Akibat Hujan Dengan Intensitas Tinggi, Beberapa Wilayah Di Pacitan Mengalami Bencana
2 min readINTIPOS | PACITAN – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur beberapa wilayah di Kabupaten Pacitan berakibat banyak sungai yang mengalami banjir, khususnya Kecamatan di Kebonagung, hal tersebut menyebabkan sejumlah daerah mengalami bencana alam pada Minggu (15/11/2020).
Setidaknya ada enam desa yang terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor, Di antaranya terjadi di Desa Gembuk, Karena hujan deras mengakibatkan tanah longsor, serta satu rumah warga rusak berat serta puluhan Kepala Keluarga mengungsi ke Balai Desa setempat. Sedangkan akses jalan dari Desa Gembuk ke Desa Ketro tertutup matrial longsor
Selain itu, banjir juga melanda wilayah Desa Kebonagung, yang menggenangi Puskesmas, rumah warga dan persawahan. Sedangkan di Desa Banjarjo satu buah jembatan penghubung Desa Setempak ke Desa Punjung hanyut terbawa derasnya air.
baca juga : Personel Batalyon C Pelopor Bantu Damkar Bone Padamkan Api Yang Hanguskan Rumah Warga
Sementara masih di Kecamatan yang sama di wilayah Desa Karangnongko, ada tanah longsor yang menutup akses jalan Karangnongko – Purwoasri kemudian di Desa Sidomulyo, Kebonagung, tanah longsor menutup menutup akses jalan di Dusun Jambu serta satu rumah terkena dampak tanah longsor. Untuk di wilayah Desa Purwoasri, banjir juga mengenangi sejumlah rumah warga akibat luapan air sungai.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan bencana alamitu salah satunya dikarenakan akibat pendangkalan sungai yang terjadi di beberapa aliran yang ada.
“Sehingga melimpahnya air hujan yang masuk ke sungai meluber ke jalan raya, luapan air akibat pendangkalan sungai terjadi di jalan Tulakan-Ngadirojo via Kebonagung,”ujarnya kepada pewarta, Senin (16/11/2020)
Lebih lanjut Didik menghimbau kepada seluruh warga, untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencana alam di Pacitan.
baca juga : https://siberindo.co/16/11/2020/raja-ampat-akan-gelar-festival-bahari-secara-virtual/
“Kita himbau kepada masyarakat agar kewaspadaan nya ditingkatkan. Kita apresiasi peran masyarakat di lapangan yang sudah sangat merespon dan sudah tanggap dengan apa yang terjadi,”tandasnya.
Peristiwa meluapnya sungai itu terjadi di Sungai Jelok (Orde 2) dan Sungai Banjarjo, Sungai Gunungcilik, Sungai Jambon dan Sungai Sampang (Orde 3) dimana ke-5 sungai itu merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Grindulu.
Selain curah hujan yang tinggi di hulu sungai Grindulu, penyebab banjir itu juga diduga karena adanya luapan melampaui tanggul dan parapet sungai jelok di Desa Sukoharjo, Desa kayen, dan Desa Purwoasri, sehingga kapasitas sungai tidak mampu menampung debit banjir.(tyo)