat menjadi narasumber webinar “Sinergi Pemulihan Ekonomi Jawa Barat” yang digelar Kantor Regional 2 Jabar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) via konferensi video di Gedung Pakuan Bandung, Senin (28/12/2020).
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– mengatakan, ekonomi akan sulit bergerak apabila permintaan barang dan jasa masih rendah.
“Mari kita rumuskan satu kebijakan yaitu menaikkan demand dalam kegiatan ekonomi. Apa dengan diskon, promosi, sehingga kelas menengah atas bisa naik spending power-nya, kelas bawah juga dapat belanja,” ujar Kang Emil.
Turut hadir dalam webinar tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Kepala Kantor Regional 2 Jabar OJK, dan Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar.
baca juga : Jelang Pelaksanaan TMMD Ke 110 Tahun 2021, Kodim 0801 Pacitan Gelar Rakor Bersama Pemkab
Dalam webinar tersebut, Kang Emil mengatakan bahwa permintaan barang dan jasa di semua sektor dapat ditingkatkan melalui promosi dan pemasaran yang komprehensif dan menarik.
“Pada dasarnya, akses terhadap perbankan tidak ada masalah. Kebijakan dan keberpihakan sudah kita lakukan. Tapi, kalau demand-nya direm oleh kekhawatiran, penundaan, maka itu akan multiplier effect pada kegiatan ekonomi,” katanya.
“Saya kira enam bulan kedepan Pak Sekda dengan BI, OJK, dan tim pemulihan ekonomi coba buat rangkaian kegiatan-kegiatan yang mempromosikan naiknya demand. Intinya, agar aspek belanja bisa tinggi,” ucapnya.
Menurut Kang Emil, promosi kepada masyarakat kelas menengah untuk meningkatkan indeks belanja perlu dilakukan supaya penyerapan kredit perbankan bisa meningkat.
“Banyak pelaku usaha menahan diri berinvestasi membangun konstruksi, dan lain sebagainya, karena demand-nya mengalami penahanan atau perlambatan,” kata dia.
Selain itu, kata Kang Emil, belanja pemerintah mesti dipercepat. Sebab, belanja pemerintah dapat menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
baca juga : https://siberindo.co/28/12/2020/rutin-minum-kunyit-setiap-hari-ini-manfaatnya-bagi-tubuh-kita/
“Saya minta Pak Sekda fokus pasa lelang cepat, memastikan lelang cepat proyek-proyek besar itu segera bulan Januari sudah mulai bergerak. Saya ingin melihat APBD Jawa Barat sebagai perintis dari naiknya demand untuk pergerakan ekonomi,” katanya.
Ketua Harian Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Provinsi Jabar Ipong Witono mengatakan, pihaknya sudah menyerap aspirasi semua pihak untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Jabar.
“Kita juga telah menyinkronkan dengan kebijakan-kebijakan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) maupun kebijakan pemerintah daerah kota/kabupaten dalam rangka penyelamatan perekonomian kita,” ujar Ipong.
Ipong pun menjelaskan, pihaknya sudah mengambil sejumlah langkah untuk memulihkan perekonomian Jabar. Pertama, memilih program berdasarkan skala prioritas. Kedua, program yang bisa dilakukan secara implementatif, realistis, marketable, memiliki daya dukung bisnis dan finansial, dan menjadi quick win sehingga bisa direplikasi di daerah lain.
Dalam webinar tersebut, dilakukan peluncuran aplikasi dan website TPKAD bernama Recovery Center. Aplikasi itu diharapkan dapat membantu masyarakat dan pelaku usaha mengakses informasi terkait akses keuangan dan program pemulihan ekonomi Jabar.(Ara)