Demonstran Tuding Oknum Pejabat di Lingkungan Pemko Siantar ‘Brengsek’
3 min readPematangsiantar | Intipos.com – Muak dengan sikap arogansi oknum – oknum pejabat di lingkungan pemko siantar yang terkesan tidak memiliki rasa tanggungjawab sebagai abdi negara, Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Siantar (Kampas) gelar demonstrasi jilid III di Kantor Wali Kota Pematangsiantar, Rabu (31/5/2023) sekitar Jam 10.00 WIB.
Implementasi demonstrasi dilakukan karena Kampas menilai kepemimpinan dr Susanti Dewayani SpA selaku Walikota Siantar masih sarat permasalahan yang bermuara pada ketidak optimalannya pelayanan publik khususnya pembangunan kesejahteraan di tengah masyarakat.
“Itu, orang – orang disekeliling walikota itu brengsek semua itu. Copot juga oknum dewan pengawas perumda tirta uli yang bersikap arogan dan angkuh yang suka intervensi mahasiswa dan tidak pernah menghargai pegawai bahkan bertindak suka-sukanya di kantor itu,” teriak kesal Koordinator aksi, Gading S penuh emosi.
Menurutnya, persoalan yang timbul belakangan ini akibat kegagalan Walikota Susanti Dewayani dalam memanajemen perangkat aparaturnya dan mengutamakan pencitraan. bahkan selama memimpin kota sapangambei manoktok hitei ini Susanti berjalan sendiri tanpa menuai dukungan positif di masyarakat.
Walikota juga gagal memberikan terobosan dan gebrakan yang dapat memicu optimalisasi fungsi-fungsi perangkat daerah sehingga ia terjebak dalam hegemoni protokoler yang membuatnya seolah hanya berfungsi memberikan sambutan di acara-acara penting saja, tanpa adanya daya-upaya yang memunculkan dan mendorong sebuah gagasan untuk menjawab permasalahan di kota kecil ini.
“Kita dapat melihat secara seksama, bagaimana ia diam saat melihat nasib PD PAUS yang terus merugi dan PD PHJ yang tak pernah sehat (setahun laba bersihnya hanya 1 jutaaan!), ia juga diam saat melihat maraknya gelandangan pengemis di persimpangan jalan yang banyak membawa anak kecil bahkan datang ke pusat-pusat keramaian tempat dimana banyak pejabat kota nongkrong,” ujarnya.
“Kemudian, ia diam saat masyarakat menjerit karena naiknya NJOP, ia diam saat banyaknya odong-odong yang memainkan musik dewasa bagi anak-anak, ia diam saat semrawutnya lapangan merdeka dan tempat fasilitas umum lain yang dikuasai pedagang liar, ia diam saat tertundanya LKPJ dan Ranperda RTRW yang membuat kota ini menjadi semrawut pembangunan, ia diam saat program LISA tidak disambut baik masyarakat, bahkan ia (diduga sengaja) diam saat menjadi penguasa tunggal tanpa disondingkan teman/wakil walikota,” sambungnya.
Selain itu, persoalan dugaan pemalsuan dokumen negara oleh Pemko Siantar dalam kasus semrawut mutasi ASN Pemko yang sudah kami laporkan ke Polres Siantar juga menjadi bukti betapa walikota terkesan ingin gonta-ganti kabinet tanpa aturan.
“Untuk itu pada kesempatan ini dan ketiga kalinya kami turun kejalan sebagai bentuk perlawanan kami akan diamnya Walikota padahal sudah menghabiskan uang rakyat hingga miliaran selama memimpin. Aksi ini kami lakukan sebagai sinyal dukungan kepada MA agar segera memutuskan peradilan pemakzulan walikota siantar secara adil dan memperhatikan kondisi kota siantar yang kacau selama kepemimpinan walikota Susanti,” tegasnya bernada lantang.
Adapun tuntutan aksi sebagai berikut :
- Segera tuntaskan Revisi Ranperda RTRW,
- Jangan bohongi rakyat soal KW,
- Copot Oknum Dewas PDAM nakal,
- Usut tuntas dugaan pemotongan tunjangan PNS dilingkungan Pemko,
- Polres Siantar jangan bermain api terhadap laporan kami soal dugaan pemalsuan dokumen negara oleh Walikota dkk,
- Bubarkan PD PAUS dan PD PHJ,
- Hentikan pungutan-pungutan liar bagi pedagang di trotoar,
- Stop menjadi Walikota konten, siantar butuh gebrakan,
- Stop pecah-belah mahasiswa dengan tangan-tangan sekeliling yang nakal,
- Stop “terminal liar” dan kesemrawutan di kota siantar.
Demonstrasi tersebut berjalan dengan penjagaan dari pihak polisi saja, karena walikota siantar sedang tidak ada ditempat.(Arv)