Dialog Penguatan Koordinasi Penurunan Stunting di Sumut, Wagub Musa Rajekshah Apresiasi BKKBN
2 min readMEDAN | Intipos.com – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menyampaikan kebahagiannya atas gelaran Dialog Penguatan Kelembagaan dan Koodinasi Antar Organisasi Perangkat Daerah dan Stakeholder dalam Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan oleh BKKBN dengan memilih Kota Medan sebagai tuan rumah.
Dialog Penguatan yang dilakukan secara langsung dan daring ini juga diisi dengan diskusi Tim Penggerak (TP) PKK serta apresiasi kepada pemenang lomba program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dalam Rangka Harganas 2022 di Hotel Santika, Medan, Rabu (6/7).
Hadir dalam acara Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Deputi 3 Kemenko PMK Agus Suprapto, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemda IV Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Zanariah, Gubernur Riau Syamsuar, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah, Walikota Medan Bobby Afif Nasution dan seluruh kepala daerah dan opd terkait se-Sumut.
Dalam kesempatan itu, Ijeck sapaan akrab Musa Rajekshah menyampaikan kegiatan ini diharap mampu meningkatkan kerja sama antar seluruh pemerintah dalam menekan angka stunting khususnya di Sumut yang saat ini prevalensinya masih menyentuh angka 25,7% sebagai upaya menyiapkan SDM dalam pembangunan Indonesia yang lebih baik.
“Mudah-mudahan acara ini bisa meningkatkan koordinasi, kerja sama kita semua dalam penurunan angka stunting. Stunting ini kalau tidak kita tekan akan menjadi mata rantai yang akan mengganggu pembangunan. Sejak dini kita harus siapkan generasi, sumber daya manusia yang lebih baik,” ujar Ijeck.
Ijeck juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala BKKBN yang telah berkunjung ke beberapa daerah di Sumut, di antaranya Nias untuk melakukan sosialisasi penurunan angka stunting kepada Kepala Daerah dan jajaran.
Sementara itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, maka percepatan penurunan stunting harus menjadi perhatian utama oleh seluruh pemangku kepentingan. “Stunting menjadi ancaman kualitas generasi muda kita dan juga kualitas bangsa kita ke depan sehingga stunting harus kita turunkan secara bersama-sama,” katanya.
Mencapai bonus demografi ini, tambah Hasto, Indonesia dihadapkan masalah generasi yang jumlahnya cukup besar. “Izin saya sampaikan bahwa generasi muda saat ini mengalami stunting 24,4 %, kemudian 9,8 % mengalami mental emotional disorder, 5 % Napza, 1 % autisme, dan 3 % penyandang difabel. Generasi kita yang kurang optimal itu hampir 40 % lebih, dan yang terbesar adalah stunting,” ujarnya.
Hasto menambahkan, di tahun 2035 mendatang populasi orang tua (aging population) cukup besar dengan pendidikan sebesar 80% tidak lulus SMP. “Pendidikannya 80% tidak lulus SMP sehingga tidak produktif oleh karena itu ketika generasi mudanya tidak produktif maka window opportunity atau bonus demografi akan tertutup di tahun 2035 dan kita kemudian belum sempat sejahtera oleh karena itu inilah pentingnya investasi menyiapkan SDM terbaik di masa depan,” ujarnya.
Hasto dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada BKKBN dalam rangka penyelenggaraan Harganas ke-29 di Kota Medan. (RR)