2 Februari 2025

Media Berita Online Lugas – Tegas – Terpercaya

Bu Oma, Sosok di Balik Keabadian Nama Besar Prof. H. Hasnil Basri Siregar, S.H

3 min read
Bu Oma

Bu Oma

 

Medan | Intipos.com – Waktu boleh berlalu, tetapi nama besar seseorang tidak akan pudar jika diwarisi dengan kebaikan yang terus dijaga. Itulah yang dilakukan Bu Oma, yang nama aslinya Hj. Rr. Sukmadiah, sosok penuh ketulusan yang terus menghidupkan warisan intelektual, sosial, dan organisasi dari almarhum suaminya, Prof. H. Hasnil Basri Siregar, S.H.

 

Sebagai seorang akademisi dan tokoh yang berperan penting di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH USU) Medan serta dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Prof. Hasnil Basri dikenal sebagai pribadi yang berintegritas dan peduli terhadap kemajuan pendidikan serta pengembangan kepemimpinan muda.

 

Namun, kepergiannya yang sudah relatif lama tidak membuat namanya tenggelam dalam kenangan semata. Bu Oma, dengan penuh dedikasi, melanjutkan banyak kebiasaan dan aktivitas yang dulu dilakukan sang suami.

 

“Prof. Hasnil selalu menanamkan nilai-nilai keilmuan, kepedulian sosial, dan pengabdian. Saya merasa bertanggung jawab untuk terus meneruskan semangat itu,” ujar Bu Oma, yang kini juga aktif sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Ummi Muslimah (Fahmi Ummi) Sumatera Utara, dalam suatu kesempatan.

 

Bu Oma tidak hanya aktif menghadiri dan mendukung kegiatan akademik di FH USU, tetapi juga terus menjaga hubungan erat dengan para alumni HMI yang pernah merasakan bimbingan Prof. Hasnil. Dalam berbagai kesempatan, namanya selalu disebut, dikenang, dan dihormati sebagai sosok yang memberikan banyak inspirasi.

Baca Juga  Tuani Lumban Tobing Bangga Effendy Pohan Ditetapkan sebagai Pj Sekdaprov Sumut: Kebijakan Tepat dan Strategis

 

Jadi, wajar jika nama Prof. Hasnil Basri Siregar, mantan Dekan Fakultas Hukum USU periode 2000–2005, tetap dikenang hingga kini. Bukan hanya di kalangan alumni, tetapi juga di antara mahasiswa FH USU yang masih mengenal jejak intelektual dan pengabdiannya.

 

Bahkan setelah beliau wafat, penghormatan terhadap dedikasi dan kontribusinya tak pernah pudar. Pada tahun 2013, FH USU menganugerahkan penghargaan dan pin emas kepada almarhum Prof. Hasnil Basri, bersama 11 mantan dekan lainnya yang dianggap sebagai “pahlawan” Fakultas Hukum USU—sosok-sosok yang telah membawa fakultas ini maju hingga seperti sekarang.

 

Namun, kebesaran nama Prof. Hasnil Basri tidak hanya bertahan karena penghargaan atau pin emas itu. Warisannya terus hidup, salah satunya berkat peran Bu Oma, Hj. Rr. Sukmadiah, yang dengan penuh ketulusan terus membudayakan kebiasaan almarhum suaminya. Baik di lingkungan akademis, kegiatan sosial, maupun dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan alumni HMI, jejak langkah Prof. Hasnil tetap terasa.

 

Keteladanan ini tampak jelas dalam berbagai kegiatan. Salah satu contohnya, Safari Ramadan Korps Alumni HMI (KAHMI) Sumut yang bukan sekali dua kali diawali di kediaman keluarga almarhum Prof. Hasnil Basri Siregar. Bu Oma, yang juga alumni HMI, dengan penuh kehangatan menerima para tamu, didampingi anak dan menantunya. Salah satu di antaranya adalah Ir. H. Muhammad Armand Effendy Pohan, M.Si., yang kini menjabat sebagai Pj Sekdaprov Sumut, serta pernah menjadi Wakil Bupati Tapanuli Tengah dan Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Sumut.

Baca Juga  Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Dusun Kampung I, Polsek Padang Tualang Hadirkan 12 Adegan

 

*Bukti Cinta*

 

Bukan sekadar mengenang, Bu Oma telah menjadikan warisan nilai dan perjuangan Prof. Hasnil tetap hidup. Di setiap langkahnya, beliau membuktikan bahwa nama besar tidak hanya dikenang dalam sejarah, tetapi juga terus bergema dalam aksi nyata.

 

Tak jarang, dalam forum-forum akademik maupun kegiatan sosial, alumni dan kolega mengenang Prof. Hasnil dengan penuh hormat. “Kami merasa Prof. Hasnil masih ada di tengah-tengah kita, karena Bu Oma terus hadir dan melanjutkan apa yang dulu beliau lakukan,” ujar seorang alumni FH USU yang pernah dibimbing langsung oleh Prof. Hasnil.

 

Lebih dari sekadar mengenang, Bu Oma telah menjadikan warisan nilai dan perjuangan suaminya tetap hidup. Kesetiaan dalam pengabdian inilah yang membuat nama Prof. Hasnil Basri tak sekadar menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga terus hidup dalam hati sivitas akademika FH USU, alumni HMI, dan banyak orang yang pernah merasakan perjuangannya.

 

Warisan sejati bukan hanya tentang nama, tetapi tentang nilai yang terus diperjuangkan. Dan Bu Oma adalah sosok di balik keabadian nama besar Prof. Hasnil Basri. Ini bukti betapa besarnya cintanya kepada suaminya. *(zulfikar tanjung – bersertifikat wartawan utama dewan pers)*