Gubsu Bawa Investor untuk Bangun Pabrik Minyak Serai Wangi di Dairi
2 min readDAIRI | Intipos.com – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membawa investor ke Kabupaten Dairi saat kunjungan kerjanya ke Zona Dataran Tinggi Sumut, Kamis (21/7). Investor tersebut akan membangun pabrik minyak serai wangi beserta pabriknya di Kabupaten Dairi.
Minyak serai wangi sendiri banyak diminati masyarakat sebagai obat gigitan/pengusir serangga, aroma terapi dan obat kulit. Dengan senyawa utama sitronelal, sitronelol dan geraniol komoditas yang dikenal dengan nama citronella oil ini juga banyak diminati orang luar negeri.
“Ini Saya bawa investornya, dia akan membuat kebun serai wangi di sini, dan juga pabriknya. Jadi, dari sini yang keluar langsung produk jadinya,” kata Gubernur Edy Rahmayadi usai bertemu dengan Kepala Desa, Camat, dan Organisasi Pimpinan Daerah Pemkab Dairi di GOR Sidikalang, Jalan Olahraga, Sidikalang, Kabupaten Dairi.
Perkebunan serai wangi dan pabrik citronella oil yang di Dairi diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, dia juga berharap pabrik dan kebun ini nantinya bisa meningkatkan PAD Kabupaten Dairi.
“Tentu nanti akan ada kebutuhan tenaga kerja, lahan, jadi perlu dukungan masyarakat dan Pemkab. Kami juga dari Pemprov akan mendukung infrastrukturnya,” kata Edy Rahmayadi didampingi Ketua TP PKK Nawal Lubis.
Sementara itu, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu mengatakan pihaknya menyiapkan 6.000 Ha lahan untuk pengembangan pertanian. Eddy berharap Pemprov Sumut dan Pemkab Dairi terus berkolaborasi meningkatkan pertanian daerah ini.
“Ada sekitar 6.000 Ha lahan yang disiapkan untuk pengembangan pertanian, termasuk untuk serai wangi. Kami tentu berharap semakin banyak investor yang datang karena tanah di sini memang sangat subur,” kata Eddy.
Dairi salah satu kabupaten yang daerah yang mendapat porsi besar pembangunan jalan dan jembatan multi years Pemprov Sumut. Pemprov menganggarkan Rp61 M untuk perbaikan, pemeliharaan jalan dan pembangunan drainase.
“Kita membutuhkan ini karena akan sangat mengurangi biaya produksi bagi petani. Namun, kita juga perlu sarana dan prasarana pendidikan untuk menciptakan SDM berkualitas untuk mendorong pembangunan,” kata Eddy. (RR)