15 Desember 2024

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Gubsu Pertimbangkan Penerimaan Peserta Didik Baru T/A 2021-2022, Kemungkinan Belajar Tatap Muka di Masa Pandemi di Tunda

3 min read

MEDAN | INTIPOS.COM – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahun ajaran 2021-2022 untuk jenjang SMA/SMK Negeri dengan sistem daring, yang rencananya akan dimulai pada hari ini, Senin 07 Juni 2021. Namun terkait kemungkinan belajar tatap muka di tahun ajaran baru 2021-2022 ini, Gubsu menyampaikan bahwa pertimbangan kondisi pandemi Covid-19 dan keselamatan siswa adalah menjadi prioritas.

Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi usai menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaifuddin di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, pada Kamis (3/6) yang lalu. Dalam pertemuan yang berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat itu, tampak turut hadir mendampingi Gubsu, Kabid SMA M Ikhsan Lubis dan sejumlah pejabat lainnya.

Sampai dengan saat ini, aktivitas kegiatan belajar dan mengajar disekolah sekolah baik negeri maupun swasta, masih diberlakukan sistem daring atau jarak jauh. Menurut Gubernur, kondisi Covid-19, terutama dua pekan setelah Lebaran Idulfitri 1442 H/2021 M, telah terjadi lonjakan peningkatan kasus penularan baru Covid-19 hingga mencapai angka rata-rata 90 pasien per hari, dan baru mengalami penurunan pada pekan ketiga hingga ke angka 80-an kasus per hari.

Baca Juga  Pj Bupati Langkat Hadiri Rakornas Pengelolaan Sampah 2024: Wujudkan Desa Daur Ulang di Bahorok

baca juga : Polri Limpahkan Tahap I Berkas Kasus Dugaan Suap Bupati Nganjuk

Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sumut, terkait persiapan PPDB jenjang SMA/SMK Negeri untuk Tahun Ajaran 2021-2022, Gubsu sudah menyiapkan skema penerimaan berdasarkan jalur yang ditetapkan. Yakni untuk SMA, jalur zonasi paling banyak 50%, jalur afirmasi 15%, jalur perpindahan orangtua 5%, dan jalur prestasi 25%. Sedangkan untuk jenjang SMK Negeri jalur pendaftaran disiapkan untuk zonasi 10%, jalur afirmasi 20%, jalur perpindahan orantua/wali 5% serta jalur prestasi 65%. Persentase ini berbeda dengan SMA, karena jumlah sekolah kejuruan tidak banyak atau tidak tersedia di setiap kecamatan seperti SMA.

Saat ditanya mengenai kemungkinan belajar dengan sistim tatap muka oleh awak media, Gubsu mengatakan,

“Tetapi (belajar) tatap muka belum saya izinkan, tergantung nanti situasi. Tidak mungkin anak sekolah kita korbankan hanya gara-gara kita mau menuntut pendidikan tatap muka. Untuk ini, dengan segala keterbatasan pembelajaran, guna menjaga kesehatan anak-anak kita.” kata Gubsu.

Selanjutnya Gubsu menambahkan,

“Namun jika kemungkinan diberlakukannya belajar tatap muka, Saya menegaskan Pemprov Sumut akan mengkaji secara mendalam bagaimana langkah yang harus diambil. Untuk itu pemerintah tidak sendiri dalam memutuskan, tetapi bersama dengan para ahli yang kompeten di bidangnya, seperti psikologi anak, dokter, tenaga pendidik, tokoh masyarakat dan tokoh adat serta lainnya.” Tambahnya.

Baca Juga  Walkot Susanti Hadiri Perayaan Natal ASN-THL Pemko Siantar di Balai Kota

baca juga : https://indocybernews.com/binjai-selatan-geger-pensiunan-guru-ditemukan-tewas-tergantung/

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaifuddin menyampaikan, persiapan PPDB telah dilakukan sebelumnya dengan menjemput berbagai masukan dari berbagai pihak, termasuk DPRD dan pemerintah kabupaten/kota, serta membuat persyaratan pendaftaran yang tidak membuat calon pendaftar kesulitan.

“Adapun soal jalur khusus seperti afirmasi dimaksudnya untuk siswa dari keluarga kurang mampu, anak panti asuhan, atau anak dari tenaga kesehatan yang meninggal dunia dalam penanganan Covid-19 serta penyandang disabilitas. Begitu juga jalur perpindahan orangtua, yang akan dipastikan kebenarannya.” Ujarnya.

Kemudian ia menambahkan,

“Untuk kemungkinan belajar tatap muka, Dinas Pendidikan Sumut menegaskan bahwa saat ini pelaksanaan vaksinasi bagi guru/tenaga pendidik hampir 60%, dimana targetnya sebesar 70% dari jumlah guru. Hal ini untuk menyiapkan segala sesuatu jika sekolah dibuka. Tambahnya.**

(Intipos.com/Sofian)