Desa Jagoi Babang Bengkayang, Kampung Wisata Hijau Berkelas Dunia
3 min readBengkayang | Intipos.com — Desa Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, telah menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil masuk ke dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Dikenal akan kekayaan budaya Dayak Jagoi serta keindahan alamnya yang luar biasa, desa ini dipuji karena keberhasilannya memadukan pelestarian tradisi lokal dan pariwisata berkelanjutan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan visitasi ke Desa Wisata Jagoi Babang sebagai bagian dari proses penilaian ADWI 2024 di PLBN Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kamis (5/9/2024). Visitasi tersebut dipimpin oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II, Cecep Rukendi, yang mengapresiasi komitmen masyarakat desa dalam mengembangkan pariwisata hijau berbasis budaya.
“Jagoi Babang memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan kekayaan budaya lokal yang tetap lestari serta kelestarian lingkungan yang dijaga dengan baik,” ujarnya.
Salah satu atraksi utama Desa Jagoi Babang adalah Kampung Budaya Bung Kapuak, pusat pelestarian budaya Dayak Jagoi. Di sini, wisatawan bisa menikmati berbagai aktivitas budaya, mulai dari seni ukir, pembuatan kerajinan tangan, hingga mengikuti upacara adat yang masih rutin dilakukan, seperti ritual panen dan kegiatan adat lainnya.
Program Gelar Budaya Dayak Jagoi, yang ditampilkan selama visitasi, menambah daya tarik desa ini. Salah satu tarian khas yang ditampilkan adalah Tarian Gantar, tarian tradisional yang melambangkan panen dan kesuburan. Tarian ini dipadukan dengan musik khas Dayak menggunakan alat musik seperti sape’ dan gendang.
Selain kekayaan budaya, Desa Jagoi Babang juga menawarkan keindahan alam yang mempesona. Hutan-hutan hijau dan pemandangan perbukitan yang mengelilingi desa ini menjadikannya ideal untuk kegiatan ekowisata.
Salah satu kegiatan populer adalah trekking ke Bukit Jagoi, di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan dari ketinggian. Bukit ini tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya bagi masyarakat setempat.
Pengalaman unik lainnya yang ditawarkan adalah tur edukasi ke kebun kopi lokal. Masyarakat Jagoi Babang telah lama mengembangkan kopi secara organik dengan cara tradisional. Wisatawan bisa belajar tentang proses penanaman, perawatan, hingga pengolahan kopi, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal melalui pembelian produk kopi asli desa ini.
Program pariwisata di Jagoi Babang sangat selaras dengan konsep pariwisata hijau yang dicanangkan Kemenparekraf. Desa ini aktif melibatkan komunitas lokal dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, termasuk reboisasi, konservasi hutan, dan pengelolaan sampah yang berbasis komunitas. Upaya ini telah menjadikan Jagoi Babang sebagai contoh desa wisata yang tidak hanya fokus pada pengembangan pariwisata tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem dan lingkungan.
Melalui ADWI 2024, Desa Wisata Jagoi Babang berharap dapat semakin dikenal luas sebagai destinasi ekowisata dan budaya yang unik. Dukungan dari pemerintah daerah dan Kemenparekraf diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan wisata dan mendorong pengembangan infrastruktur pariwisata yang lebih baik.
Dengan prestasi yang diraih ini, Desa Jagoi Babang diharapkan mampu menjadi model desa wisata hijau yang terus menjaga warisan budayanya, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian lingkungan dan ekonomi lokal.
Desa Jagoi Babang kini berdiri sebagai simbol keberhasilan pengembangan pariwisata berbasis budaya dan ekologi, yang tidak hanya mempromosikan keindahan alam tetapi juga menghargai kelestarian warisan budaya Dayak Jagoi yang begitu kental.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara berharap, desa wisata Jagoi Babang dapat semakin dikenal dan dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan pihaknya berkomitmen mengembangkan desa wisata ini menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan membanggakan. (01)