Aktifitas Pemotongan Hewan RPH Lambaro di Saat Meugang Meningkat
3 min readKOTA JANTHO | INTIPOS.COM – Aktivitas pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) Lambaro disaat meugang mengalami peningkatan, biasanya, dihari biasa RPH Lambaro memotong 5 ekor ternak, namun di saat meugang RPH menyembelih 20 hingga 22 ekor ternak.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, SP, MSi, melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh Besar, Firdaus, SP, mengatakan, Aceh Besar memastikan peredaran daging sapi dan kerbau di pasar hewan dalam sehat atau terbebas dari berbagai penyakit.
“Sebelum disembelih, ternak sapi,dan kerbau itu diperiksa kesehatannya oleh petugas guna menjamin dagingnya tetap sehat dan halal dikonsumsi,” kata Firdaus, Senin (13/3/2023).
Ia menjelaskan, kehadiran RPH Lambaro telah membantu pedagang dalam menyediakan daging sehat dan halal.
“Artinya, daging sapi atau kerbau yang beredar di pasar Lambaro sudah dapat dipastikan halal dan dijamin kesehatannya karena cara penyembelihannya memenuhi syarat,” kata dia menjelaskan.
baca juga : Peserta Musrenbang RKPD Aceh Besar 2024 Mulai Berdatangan ke Gedung SKB Jantho
Firdaus mengatakan, pihaknya terus membangun kepercayaan pedagang atau peternak agar tetap menyembelih sapi dan kerbau di RPH Lambaro.
“RPH Lambaro adalah kebanggaan kita, karena memanuhi standar RPH modern serta daging yang dikeluarkan terjamin halal dan segi kesehatannya,” kata Firdaus.
Ia mengatakan, petugas dari Dinas Pertanian Aceh Besar atau Tim Kesehatan Hewan melakukan pemeriksaan pada hewan yang akan masuk ke dalam pasar hewan yang ada di Aceh Besar. Pengecekan suhu dan kondisi fisik dari hewan ternak sebagai langkah untuk mengecek kesehatan setiap hewan ternak yang masuk ke pasar hewan. Pengecekan bertujuan untuk memastikan hewan ternak dalam kondisi sehat tidak terpapar Penyakit PMK.
“Dapat dipastikan untuk hewan yang masuk ke pasar hewan di Aceh Besar dalam kondisi sehat dan bebas akan virus PMK. Untuk transaksi jual beli sendiri memang belum menunjukkan peningkatan kemungkinan akan meningkat saat menjelang meugang nanti,” ungkap Firdaus.
Menurutnya stabilitas harga juga ditopang oleh kondisi kesehatan hewan, karena jika banyak hewan yang sakit, maka ketersediaan stok daging akan turut menurun. Oleh karena itu, upaya penyemprotan kandang menjadi penting sebagai langkah pencegahan.
“Kita sudah lakukan penyemprotan ke kandang-kandang ternak milik warga, serta pastikan kondisi kesehatan ternak mereka. Jika ada ternak yang sakit segera ditangani, agar ketersediaan stok daging jelang meugang tercukupi,” ucapnya.
Ia menjelaskan, terkait dengan harga daging per kilo saat meugang nanti, pihaknya masih mencatat bahwa harga daging berkisar 160.000 rupiah sampai 170 rupiah.
“Harga relatif aman, tidak ada kenaikan yang signifikan untuk daging sapi dan kerbau,” kata Firdaus.
baca juga : Pj Bupati Aceh Besar Hadiri Tasyakur dan Wisuda 84 Murid TK Ibnu Katsir
Ia juga meminta agar masyarakat tidak takut membeli daging saat meugang nanti, karena pihaknya telah menyiapkan petugas kesehatan hewan disetiap pasar hewan yang ada di Aceh Besar, hal tersebut sebagai upaya pencegahan dari hewan yang terpapar penyakit masuk kedalam pasaran.
“Hewan ternak yang diperdagangkan insya Allah sudah aman dari wabah PMK, dan masyarakat tak perlu khawatir lagi membeli daging meugang, karena baik sapi maupun kerbau disembelih dan diperdagangkan insya Allah sudah menjalani screaning kesehatan, jadi, bisa dipastikan dagingnya layak dikonsumsi,” tegasnya.
Firdaus menuturkan, dengan jumlah ternak yang ada saat ini, pihaknya merasa stok hewan ternak untuk meugang aman dan tidak perlu mendatangkan sapi dari luar Aceh, saat ini justru masalahnya ada di daya beli masyarakat, oleh karena itu, pihaknya menghimbau masyarakat tak perlu khawatir dengan PMK atau wabah lainnya.“Kalau stok insya Allah cukup untuk meugang nanti, dan mudah-mudahan daya beli masyarakat meningkat,” pungkasnya. (RED)