Regu Penolong Berjibaku Selamatkan Korban Reruntuhan RS Mitra Manakarra
2 min readINTIPOS | MAMUJU – Regu penolong di Mamuju, Sulawesi Barat berjibaku untuk menyelamatkan korban, di reruntuhan RS Mitra Manakarra yang ambruk akibat gempa.
Setidaknya, ada delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah.
Dilaporkan delapan orang tewas di Mamuju, tiga di Majene, puluhan cedera, ratusan lainnya mengungsi. Kantor Gubernur Sulbar ambruk.
Gedung RS Mitra Manakarra Mamuju roboh akibat guncangan gempa bumi dengan Magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita.
Gempa juga mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat. Selain menghancurkan sejumlah bangunan, gema menyebabkan jalan trans Sulawesi terputus.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan (magnitudo) 6,2 Skala Richter.
Pusat gempa terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT,
tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan rilis resmi dari BMKG, jenis gempa ini dangkal ini akibat aktivitas sesar (patahan struktur bumi) lokal.
Mengutip Antara, gempa tersebut dirasakan hingga Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Sejumlah bangunan bertingkat dilaporkan rusak akibat gempa hari ini.
“Kami semua sudah berlari ke gunung karena bangunan berlantai tiga di lingkungan kami telah ambruk. Masyarakat takut tsunami,” kata Yahya, salah seorang warga di lingkungan Kasiwa, daerah padat penduduk Kota Mamuju.
Sejauh ini gempa yang terjadi disebutkan telah merusak sejumlah bangunan, termasuk gedung rumah sakit Mamuju.
“Banyak warga lari berhamburan ke luar rumah karena terkejut oleh guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Antara melaporkan, gempa itu menyebabkan tebing longsor di Majene. Sedang di Mamuju, kepanikan sempat melanda pasien rawat inap di RS Manakkarra dan RSUD Regional Sulawesi Barat.
Mereka dan keluarganya berhamburan ke luar dan hingga petang masih menolak kembali ke dalam karena trauma.
“Rumah sakit meminta agar didirikan tenda sementara untuk merawat pasien dari lantai dua dan lantai tiga. Gempa itu membuat pasien panik sehingga mereka berhamburan menyelamatkan diri,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Mamuju Ali Rachman.