Gelar Melayu Serumpun, Pj Gubsu Hassanudin:: Etnis Melayu Penduduk Asli Kota Medan
4 min readOleh : Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP*)
Acara”Gelar Melayu Serumpun” berlangsung di halaman Istana Maimoon Medan, yang dibuka okeh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, 29 Mei 2024, dihadiri Pj Gubernur Sumatera Utara Hasanuddin, Walikota Medan Bobbi Nasution, Sultan Deli Mahmud Aria Lamanjiji Perkasa Alamsyah, Ketua Umum MABMI Prof. Dr. H. OK Saidin SH M. Hum, para Konsul negara sahabat yang ada di Medan, sejumlah Kepala Daerah di Sumatera Utara serta para pejabat dilingkungan Provinsi Sumut maupun Kota Medan.
Acara diikuti delegasi dari Malaysia, Singapura, Thailand dan India, juga utusan dari beberapa Propinsi di luar Sumatera Utara serta utusan dari Kabupaten/Kota se Sumatera Utara.
Meski acara pembukaan berlangsung molor lebih dua jam dari rencana yang telah dijadwalkan, namun tetap berlangsung meriah diiringi gerimis hujan yang tidak menyurutkan antusias pengunjung mengikuti upacara pembukaan tersebut.
Masyarakat dan para tokoh Melayu juga menyambut dengan antusias pegelaran ini. Terlihat dari banyaknya masyarakat dan tokoh Melayu hadir yang sebagian besar berbusana Melayu.
Tampak hadir Prof. Dr. Agussani, MAP (Rektor UMSU), Mayjend Purn. M. Hasyim (Ketua DHD 45 Sumatera Utara), Dr. H. Sakhyan Asmara (Ketua STIKP Medan, Mantan Deputi Menpora/Sesmenpora RI), Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd., (Ketua Pusat Kajian Melayu UMSU/Dosen senior Unimed), Dr. Ismail Effendi, M.Si, (Rektor IKH & Ketua FKDM Sumut}, H. Syarifuddin Siba, SH (Tokoh Masyarakat Sumut), Kolonel (Purn) Datuk H. Syaiful Azhar, SE., MAP., Para Puan-Puan Melayu Sumatera Utara, serta sejumlah tokoh Melayu lainnya dari berbagai oganisasi Melayu yang ada di Sumatera Utara, khususnya di kota Medan.
Masuk 110 Event Terbaik Nusantara
Dalam sambutannya Menteri Sandiaga mengapresiasi acara “Gelar Melayu Serumpun” ini dan menyatakan telah masuk ke dalam deretan 110 Kharisma Event Nusantara (KEN), bahkan sebanyak tiga kali berturut-turut (hattrick), juga menjadi salah satu event yang turut meramaikan kampanye Visit Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Year 2023-2025.
Mennyimak pernyataan Menparekraf tersebut, saya menilai bahwa adat dan budaya Melayu memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi pembangunan dunia pariwisata nasional, khususnya di Sumatera Utara. Sebab dunia pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi Indonesia.
Melalui acara Gelar Melayu Serumpun yang melibatkan beberapa negara sahabat dan delegasi dari berbagai daerah, sehungguhnya Budaya Melayu di Sumatera Utara ini telah menunjukkan potensi besar sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi rakyat.
Oleh sebab itu semua pihak, terutama masyarakat Melayu harus menyambut dengan antusias pagelaran ini dan Pemerintah maupun Pemerintah Daerah harus terus memberikan support dan fasilitas yang cukup agar pegaleran berikutnya dapat diselenggarakan lebih besar, lebih lama dan lebih meluas. Dengan demikian gebyar pariwisata mengangkat adat budaya Melayu yang berdampak kepada pembangunan ekonomi rakyat benar-benar dapat di rasakan manfaatnya, tidak saja bagi masyarakat Melayu, tetapi bagi seluruh lapisan masyarakat lainnya.
Penguatan Eksistensi Melayu di Kota Medan
Selain memberikan dampak pada kehidupan ekonomi masyarakat, momentum pagelaran Melayu Serumpun ini juga memberikan penguatan bagi eksistensi Melayu di Kota Medan. Masayarkat dunia semakin paham bahwa Medan adalah kota Melayu, seperti disampaikan Pj Gubernur Sumatera Utara dalam pidatonya yang menyatakan “Kita semua tentu meyakini, kebudayaan Melayu yang merupakan etnis asli kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara, memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri, utamanya karena kelembutan serta keluhurannya, mampu menjadi magnet bagi hadirnya wisatawan dalam dan luar negeri”.
Pidato Pj Gubsu ini menyiratkan tidak perlu ada lagi diskursus tentang etnis asli kota Medan, sudah jelas yakni etnis Melayu sebagai etnis asli kota Medan seperti yang dinyatakan oleh Pj. Gubsu. Bahkan Pj Gubsu menyatakan : “lebih Istimewa lagi, event ini diselengarakan di halaman Istana Maimun, Istana yang menjadi bagian penting dari sejarah kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara, bukan semata-mata sebagai simbol, ikon atau destinasi wisata, namun juga bagian penting dari sejarah tata kelola pemerintahan di Sumatera Utara”. Pernyataan ini menurut saya sebagai pengakuan absolut dari Pemerintah tentang eksistensi etnis Melayu di kota Medan yang seringkali muncul pernyataan seakan-akan etnis Melayu sama eksistensinya dengan etnis lain yang ada di kota Medan.
Pidato Gubsu, sudah jelas bahwa kedudukan etnis Melayu adalah etnis asli kota Medan, bukan etnis lainnya.
Bagi saya konsekuensi dari pernyataan Pj Gubsu itu, seluruh etnis yang ada di kota Medan hendaknya menghormati adat dan budaya Melayu serta nilai-nilai Kemelayuan yang melekat padanya yakni nilai nilai keislaman.
Dalam banyak literatur tentang Melayu disebutkan bahwa Melayu identik dengan Islam. Setiap yang beridentitas Melayu pastilah Islam.
Oleh karenanya di dalam adat istiadat Melayu penuh dengan nilai-nilai keislaman dan lingkungan hidupnyapun bernilai keislaman.
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung
Akhirnya menurut saya, jika kita menginginkan, ketentraman, ketenangan dan kemajuan kota Medan maka prinsip “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” haruslah betul betul di hormati dan dijunjung tinggi. Ikon-ikon Melayu yang ada di kota Medan harus dipertahankan, jangan justru dimusnahkan.
Kehidupan perekonomian masyarakat kota Medan, harus dapat dibangun seiring dengan nilai-nilai adat budaya Melayu yakni berbasiskan Islam. Masyarakat kota Medan harus dapat membangun sikap toleransi kepada etnis tempatan yakni etnis Melayu, jangan sampai etnis asli justru terkurung dalam lingkungan yang tidak menghormati nilai Kemelayuan dan Keislaman.
============================
*) Tokoh Masayarakat Melayu Sumatera Utara
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan
Dosen S2 & S3 FISIP USU
Kordinator Wiilayah I Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sumut
Ketua MPO MPW Pemuda Pancasila Sumut