DPP BKPRMI dan DMDI Kecam Keras Aksi Pembakaran Al Quran dan Penghinaan yang Dilakukan Politisi Swedia
3 min readMedan | intipos.com – Dewan Pimpinan Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dan DMDI mengecam keras aksi pembakaran Al Quran dan penghinaan serta pelecehan terhadap Umat Islam dunia yang dilakukan Politisi Sayap Kanan Garis Keras Swedia, Rasmus Paludan.
“Pembakaran kitab suci Umat Islam yakni Al Qu’ran oleh Rasmus Paludan sangat tidak mencerminkan sebagai seorang politisi yang bijak. Kelakuannya (Rasmus Paludan,red) juga termasuk tindakan yang tidak terpuji dan mencerminkan seorang politisi pengecut,” tegas Ketua Umum DPP BKPRMI Said Aldi Al Idrus kepada wartawan melalui keterangan persnya yang diterima Minggu (17/4/2022).
Hal ini dikatakan Said Aldi merespon aksi pembakaran Kitab Suci Al Qur’an yang dilakukan politisi sayap kanan garis keras Swedia, Rasmus Paludan, Sabtu (14/4/2022).
Said Aldi juga menegaskan, aksi pembakaran Al Qur’an yang dilakukan Rasmus itu adalah pelecehan terhadap agama dan argumentasi kebebasan berekspresi yang tidak terpuji dan tidak bertanggungjawab.
Tidak hanya itu, Said Aldi Al Idrus yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dunia Melayu Dunia Islam Indonesia (DMDI) ini, sangat menyayangkan sikap Perdana Menteri Swedia, Magdalena Anderson yang membela kelakuan pengecut dan tidak bertanggungjawab Rasmus Paludan tersebut.
“Meskipun pembelaan PM Swedia Magdalena dalihnya kebebasan berekspresi, tegas kita nyatakan bahwa perbuatan Rasmus tidak dapat dibenarkan. Bahkan termasuk dalam kebebasan berekspresi yang melampaui batas. Selain itu, kelakuan Rasmus juga berpotensi terjadinya kekerasan di Swedia yang dikenal sangat toleran,” cetusnya.
Masih kata Said Aldi, bahwa DPP BKPRMI dan DMDI juga mendukung pernyataan Pemerintah Republik Indonesia yang mengecam aksi bejat Rasmus tersebut.
Said Aldi juga mengajak masyarakat internasional agar menghormati Resolusi Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Combating Islamophobia.
“DPP BKPRMI dan DMDI juga mendorong dialog antar agama (interfaith dialogue) maupun Dialogue Among Civilizations untuk meningkatkan sikap saling penanganan, respect dan toleran,” tuturnya.
Said Aldi juga mengingatkan kepada para pemimpin dunia agar segera merespon dan memberikan peringatan serta hukuman terhadap Rasmus yang telah bersikap intoleran dan melecehkan umat Islam, termasuk penyerangan di Masjid Al Aqsa yang dilakukan Polisi Israel saat umat Islam Palestina sedang melakukan ibadah Sholat.
“Jangan ketika Rusia menginvasi Ukraina, negara-negara hebat di dunia ini seperti Amerika Serikat cs sangat cepat meresponya, bahkan memberikan sanksi. Namun ketika adanya aksi intoleran, pelecehan dan penghinaan yang dilakukan Politisi Swedia terhadap umat Islam, serta penyerangan masjid Al Aqsa yang dilakukan polisi Israel terhadap umat Islam yang sedang beribadah, Amerika Serikat cs diam dan tutup mata. Itu namanya tidak adil dan hanya perduli terhadap satu sisi saja. Jangan bicara soal kemanusiaan dan HAM kalau para pemimpin barat tidak memberikan hukuman kepada Rasmus dan Israel,” tandas Said Aldi.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras aksi intoleran tersebut yang seharusnya tidak terjadi di negara Swedia yang tingkat kesejahteraan negaranya dianggap telah tinggi.
Kemudian, pembakaran Al Qur’an tersebut juga termasuk pelecehan terhadap agama dan argumentasi kebebasan berekspresi adalah tindakan yang tidak bertanggungjawab, tidak terpuji, apalagi dilakukan oleh seorang politisi.
Tidak hanya itu, MUI juga mengimbau kepada dunia Islam agar menyerukan pelaku pembakaran Al Qur’an tersebut untuk diajukan ke pengadilan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada dunia Islam.