Bio Farma Digandeng CEPI, Bersiap Hadapi Pandemi di Masa Mendatang
3 min readJakarta | intipos.com – BUMN Farmasi Bio Farma, mengadakan pertemuan bersama para pemimpin Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), pada tanggal 15 September 2022 di Jakarta.
CEPI merupakan kemitraan global inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan masyarakat sipil, untuk mengembangkan vaksin sebagai persiapan menghadapi pandemi dan epidemi .
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam sambutannya yang disampaikan oleh Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengujian Adriansjah Azhari pada pertemuan dengan CEPI mengatakan, kehadiran CEPI di Bio Farma adalah untuk memberikan gambaran tentang hal apa saja yang harus dipersiapkan dan bagaimana mengatasinya pada saat terjadi pandemi.
“Sejak terjadinya pandemi Covid-19 kita semua belajar bahwa kesiapan atas kapasitas produksi dan ketersediaan vaksin menjadi hal yang sangat penting, untuk mengakhiri pandemi Covid-19”, ujar Honesti.
Kerjasama Bio Farma dan CEPI bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan, respons dan keberlanjutan kapasitas Bio Farma untuk menghadapi pandemi dan endemi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang di Indonesia dan ASEAN.
“Kegiatan ini untuk mempersiapkan Indonesia, untuk mengetahui arah dan rencana kerja CEPI di wilayah Asia Tenggara, Western Pacific Region, untuk Mengeksplor potensial kolaborasi Bio Farma dengan CEPI untuk penanganan wabah pandemi di Indonesia”, ungkap Honesti
Honesti menambahkan, kolaborasi Bio Farma dengan CEPI menjadi sangat penting bukan hanya untuk kepentingan dari sisi industri saja, tapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara.
Bio Farma, lanjut Honesti, sebagai perpanjangan tangan Indonesia dalam bidang kesehatan siap mencoba untuk mengimplementasikan program 100 days mission dari CEPI.
Program ini dinilai akan sangat berguna untuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara dalam rangka penguatan ketahanan nasional di bidang Kesehatan, selain itu, penjajakan kerjasama lainnya, untuk melihat ketertarikan Bio Farma untuk ikut berkolaborasi dalam pengembangan teknologi vaksin berbasis mRNA.
“Dengan kolaborasi antara Bio Farma dengan CEPI, Indonesia minimal sudah memiliki jembatan manakala terjadi pandemi dan kita belum dapat menemukan dan mengembangkan negara mana yang dapat paling cepat untuk menemukan vaksin” tandasnya.
Di tempat yang sama, Executive Director Research and Development CEPI, Melanie Saville mengatakan, Bio Farma yang selama hampir 25 tahun konsisten mensuplai vaksin untuk kebutuhan dunia, mendapatkan apresiasi dari CEPI.
“Bio Farma sebagai salah satu key partner bagi CEPI di dunia dimasa yang akan datang untuk menjadi mitra manufakturing bersama CEPI“, ungkapnya
Dalam pertemuan tersebut, kehadiran CEPI diwakili CEO CEPI Richard J Hatchett, Board Chair CEPI, Executive Director Research and Development CEPI Melanie Saville, Anand Ekambaram Executive Director Manufacturing, Matthew Downham Director Manufacturing & Supply Chain Networks, Board of Chief Jane Halton.
Sementara dari jajaran BoE Bio Farma hadir Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati, Direktur Operasi Bio Farma Rahman Roestan, SEVP Penelitian dan Pengujian Adriansjah Azhari, dan beberapa expert team Bio Farma serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI.
Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, memiliki tugas dari pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan vaksin untuk kebutuhan vaksinasi nasional.
Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, produk Bio Farma juga sudah mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara, dimana 53 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan 49 negara Afrika, dengan kapasitas 3.2 miliar dosis per tahun.
Bio Farma merupakan produsen manufaktur vaksin di dunia yang pertama kali mendapatkan sertifikat Emergency Use of Listing ( EUL) dari WHO, dimana sertifikat tersebut, menjadi dasar WHO untuk menjalankan EUL selanjutnya termasuk untuk vaksin Covid-19
Track record Bio Farma yang sudah memiliki produk dengan standar internasional terus berlanjut dengan didapatkannya Emergency Use of Listing (EUL) untuk produk vaksin Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2). nOPV2 ini merupakan jenis vaksin yang digunakan pada saat suatu negara mengalami outbreak kembali polio. (01)